Kalau Mau Masak Air, Apakah Airnya Perlu Dicuci Dulu?

masak-air
1) Masak aer biar mateng

Assalamualaikum… 

Demi menghemat pengeluaran, terutama dalam hal makanan, ada baiknya memang kita belajar memasak. Ya, nggak perlu memasak sampai benar-benar jago atau memasak menu yang mewah, cukup makanan yang kita selera memakannya sampai kenyang. Ikan goreng, tahu, tempe, telur, sayur kangkung, sop, tumisan, semacam itu saja. Kalo bosan, baru mulai melirik mi instan lagi.

Mungkin merasa sudah lama terkungkung, orang-orang yang selama ini di rumah saja mulai mempertanyakan dan melakukan hal yang aneh-aneh. Cara mengecat es batu, nanyain nasib bakteri yakult yang dicampur soju, ngitungin jumlah beras sekarung atau memanaskan air dengan cara dikatain

Sampai yang lagi belajar masak pun, ikutan menanyakan hal yang biasanya dia nggak peduli juga. Kalo mau memasak air, airnya perlu dicuci dulu nggak? Tanggapan paling default saat mendapatkan pertanyaan ini adalah dengan tertawa. Atau bisa juga pura-pura marah seperti abang-abang tiktok, @jendamclover, yang malah menambah kelucuan pertanyaan tersebut. 

Kalo menjawab iya dan tidak, malah makin membingungkan nantinya. Iya, perlu, tapi di dalam resep memasak nggak pernah ada rukun mencuci airnya. Misal dijawab tidak, nantinya akan ditekan dengan opini yang mengikutinya. Kalo nggak dicuci, nanti airnya nggak bersih, dong? Biar cleared, kita bahas saja masalah mencuci hal-hal yang begini. 

Mencuci umumnya pakai air, kalo mencuci air? 

Kita dibuat bingung menjawab pertanyaan tersebut, sebab airnya itu sendiri memang digunakan untuk mencuci. Lah, kalo mencuci air, mau pakai apa? Masa airnya disabunin? Air disabunin, mah, bukan mencuci namanya, tapi mencomblangin ama minyak. 

Iya, air dan minyak bisa dicomblangin. Walo banyak orang bilang air dan minyak tidak bisa disatukan, nyatanya, banyak cara agar mereka bisa menyatu. Air adalah senyawa polar yang larut dalam senyawa polar lainnya. Sedangkan minyak adalah senyawa non-polar, larutnya juga di senyawa non-polar. Karena beda senyawa, makanya minyak—dikatakan—tidak bisa menyatu dengan air. 
air-dan-minyak-bisa-menyatu
2) Air dan minyak, bisakah menyatu?

Namun, selalu ada jalan bagi siapa-siapa yang mau bersama meski terlahir sangat berbeda. Begitu pun bagi minyak dan air. Mereka diberi jalan menyatu selama ada yang menjadi emulsifier. Yaitu, zat perantara yang bisa membuat air dan minyak membentuk emulsi (koloid). 

Air akan bisa menyatu dengan minyak jika ditambahi sabun, sunlight misalnya. Silakan dicoba di rumah. Hal ini terjadi karna sabun memiliki kutub polar dan non-polar. Kutub polar sabun akan mengikat air, dan kutub non-polarnya akan mengikat minyak, sehingga terbentuk koloid atau larutan yang lebih kental. Pakai telur juga bisa, sih, kalo mau terasa spesial. 

Beruntung banget, ya, ini pihak ketiga hubungannya air dan minyak bisa mendukung penuh. Nggak kayak hubungan manusia. Pihak ketiganya malah misahin. Kalo air bisa dicomblangin, yang notabene lebih nyeleneh, mestinya mencuci air juga bisa dilakukan, dong? 

Proses mencuci itu tergantung objeknya 

Maksudnya, karena nama kegiatannya “mencuci”, bukan berarti dalam prosesnya selalu menggunakan campuran air dan sabun. Nggak begitu. Kita harus melihat kata lain yang mengikutinya. Kalo mencuci baju, piring, gelas, tentu caranya dengan menggunakan air dan sabun. 

Namun, kalo mencuci darah, masa iya pakai air dan sabun? Kalo cuma pake air dan sabun colek, nggak perlu nyiapin uang jutaan buat cuci darah di rumah sakit. Tidak hanya darah yang pencuciannya nggak melibatkan air dan sabun. Ada beberapa hal lainnya juga yang jika kita mau mencucinya, nggak perlu beli sabun dulu. 

Mencuci tujuannya untuk menjernihkan, memperjelas, membuat bersih, atau menghilangkan zat yang membuatnya kotor. Karena penyebab kotornya berbeda-beda, cara mencucinya tentu akan berbeda. 

Mencuci foto, klise analog. Air masih terlibat, tapi sudah dalam bentuk larutan khusus. Proses mencucinya juga tidak sama dengan mencuci piring yang disiram dan disikat/digosok. Melainkan perlu ruangan dengan pencahayaan minim, suhu ruang tertentu, dan berbagai perlakuan khusus lainnya (developing, agitasi, resting, stop bath, fixer, wetting). 

Mencuci mata. Pernah, kan, ini kita lakukan? Apa kita main tuangin air sabun begitu saja ke mata? Tentu tidak. Kita mencucinya dengan cara melihat keindahan alam, melihat produk-produk yang membuat kita takjub ingin beli, atau sekadar duduk di pos ronda melihat gadis SMA pulang sekolah naik motor. Mumpung di depan pos rondanya ada polisi tidur. 

Mencuci otak. Akhir tahun kemarin sempat heboh praktik ini. Dokternya memasukkan cairan heparin ke pembuluh darah yang terlihat di area kepala (Digital Substraction Angiography). Kepalanya nggak dibongkar, dan otaknya disabunin. Cara mencuci tidak selalu seperti bayangan kita yang menggunakan air dan sabun. 
mencuci-otak-manusia
3) Dicuci otak

Bahkan, cara mencuci otak untuk tujuan tidak baik berbeda lagi. Meski namanya sama-sama “cuci otak”. Korbannya diberi sugesti, tontonan, serta kalimat-kalimat perintah yang bisa mengubah persepsi dan cara pandang. 

Atau diberi ucapan “aku akan tanggung jawab, kok”, dilakukan berulang, terus ujungnya berkata, “Kalo kamu nggak mau nurut, kita putus, dan akan kusebar”. 

Orang yang tadinya santun, ramah, ketika sudah dicuci otak, bisa berubah jadi brutal dan kejam. Teman yang tadinya bisa tertawa riang bahagia dan tulus dalam menyayangi, setelah dicuci otak, dia jadi sering menangis. Sering ketakutan dan malah rela kalau yang mencuci otak punya pasangan lain. Asalkan dia tidak diputuskan dan dibolehkan terus jadi pacarnya walo diam-diam. 

Yang tadinya sehabis makan, piringnya disusun rapi atau dicuci sendiri. Setelah dicuci otak, piringnya sengaja diberantakin. Karena tersugesti bahwa beberes itu tugas mutlak pelayan. Makin diberantakin, pelayannya akan jadi lebih baik, karena tidak makan gaji buta. 

Mencuci hati. Caranya dengan bertobat. Mengakui segala kesalahan kita dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Pakai air dan sabun lalu hatinya digosok-gosok? Nggak perlu, kan. 

Mencuci uang. Apalagi ini. Masa uang yang terbuat dari kertas itu mau direndam dalam air, diberi sabun, dikucek dan dijemur. Nggak, dong. Cara mencuci uang itu dengan mencampur dana ke dalam bisnis milik kita yang sah. Tinggal bikin laporan pendapatan yang dilebih-lebihkan. 

Atau uangnya kita bawa ke pusat perjudian, beli chip yang banyak, main dikit aja, terus tukar lagi chip-nya dan bilang itu menang judi. Dan masih banyak cara mencuci uang lainnya dengan pendekatan properti, perpajakan, konversi berlian, atau transaksi fiktif. Nggak pakai air dan sabun. 

Kita bisa mencuci air 

Namun, jangan dikira harus pakai air lain dan sabun. Penyebutan contoh mencuci tanpa air di atas tujuannya untuk menyadarkan cara berpikir kita. Mencuci tidak melulu soal penggunaan air dan sabun. Jadi, air juga bisa dicuci, dijernihkan, dilayakminumkan, dengan cara khusus. 

Sebab, tidak semua air itu bersih juga, kan? Air payau, air gambut, air ledeng. Jika langsung kita minum, partikel pengotor dan mikro organisme di dalam airnya bisa menyebabkan masalah kesehatan. Karena itu, air tersebut harus kita cuci atau jernihkan agar bisa kita digunakan untuk mandi, masak dan minum. 

Caranya, bisa menggunakan metode penyaringan atau filterisasi. Cara ini banyak jenis dan ragamnya. Dari yang paling canggih dengan memanfaatkan sinar ultraviolet atau yang sederhana menggunakan bahan berlapis-lapis dari bata, pasir, krikil, ijuk, dan spons. Atau pakai penyaring akuarium berlapis-lapis jika air yang akan disaring tidak begitu banyak.
penyaringan-air-sederhana
4) Filterisasi air sederhana skala rumahan

Memasak air, sebenarnya juga merupakan salah satu dari teknik mencuci air. Ada yang namanya distilasi atau penyulingan. Jadi, air yang kotor kita panaskan di suatu wadah, uapnya dialirkan melalui selang, bagian tengah selang dibuat dingin agar uapnya cepat jadi air kembali (mengembun), lalu ditampung. Sudah. 
distilasi-air
5) Distilasi air

Jadi, perlukah mencuci air sebelum dimasak? 

Jawabannya tergantung air yang kamu siapkan. Dapat dari mana dan keadaannya seperti apa. Misal airnya kamu dapatkan dari botol produk air minum, itu air bersih. Nggak perlu dicuci, langsung masak saja biar mateng

Kalo airnya didapat dari parit, tidak jernih dan tampak banyak zat kecil, itu air kotor. Sebaiknya dicuci dulu dengan cara filterisasi atau distilasi tadi. Sehingga airnya menjadi lebih bersih dan layak digunakan. 

Namun, kalo airnya kamu dapatkan dari rak sepatu tetangga yang kaya raya, itu air jordan. Nggak hanya perlu dicuci, melainkan juga perlu segera dijual. Keburu ketahuan entar. 



Sumber gambar:
1) https://www.pexels.com/photo/adult-boil-breakfast-camping-221441/
2) https://bobo.grid.id/read/081247351/eksperimen-sederhana-mengapa-air-dan-minyak-tidak-tercampur?page=all
3) https://manaberita.com/2018/05/awas-inilah-tanda-tanda-orang-yang-mudah-dicuci-otaknya-kamu-termasuk/
4) https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-saringan-air/
5) https://guruakuntansi.co.id/destilasi-uap-air/
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kalau Mau Masak Air, Apakah Airnya Perlu Dicuci Dulu? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

2 komentar:

  1. Air jordan... mantap!

    Akhirnya saya nggak pusing lagi setelah baca ini. Terima kasih pencerahannya, jadi mau bikin penjernihan air pake cara tradisional kayak praktikum jaman SMA hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngapain heiii.... bogor itu sumber airnya bersih-bersih... -_-

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~