Pasangan yang Bikin Nyaman Cenderung Akan Ditinggalkan

Assalamu’alaikum...

Setelah sebelumnya kita membahas tentang pasangan yang saling melengkapi susah ditemukan di zaman sekarang, kali ini kita akan membahas pasangan yang bikin nyaman. Beberapa waktu yang lalu, di media sosial banyak ditemukan twit atau status tentang perbandingan pasangan. Misal “yang nanyain udah makan akan kalah dengan yang ngajakin makan”. Atau “yang berada akan kalah dengan yang selalu ada”. Serta “yang ngucapin selamat tidur akan kalah dengan yang nidurin”. Macem-macem.

Fiksi Kilat: Jangan Pulang Petang

Aku berlari semakin kencang untuk segera keluar dari hutan. Meski beberapa kali terjatuh tersandung akar pepohonan hingga kakiku terluka, aku tetap berlari sekuat tenaga. Lebih baik terluka daripada tertangkap oleh Kuyang yang mengejarku di belakang.

“Kalo sudah sore, kamu langsung pulang! Tinggalkan saja kayu bakarnya,” begitu pesan kakekku siang tadi.

Pasangan yang Saling Melengkapi Hanya Ada di Zaman Dulu

Assalamu’alaikum...

Jodoh memang tiada yang tahu. Karena ketidaktahuan tersebut, banyak orang yang mencoba menebak-nebak jodohnya. Mulai dari teori persamaan, hingga teori pelengkap. Misalnya, mereka akan merasa berjodoh jika orang yang disukainya memakai baju yang sama, hobi yang sama dan memiliki ibu yang sama. Atau mungkin ibunya berbeda, tapi mereka menatap ayah yang sama.

Teori pelengkap beda lagi, mereka percaya bahwa orang yang berjodoh dengannya memiliki banyak perbedaan. Misal, sifatnya yang berbeda, makanan favoritnya berbeda dan perasaannya berbeda. Atau perasaannya sama, tapi waktu menikahnya yang berbeda.

Alasan Kabel Listrik Dipasang Secara Kendur

Assalamu’alaikum...

Listrik merupakan sumber energi dari barang-barang elektronik. Karena setiap rumah di masa sekarang memiliki barang elektronik untuk melakukan kegiatan, maka listrik telah menjadi kebutuhan yang vital. Untuk menyalurkan energi listrik ke tiap rumah, PLN menggunakan kabel-kabel yang saling terjalin di tiap wilayah. Salah satunya kabel yang dipasang di pinggir jalan.

Fiksi Kilat: Bertemu Kamu (Versi Hawadis)

Cerita sebelumnya: Mencari Kamu


Sore ini aku berjalan menikmati suasana taman kota. Sejak peristiwa kecelakaan tiga bulan lalu, baru sekarang aku pergi ke taman ini. Biasanya, tiap minggu sore aku selalu menyempatkan waktu.

“Trus, orang yang kutabrak keadaannya gimana, Ma?” teringat tanyaku dulu, setelah sadar dari koma selama sebulan.

Fiksi Kilat: Bertemu Kamu (Versi Silvia)

Cerita sebelumnya: Mencari Kamu

“Nggak ada yang namanya Hawadis, Ma?”

Begitu tanyaku setelah mama memberitahukan bahwa banyak temanku yang menjenguk saat aku koma selama sebulan setelah kecelakaan itu. Aku tidak memberi tahu mama alasan sebenarnya aku menabrakkan mobilku. Aku hanya bilang bahwa aku sedang depresi dengan kerjaan.

Selama aku koma, ternyata Hawadis tak sekalipun menjengukku. Padahal kabar kecelakaan itu dan namaku terpampang di berbagai media massa daerah. Tidak mungkin dia tidak membaca atau mendengarnya. Jangan-jangan, perasaannya terhadapku tidak sama dengan perasaanku terhadapnya.

Asal Mula Mitos Angka Empat

Assalamu’alaikum...

Dalam menjalani kehidupan, ada saat di mana seseorang merasa dirinya sial. Dan jika kesialan tersebut berulang, pasti dia akan mencari kesamaan pola atas kesialan yang terjadi pada dirinya. Misal, tiap memakai kemeja biru, dia selalu kecopetan. Maka dia akan menyimpulkan kemeja biru adalah pembawa sial baginya.

Jika kesialan tersebut dialami oleh banyak orang, maka akan tercipta suatu kepercayaan yang menjadi acuan bersama. “Jangan pakai kemeja biru, nanti sial”, begitu kira-kira. Karena banyak yang mengalami, maka kepercayaan tersebut akan diturunkan kepada generasi selanjutnya sebagai peringatan.

Fiksi Kilat: Tak Ada Manis-Manisnya Untukku

“Ilyas ngasih bunga dan selembar surat ama Dian?” tanyaku dengan nada terkejut.

“Iya. Waktu itu kan aku lagi main ke rumahnya Dian, terus Ilyas datang. Saat kami temui, dia cuma senyum, lalu ngasih bunga dan surat itu ke Dian. Abis itu dia pergi,” jelas Nita. Sama seperti Dian, Nita juga sahabatku sejak SMA.

Ilyas, dia lelaki yang dekat denganku. Saking dekatnya, teman-teman kami mengira kami sudah pacaran. Aku sih senang saja dikira demikian, karena memang aku berharap bisa menjadi pacarnya. Tapi setelah mendengar cerita Nita tadi, aku sepertinya tahu kenapa Ilyas tidak pernah mengutarakan cinta padaku.

Jika Nama Tergantung Isinya, Masihkah Negara Kita Bernama "Indonesia"?

Assalamu’alaikum...

Saat ulangan IPS kelas 4 SD, pernah ada pertanyaan “mengapa negara kita bernama ‘Indonesia’?” dan jika menjawab “karena negara kita berbentuk kepulauan”, guru akan memberi tanda benar pada jawaban tersebut. Sejak saat itu, saya memiliki suatu pemahaman bahwa nama itu dipilih berdasarkan bentuknya.

Namun, semakin ke sini *iya semakin tua*, saya melihat ternyata nama yang diberikan berdasarkan bentuk, cenderung akan berubah. Misalnya orang yang diberi nama “cebol” karena badannya pendek. Saat dia sudah dewasa dan menjadi ustaz, nama “cebol”nya luruh sehingga nama panggilannya menjadi “ustaz”, bukan “cebol” apalagi “ustaz cebol”.

Lantas, bagaimana dengan nama “Indonesia” setelah lamanya waktu berselang?

Fiksi Kilat: Aku Bingung dengan Anakku

“Lihat itu, Yah! Kucingnya lucu sekali,” seru anakku ketika melihat kucing di tepi jalan. Sesaat setelah dia berseru, ada seorang gadis yang mendekati kucing tersebut, lalu mengambilnya. Pasti untuk dipelihara di rumahnya.

Setelah memperhatikan gadis dan kucing tadi, kini anakku mengarahkan pandangannya ke arah tepi jalan yang lain. Aku ikut melihat ke arah yang dilihat anakku, ada sekelompok anak kecil yang sedang mengamen dan meminta-minta. Setelahnya, aku kembali menatap ke arah jalan depan, menyetir mobilku ke arah rumah sakit. 

Penyebab Tidur Di Kasur Lebih Nyaman Dibandingkan Tidur Di Lantai

Assalamu’alaikum...

Selama manjalani keseharian, pasti kita pernah dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita tidak bisa tidur di kasur. Atau malah tidak pernah sama sekali tidur di kasur. Hingga akhirnya kita harus tidur di lantai.

Tubuh kita akan merasakan sakit saat tiduran di lantai. Berbeda dengan ketika tiduran di kasur. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena kasur lebih empuk. Iya. tapi, kenapa tempat empuk lebih terasa nyaman dibanding tempat yang keras?