Jawaban Untuk Beberapa Pertanyaan Di Masa Depan

Assalamu’alaikum…

Perkembangan teknologi begitu terasa cepat, dan menyebabkan banyak hal umum di belasan tahun lalu mulai menghilang. Hal umum tersebut menyangkut alat komunikasi, permainan tradisional, adat istiadat, hingga istilah sehari-hari.

Apalagi jika tinggal di wilayah perkotaan, lebih banyak hal umum di masa lalu yang tidak bisa dijumpai/didengar lagi. Semuanya mulai terganti oleh peradaban modern, main layang-layang saja mereka tidak butuh lapangan terbuka. Cukup menggunakan layar gadget.
game layangan
1) Game layangan di hape
Untuk menyombong pada generasi remaja di masa sekarang atau sekadar membuat lucu-lucuan, orang yang sempat merasakan hal umum di masa lalu yang telah hilang tersebut, membuat caption status media sosial “lets confuse kids nowaday”.

Jika kita mengetikkan kata kunci ini di tab pencarian twitter misalnya, kita bisa menemukan gambar berbagai benda atau kegiatan yang dulu banyak ditemukan. Namun, hari ini sudah sangat jarang dijumpai.

Ada gambar atau foto disket, pensil dan kaset pita, wartel, Dulce Maria, game nokia (Snake dan Bounce), Tirani Dwitasari, teriak “kiri” saat naik angkot, tazos, Winamp, tebakan tutup botol fanta, friendster, ebuddy, toktoktok uang kertas 500-an, dan masih banyak lagi.

Di masa depan, generasi mudanya bakal lebih keheranan

Ini disebabkan karena generasi muda tiap tahunnya menjadi semakin kritis. Mereka nggak mau begitu saja sepakat atau mengiyakan apa pun ucapan orang tuanya. Mereka akan meminta penjelasan lebih detail tentang hal yang membuatnya heran. Misalnya, kenapa di lagu balonku, yang meletus malah yang warna hijau? Kenapa nyamuk malah suka menggigit orang yang tidak tidur? Padahal kalo menggigit orang yang tidur, jauh lebih mudah.

Atau juga pertanyaan tentang kenapa harus beribadah kepada Tuhan? Tuhan itu apa? Kenapa organ tubuh ibu/ayah berbeda darinya? Memangnya biji buah-buahan bisa tumbuh dalam perut? Kenapa kalo makan nggak habis, malah ayam yang bisa mati? Bukannya kalo nggak habis, makanannya bisa dikasih ke ayam dan ayamnya jadi lebih sehat?

Untuk menjawab keheranan tersebut, mereka biasanya akan memanfaatkan teknologi search engine. Di sana, mereka bisa menemukan sebagian besar jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun, bagaimana jika jawabannya tetap tidak bisa ditemukan di gugel?

Bisa saja, kan, karena saking umumnya di masa lalu, sampai-sampai nggak ada yang mau mengulasnya. Atau karna generasi sebelumnya selalu manut dengan ucapan orang tua dan tidak memperoleh penjelasan yang cukup mengenai istilah umum di zaman dulu tersebut. Padahal, di masa depan pun, mereka masih menggunakan istilah umum yang mengherankan tadi.

Sama seperti kita saat ini yang menanyakan istilah umum dari masa lalu tentang kenapa racun nyamuk disebut obat? Padahal tidak menyembuhkan si nyamuk. Iya, kan?
meme bakteri baik yakult campur soju
2) Aristoteles, Socrates dan Plato sedang berdiskusi nasib bakteri baik
Karena itu, melalui artikel ini, saya mencoba untuk membantu menjawab pertanyaan yang bakal muncul di masa depan tersebut. Jawaban saya belum tentu seratus persen benar, tapi paling tidak bisa menjadi referensi tambahan bagi mereka.

Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul di masa depan

Kenapa kalo nyuruh ngeplay lagu, nyebutnya “mutar lagu”? Padahal nggak ada yang berputar di Spotify mau pun Aimp3-nya.
Menurut saya, pertanyaan ini berkemungkinan besar muncul di masa depan. Sebab, di masa sekarang saja, hampir semua orang mendengarkan musik melalui perangkat plug and play. Yang mana hanya tinggal klik atau ketuk, musik yang diinginkan bisa langsung didengarkan. Tanpa terlihat jelas, prosesnya bagaimana.

Kenapa disebut mutar lagu? Sebab, alat yang memainkan hasil rekaman pertama kali itu, cara kerjanya dengan memutar kepingan rekaman. Kepingan rekaman yang digunakan untuk menyimpan rekaman di zaman dulu itu berupa piringan hitam (diputar oleh gramofon). Ada juga kaset pita, dimainkan oleh tape rocerder, yang cara kerjanya juga memutar gulungan pita di dalamnya saat membaca pola magnet di permukaan pitanya.
gramofon
3) Muter lagu
Compact Disc yang dimainkan oleh CD player juga memiliki cara kerja yang sama. Kepingan CD-nya akan berputar saat dimainkan. Kotak musik, yang lebih tua darinya, juga mulai berbunyi dengan terlebih dulu memutar tuasnya. Lalu silinder di dalamnya juga akan berputar, dan tonjolan di silinder itu akan mengetuk plat logam dan menghasilkan bunyi bernada.

Karena cara kerjanya itulah, makanya saat mau mendengarkan suatu irama, orang selalu bilang “putar” musiknya. Untuk lebih mengetahui detailnya, bisa dicari dengan kata kunci “cara kerja …” pemutar musik yang dimaksud.
  
Kenapa file lagu atau rekaman itu disebut “track”? Track, kan, artinya lintasan, jalur, hubungannya ama lagu apaan?
Kalo dipikir-pikir, memang, sepertinya penggunaan kata “track” di suatu album lagu tersebut terasa tidak nyambung. Irama atau nyanyian selalu memiliki durasi, tapi tetap saja itu nggak ada korelasinya ama lintasan. Jadi kenapa diberi nama track 1, track 2 dan seterusnya?

Lagu dalam suatu album itu berawal dari proses perekaman. Karena istilah tersebut sudah dipakai sejak lama, kita akan lebih mudah memahaminya jika melihat alat perekam di zaman dulu yang lebih sederhana. Gramofon misalnya.

Untuk merekam, selain bermodal suara atau irama, ada alat yang digunakan tentunya, seperti jarum, pengeras suara, dan piringan hitam. Mekanisme alat perekam adalah dengan membuat jarum bergetar oleh suara, sehingga jarum yang bergetar tadi akan membuat goresan yang kontinyu di permukaan piringan hitam.
gramofon dr stone
4) Proses sederhana perekaman suara
Goresan panjang yang dibuat oleh getaran jarum tadi membentuk suatu lintasan yang unik (memiliki lebar, panjang dan kedalaman tertentu). Yang jika kita meletakkan jarum dan bergerak mengikuti lintasan tersebut, maka akan menghasilkan suara yang persis seperti yang direkam. Makanya, setiap hasil rekaman akan diberi nama “track”, karena merujuk pada lintasan getaran jarum saat merekam suara.

Di acara kondangan, atau karaoke, kenapa bapak-bapaknya suka teriak “Tarik, Mang!”? Itu apanya yang ditarik?
Istilah tersebut sering terdengar di acara-acara yang mengadakan hiburan menyanyi lagu dangdut. Walo dangdut sering disebut sebagai musik yang kurang berkelas, tapi dalam pencatatan istilah umum/ngetren di sepanjang zaman, lagu dangdut memiliki peran yang sangat besar. Istilah Masbuloh, Loe Gue End, Kasian Deh Loe, ada semua.

Di masa depan, lagu dangdut tetap akan berjaya. Nggak akan punah. Sehingga, istilah “tarik, Mang!” juga akan bertahan lebih lama. Namun, tentu saja, generasi di masa depan akan bingung dengan istilah tersebut. Maksudnya apaan?

Menyanyi itu sendiri merupakan seni tarik suara. Makanya ada yang menyebut juga “tarik, Neng!” sebagai penyemangat untuk terus bernyanyi. Di saat bernyanyi lagu dangdut, penontonnya pasti akan ikutan mengekspresikan kesenangannya melalui goyangan. Yang paling menonjol atau tidak malu dalam bergoyang di acara dangdutan, biasanya dari kaum bapak-bapak, om, atau paman (mamang).
tarik mang
5) Tarik, Mang~
Ketika bergoyang, para mamang tersebut tentu nggak mau hanya asyik sendiri. Dia akan megajak dan memaksa menarik penonton lainnya untuk ikut bergoyang agar meriah. Selain untuk menunjukkan agar mulai/terus bernyanyi, istilah “tarik” dalam perdangdutan juga merujuk pada tindakan mengajak bergoyang tersebut.

Tahun 2000 awal dulu, ada lagu yang berjudul Tarik Mang yang dinyanyikan oleh Rimba Mustika, yang cukup viral. Liriknya, ya, tetang fenomena ajakan bernyanyi dan bergoyang tadi. Lagu dangdut memang beneran berperan besar dalam pengarsipan istilah di berbagai zaman.

Kenapa abang-abang ojol atau supir angkot, selalu bilang “narik” untuk menunjukkan akan bekerja? Apanya lagi yang ditarik?
Kita biasanya mendengar istilah itu dari supir angkot atau bang Ojol. Tadi di dunia musik, sekarang di dunia transportasi umum. Apakah maksudnya si supir dan abang ojeknya akan bergoyang di acara dangdutan? Nggak, dong.

“Hari ini gua nggak narik. Badan lagi sakit semua?”

Di masa depan, transportasi umum tentu masih ada. Semuanya akan mengandalkan tenaga mesin yang mungkin lebih ramah lingkungan dan sumber dayanya lebih baik. Namun, orang yang bekerja sebagai penyedia transportasi umum, sepertinya akan tetap menggunakan istilah “narik” saat akan bekerja.

Lalu, apanya yang ditarik, sih? Mobil atau motor, kan, dikendarai dan memanfaatkan tenaga mesin. Kang becak juga selalu nyebut “narik” saat mau beroperasi, padahal becaknya dikayuh (diengkol).

Sama seperti pemutar lagu di atas, untuk memahaminya, kita harus melihat ke awal mula transportasi umum dikenal masyarakat. Di zaman dulu, alat tranportasi umumnya berupa gerobak, delman/dokar, andong dan pedati (sekarang masih ada, sih, di beberapa area wisata).

Kata “tarik” di dunia transportasi, mengarah ke pemumpang. Narik penumpang. Nah, dalam transportasi tadi, tenaga penggeraknya berupa hewan (kuda, sapi, kadang ada manusia) yang menarik gerobak angkutan penumpangnya. Karena sudah dipakai sejak lama, makanya untuk menyatakan mengangkut penumpang, mereka menyebutnya dengan “narik”.
kendaraan narik zaman dulu
6) Narik penumpang
Namun, kata “narik” di dunia transportasi tampaknya juga mengalami perubahan konotasi. Terakhir saya menanyakannya ke supir angkot, dijawab ama abang-abangnya, bahwa “narik” itu adalah meminta bayaran kepada penumpang setelah memberikan jasa angkut. Biar bisa ngasi setoran ke juragan angkutannya. Tarik-setor tunai jadinya.

Segitu aja dulu kayaknya. Jika ada nemu istilah umum lain yang kira-kira bakal membuat generasi di masa depan heran dan bertanya-bertanya, silakan ditambahkan di kolom komentar. Kali aja jadi amal jariyah~


Sumber gambar:
1) https://apkpure.com/id/basant-the-kite-fight/com.DaharTechnologies.BasantTheKiteFight
2) template meme (https://knowyourmeme.com/photos/1547734-is-fortnite-actually-overrated)
3) https://id.pinterest.com/pin/439241769906764690/
4) Manga Dr. Stone Chapter 60
5) https://www.youtube.com/watch?v=OHkghdyYZxI
6) https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3822362/andong-moda-transportasi-yang-bertahan-di-ponorogo
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Jawaban Untuk Beberapa Pertanyaan Di Masa Depan Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

5 komentar:

  1. Itu kalau di bawahnya mau memberi contoh gramofon juga, menurut saya enggak perlu tulis semisal lagi, Haw. Langsung aja kayak "mekanisme gramofon blablabla".

    Bingung pengin nambahin apa, tapi mau tanya, asalnya kata "cabut" berarti pulang atau pergi ke suatu tempat lagi tuh dari mana? Haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makasih yog, kemarin juga mau ngilangin, tapi khawatir nggak nyambung. kayaknya perlu disusun ulang lagi kalimatnya atau diarahkan saja seperti di paragraf sebelumnya sehingga gaperlu ditulis.

      ya sekalian jawabannya dong, hei, biar gak nambah beban yg nyari ini... xD

      Hapus
  2. Karena zamannya sudah beda, bukankah sebaiknya istilah-istilah itu diperbarui juga? Misalnya ganti "narik" jadi "ngegas", terus "track" diganti "song", dan seterusnya. Apakah saya harus konsultasi ke Ivan Lanin terkait pembaruan istilah-istilah itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh. Itu bisa terjadi di hari nanti. Hanya saja, untuk memperbarui istilah tersebut, mereka harus tau sejarah awalnya kan. Kayak org yg mau ganti PP jadi pergi pulang.

      Hapus
  3. Wah makasih banget kak, saya tadinya gak ngerti apa maksud "i pull up" di lagu Rockstar Dababy yang artinya "aku tarik" nah kalo di bahasa indonesia ada "tarik mang" yang saya tetep gak ngerti juga apanya yang ditarik, abis baca artikel ini saya jadi ngerti banget ternyata "tarik" itu tarik suara toh😂

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~