Fiksi Kilat: Tidur Sendirian

Melani: Temen kontrakanku kan lagi pulang kampung semua.

Tiyo   : Trus, kamu tidurnya bareng siapa dong, Yank?

Melani: Sendirian.

Tiyo   : Ih, berani banget sih... sini ketjup. :*

Melani: Berani dan cantik, Yank. Pacarnya ciapa dulu dong? :* :* :*

Aku mengulum senyum membaca obrolan di lini masa tersebut. Ini kedua kalinya aku membaca obrolan orang yang bermesraan di media sosial hari ini. Kupalingkan wajah sejenak ke arah Riska yang duduk di sudut tempat tidur, memberinya senyum, namun tak dibalasnya. Mungkin dia masih marah. Kulanjutkan men-scroll lini masa media sosial.

Wandhy: Beb, kok kamu nggak ikut wisata bareng keluarga sih?

Ria       : Kalo ikut, malem minggu nanti kita nggak ketemuan dong, Beb? :(

Wandhy: Tapi kalo kamu sendirian di rumah begitu, aku kan jadi khawatir.

Aku membacanya dengan keheranan. Berani sekali mereka menjelaskan di media sosial tentang keadaan mereka yang sendirian di rumah. Padahal, orang lain bisa mengakses data tempat tinggal mereka. Kemudian mendatangi rumahnya, mencuri barang-barang berharga, atau bahkan ‘menodai’ dirinya. Seperti yang kulakukan pada Riska malam ini.

*****

Flash Fiction ini dibuat dalam rangka #memfiksikan yang sudah masuk minggu keenam, dengan tema “Tidur”. Bagi yang mau ikutan, silakan membuat cerita fiksi, berdasarkan tema—tiap hari Jumat—dan sebarkan di Twitter dengan tagar #memfiksikan lalu mention @prtiwiyuliana. Nggak dimention juga nggak apa-apa sih. Biar dapet rituitan aja.

Oh, iya. Flash Fiction sebelumnya yang berjudul “Tidak Akan Mati” dijadiin video oleh @Azkativity loh. 

Namanya juga karya pertama, pasti nggak akan sempurna, bahkan banyak kurangnya. Untuk itu, sempurnakanlah dengan karya berikutnya. SemangART Azka, terima kasih sudah melirik dan menjadikannya short movie.

“Tak ada yang nyata tiap hari Jumat di sini, karena semua hanya fiksi”