Apakah Mengejek Air Bisa Membuatnya Panas?

Assalamu’alaikum…

Di acara komedi memasak atau banyolan media sosial, saya sering sekali melihat orang mengejek atau ngatain air ketika diminta untuk memanaskannya. Tujuannya memang untuk becanda, sebab yang biasanya “panas” saat diejek adalah manusia. Namun, kalo dipandang dari sisi ilmiah, air beneran bisa panas—secara harfiah—jika kita ledekin, loh.
ngatain air
1) Apakah air kalo dikatain akan panas?
Mengejek berarti kita sedang memanfaatkan energi suara yang merupakan gelombang longitudinal. Prinsipnya, energi itu tidak akan musnah, melainkan berubah menjadi bentuk energi lain. Di kehidupan sehari-hari, kita selalu mengeluarkan suara, kalo energi suara itu nggak bisa musnah, kemana hilangnya suara kita?

Berubah menjadi energi panas. Suara yang melewati sebuah medium, akan mengalami refleksi (pemantulan), difraksi (pembiasan), refraksi (pelenturan) dan absorbsi (penyerapan). Akibatnya, molekul gelombang jadi tidak teratur dan membentuk energi panas (energi panas adalah energi yang molekulnya acak).

Artinya, suara kita bisa membuat lingkungan menjadi lebih panas. Namun, karena kemampuan energi suara dalam menggerakkan molekul sangat kecil, panas yang dihasilkan pun sangat minim, nggak berasa. Berasa panasnya itu kalo suaranya membawa kalimat “goblok, lu!”

Kita lihat dulu teknologi yang memanfaatkan gelombang suara menjadi energi panas

Telinga kita pasti pernah terasa panas saat menelepon dalam waktu lama, terutama saat tidak menggunakan handsfree. Hal tersebut diakibatkan oleh gelombang elektromagnetik. Gelombang ini tidak memerlukan medium untuk merambat. Berbeda dengan gelombang suara yang memerlukan perantara. 
telinga panas saat teleponan
2) Telinga panas saat menelepon lama
Saat kita menelepon, gelombang suara kita akan diubah oleh telepon menjadi gelombang elektromagnetik. Kemudian gelombang tersebut dikirimkan ke pemancar, lalu dipantulkan ke telepon penerima, dan diubah jadi gelombang suara kembali.

Gelombang elektromagnetik memiliki banyak spektrum (jenis) yang berbeda tergantung frekuensinya. Jenis gelombang yang digunakan dalam komunikasi telepon seluler adalah gelombang micro atau microwave. Tahu sendiri, kan, kalo microwave itu fungsinya untuk memanaskan makanan (mengoven).

Saat memasak makanan menggunakan oven listrik, di dalam ovennya akan dipancarkan gelombang mikro. Partikel makanan yang terkena gelombang tersebut, kemudian akan bergetar (molekulnya bergerak cepat secara acak) karena mendapat energi tambahan yang membuatnya menjadi panas.
cara kerja mikrowave
3) Skema cara kerja microwave
Saat kita teleponan, telinga kita akan terus terpapar oleh gelombang mikro. Akibatnya, partikel-partikel di dalam telinga kita akan bergetar dan menjadi panas. Kalo terus dilakukan dalam intensitas tinggi, telinga kita bisa mengalami kerusakan. Jadi, kalo ada orang yang nggak mau terlalu sering menelepon dalam waktu sangat lama, itu artinya bukan dia sudah bosan. Melainkan, lagi peduli dengan kesehatan telingamu.

Kalo tidak menggunakan teknologi, apa masih bisa memanaskan air dengan cara ngatain tadi?

Hmmm, mari kita selidiki sama-sama. Anggap kita mau memanaskan segelas air ukuran 250 ml (0,25 kg) dengan temperatur awal airnya 25 °C. Kemudian kita akan mengejeknya dengan kata “goblok” berkali-kali secara kontinyu hingga panasnya menjadi 75 °C.

Yang perlu kita ketahui selanjutnya adalah berapa desibel intensitas suara yang kita keluarkan, berapa rata-rata energi panas yang dihasilkan dalam sekali teriakan ejeken tersebut, juga berapa kalor jenis airnya.

Berdasarkan data penelitian di Physical Central, rata-rata manusia bisa mengeluarkan suara 80 dB, yang membawa sekitar 0,001 watt energi panas. Kalor jenis air merupakan konstanta yang sifatnya tetap, yaitu sebesar 4200 J/Kg°C.
tabel kalor jensi beragam benda
4) Tabel kalor jenis berbagai benda
Tak lupa juga kita perlu berasumsi, bahwa semua energi panas suara ejekan kita akan sampai ke segelas air tersebut, nggak ada yang terbuang lepas ke udara. Nah, mari kita hitung, berapa energi yang kita perlukan untuk memanaskan segelas airnya.

Rumusnya: 
Q = m c (Takhir - Tawal)

Q adalah energi yang diperlukan, m adalah massa airnya, c adalah konstanta kalor jenisnya, dan T merupakan selisih perubahan temperaturnya.

Q  = 0,25 kg . 4200 J/Kg°C . (75 °C – 25 °C)
    = 0,25 . 4200 . 50
    = 52500 J

Jadi, kita memerlukan energi sebesar 52500 joule, atau biar gampang lagi ngitung lanjutannya, kita jadikan 52000 J. Kemudian, berapa lama kita harus ngatainnya? Waktu (t) yang diperlukan untuk memanaskan segelas air tadi sebanding dengan kalor energi (Q) yang diperlukan dibagi dengan energi panas suara yang kita keluarkan (P).

t = Q / P
t = 52000 J / 0,001 watt = 52.000.000 detik
  = 14.444 jam 26 menit 40 detik
  = 601 hari 20 jam 26 menit 40 detik
  = 1 tahun 7 bulan 26 hari 20 jam 26 menit 40 detik

Segitu waktu yang kita perlukan untuk memanaskan 250 ml air hingga temperaturnya 75 °C dengan mengejek atau ngatainnya. Melelahkan sekali memang kalo harus ngatain air selama setahun tujuh bulanan. Namun, setidaknya kita sadar, bahwa alam sudah jauh-jauh hari berusaha membentuk kebaikan di dunia. Dipersulitnya kita dalam memanaskan air, selama cara yang kita gunakan berbentuk ngatain.

Jadi, ya, nggak perlulah kita lakukan. Kalo memang punya hobi yang edgy dalam meminum kopi, yang airnya cuma mau dimasak dengan ucapan goblok berkali-kali, mending beli microwave. Pilih yang sistem gelombang mikronya dapat diatur memancarkan kalimat “goblok goblok goblok”, gitu.


Sumber gambar dan referensi:
1) http://russiantourism.ru/digest/digest_23030.html
2) https://doktersehat.com/masih-suka-menelepon-lama-lama-waspada-resiko-tumor-otak/
3) https://mikamanurung94.wordpress.com/2013/10/21/elombang-elektromagnetik-dan-gelombang-mekanik/
4) https://rumus.co.id/kalor-jenis/
5) https://www.physicscentral.com/explore/poster-coffee.cfm
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Apakah Mengejek Air Bisa Membuatnya Panas? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

15 komentar:

  1. Wahh saya baru tahu ternyata energi suara tidak musnah. Keren banget berarti, sampai diatur sebegitu detailnya sama Tuhan.

    Saya ingat pernah baca artikel tentang penelitian prof. Masaru Emoto,yang bilang kalau partikel air dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar seperti,ya walaupun penelitiannya maaih kontroversial. Dulu guru biologi saya juga pernah bilang kalo perkataan baik bisa mempengaruhi partikel air, walau kayaknya landasan teorinya berdasarkan penelitian Emoto ini.

    Mungkin nih ya, mungkin, karena itulah orang2 tua melarang kita mengumpat didepan makanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masaru Emoto meraih gelar doktornya sebenarnya di bidang pengbatan alternatif (masuknya pseudosains, seperti kalo sakit minum teh anget, yg gitu2), yang artinya tidak ada kaitannya dengan bidang saintis. makanya penelitian yg dia lakukan tidak dapat diuji oleh saintis lain. saya sangat menyayangkan hasil penelitian beliau, yang mengungkap bentuk hexagonal air, dimanfaatkan untuk membohongi publik oleh banyak produsen tentang air hexagonal, bioglass dan semacamnya.

      penelitian tentang perubahan air yang diberi ucapan2 baik dan membentuk struktur indah (hexagonal) akan mungkin terjadi kalo airnya sambil dibekukan. sisanya, nggak mungkin.

      namun, perihal perkataan baik yg memengaruhi benda ini, perlu diteliti, belum bisa dibuktikan secara sains, tapi ada beberapa praktik yg menunjukkan pola yg tetap. di pulau solomon, org kesulitan menebang pohonnya karena begitu keras batangnya. yg mereka lakukan kemudian adalah memaki pohon tersebut selama berminggu sampai bulanan. hasilnya, pohon itu layu dan ada yg tumbang sendiri.

      pseudosains, tapi menarik untuk dikulik. saya tidak bisa mengatakan ada pengaruh atau tidak, tapi kalo saya sebagai manusia, diberi ucapan buruk atau dimaki begitu, pasti membuat diri saya jadi down. entah berlaku atau tidak terhadap benda lain, yang jelas, makian itu tak ada yg mendatangkan hal baik, kan... apalagi memaki yg kita makan (sumber kekuatan diri)

      Hapus
  2. Itu juga setahun harus tanpa istirahat. Kalau berhenti bentar aja, harus ngulang lagi dari awal. Bayangin udah ngatain airnya satu tahun enamb bulan terus capek, berhenti, dan harus ngulang dari awal. Mending gue tinggal tidur siang aja dah. Kesel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pake sistem shift-shift-an aja bang. xD
      kan rata-rata kalo ngatain orang itu beraninya rame-rame~

      Hapus
  3. Lelucon ini memang khas tv, dibawakan untuk masyarakat umum juga persentase grrr-nya bisa bersaing dengan joke bapak-bapak lainnya.

    Kalau nyatanya suara bisa berubah jadi energi panas, artinya tidak salah jika keributan memang menghasilkan situasi panas. Terlepas dari premisnya yang menarik, ternyata pembahasannya diulik dengan cukup serius. Seperti melihat Jerome versi Blogger. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rahul: iya, panas di telinga, panas di hati. suaramu, mataharimu, gitu kalo dibikin slogan.


      Mayang: saya malah ngga suka ama jerome polin, tapi jeroan bloger terdengar bagus. ada lawak-lawak khas nama julukan waktu bloging masih rame dan seru. kayak bloger rumahan, bloger angin-anginan, bloger murtad, jamban bloger.

      boleh nggak May saya pake nama julukannya itu?

      Hapus
    2. Tetap enakan jeroan bloger, berasa relate ama keadaan diri. jeroan itu di satu daerah dianggap sampah, gak ada yg mau makan selain anjing. tapi di daerah lain, eh, jadi menu yang disuka.

      Hapus
  4. T_T
    Mau nangis.

    Ini kan bercandaan, tapi disajikan secara ilmiah. Jadinya ya benar, bisa dibuktikan, tapi bukan untuk dicoba. Kasihan umurnya sia-sia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa harus nangis coba....¯\_(ツ)_/¯

      makanya kita bantuin dengan memberikan petunjuk teorinya seperti ini, sehingga siapa pun nggak ada yg melakukan hal yg sia-sia tersebut.

      Hapus
  5. Udah pusing2 baca ujungnya ternyata ga bisa, padahal pengen banget kayak yg di Hunter x Hunter bisa manasin air pake teknik Nen.

    Tapi jadi inget satu hadist yg nyebutin tips kalau lagi marah, yg harus duduk, kalau masih marah segera ambil wudhu. Mungkin sunatullah-nya air punya kekuatan anti-diejek jadi ga bakal ketrigger apalagi kepanasan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa, Kang. Tapi ada yang mau nggak ngelakuinnya? xD

      ahahaha.. iya, kang, bisa jadi begitu. apalagi kalo airnya mengalir. mau dipanasi seperti apa pun, kalo molekul airnya yang mengalami panas berganti oleh molekul yg dingin ya gak bakalan bisa panas. (sesuai hukum fisika sepeti pada kasus meniup air panas itu sia-sia, ada saya tulis juga)

      Hapus
  6. What a nice content! Belajar banyak hari ini dari blog ente. Mantap!

    BalasHapus
    Balasan
    1. pake filter jan lupa, isi blog saya banyak propaganda juga soalnya.. xD

      Hapus
  7. Punten, capek amat ngatain air biar jadi panas ya. Kalo ada bayaran yang setimpal sih gapapa, tapi kalo cuma coba-coba ya males juga.

    Itu liat itung-itungan rumusnya jadi inget SMA. Hmmm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang penting lucu~

      kan lucu kalo beneran ada orang yg ngelakuin. mencetak rekor dunia pasti.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~