Kenapa Kita Bisa Membenci?


Assalamu’alaikum…

Tidak bisa dipungkiri, dalam hidup kita akan memiliki sesuatu yang disuka dan dibenci. Hal yang disuka akan membuat kita merasa nyaman, senang, bahagia dan menyebabkan diri untuk terus menjaga apa yang disukai tersebut. Sedangkan hal yang dibenci bisa mendatangkan kegelisahan, kemarahan, dan sikap untuk menjauhi.

Namun, kenapa kita bisa membenci seseorang atau sesuatu?

Perasaan tidak suka atau membenci pada suatu hal itu tidak muncul begitu saja. Tentu ada kejadian yang melatarbelakanginya. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun ini saat hidup dalam kebencian, saya menyadari kalo rasa benci yang muncul itu sering terjadi karena hal-hal berikut:

benci

1.        Takut
Keadaan ini timbul karena diri merasa terancam atau terintimidasi, sehingga secara alami kita akan membenci apa yang menyebabkan kita menjadi takut.

2.        Marah
Keadaan ini timbul karena hal yang kita inginkan tidak bisa tercapai. Marah bisa hilang dalam beberapa saat dan tidak menyebabkan trigger. Namun, jika terjadi terus menerus dan disebabkan oleh hal yang sama, maka akan menjadi kebencian yang sangat dalam.

3.        Cemburu dan iri
Muncul karena kita menginginkan apa yang orang lain miliki. Misalnya, orang lain bisa nonton berdua bersama orang yang kita sukai. Kita menginginkan keadaan orang lain tersebut. Ditambah ada peran orang yang disukai, maka terlihat seolah orang lain tersebut merampas apa yang seharusnya jadi milik kita. Jika berlangsung terus-terusan, kebencian akan mengarah pada orang lain itu dan bahkan pada yang disukainya.

4.        Prasangka
Tentunya prasangka yang tidak baik. Kita tidak mengetahui hal tersebut, tapi berdasarkan cerita orang lain, berdasarkan opini orang lain, walau kita tidak mengenalnya sama sekali, tapi kita sudah bisa membencinya.

5.        Intoleransi
Saat pemikiran kita tertutup, maka kita akan menolak semua pendapat orang lain yang bertentangan dengan kita. Apalagi kalo sampai pemikiran orang lain tersebut diiyakan oleh lebih banyak orang. Kita akan menjadi pembenci sejati.

6.        Intuisi
Sebagai makhluk hidup, kita memiliki ingatan, insting tradisional dan penilaian terhadap sesuatu. Makanya kita bisa menyukai seseorang sejak pertama kali melihatnya. Begitu pun untuk orang yang kita benci.

benci

Setelah mengetahui dari mana asal kebencian tersebut, lalu ternyata kita terikat oleh salah satunya, apa yang harus kita lakukan? Karena kalo harus memaksakan diri untuk menyukai apa atau siapa yang kita benci, itu namanya munafik dan menyiksa diri, kan? Iya, memang. Namun, bagaimanapun kita harus memaksa diri untuk berpura-pura bersikap biasa. Kita tidak boleh terang-terangan menjauh atau menyangkal. Hingga akhirnya kita lupa kalo lagi pura-pura.

Karena kita ditakdirkan untuk selalu bertemu dengan yang kita benci
Entah cara kerjanya bagaimana, tapi tiap membenci seseorang atau sesuatu, justru malah makin sering dipertemukan. Pergi ke sana, ketemu itu lagi. Pergi ke sini, ketemu lagi. Pergi ke tempat lain, ketemu lagi. Kalo kata ustaz saya, tidaklah seseorang dikatakan beriman hingga dia diberi cobaan. Nah, bentuk cobaan itu bisa berupa berjumpa dengan apa-apa yang kita benci.

Dari itu, kalo kita terus-menerus membenci seseorang, ya, kita bakal ketemu orang itu terus. Ini pernah teman saya alami. Saat masa orientasi es em a, menjelang pembagian kelas, saya satu kelompok dengan anak yang namanya Abim. Kala itu dia berucap syukur karena dia tidak sekelompok ama orang yang dibencinya pas es em pe, Firman.

benci

Tiba-tiba, panitianya meminta satu orang di kelompok saya untuk gabung di kelompok lain karena kekurangan anggota. Si Abim ditarik dan bergabung dengan kelompoknya Firman. Uniknya, pas pembagian kelas, mereka ditempatkan di kelas yang sama juga. Itu artinya, kalo kita memutuskan untuk terus membenci, ya, kita akan selalu bertemu dengan hal tersebut. Nggak mau, kan?

Kita juga ditakdirkan untuk membutuhkan apa/siapa yang kita benci
Ada istilahnya, orang tua bahkan rela menjilat liurnya sendiri kalo sudah urusan anak. Maksudnya, apa-apa yang orang tua kita pernah terang-terangan menentang atau membencinya, suatu saat akan mengemis padanya karena memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dirawat.

Kalo kita sering nonton sinetron, biasanya pemeran utamanya dibenci oleh tokoh antagonis. Disiksa. Namun, di akhir tayangan, tokoh antagonis dapat musibah atau kecelakaan, misalnya butuh donor darah AB-, atau butuh cangkok ginjal. Setelah diperika, yang cocok dengannya adalah milik orang yang dia benci tersebut.

benci

Dari itu, kalo kita jarang olahraga dan makan sembarangan, alangkah baiknya untuk terus bersilaturahmi dengan orang yang kita benci. Minimal, simpan kontaknya. Karena ginjal dan darah mereka sangat berarti untuk kita.

Malah kadang, dia yang dibenci akan menjadi jodoh kita
Udah sering terjadi kalo ini, mah. Benci jadi cinta. Tante saya sendiri yang ngalami. Selama es em a dia membenci orang yang jadi suaminya. Penampilannya kuno. Apaan kepala botak, pake topi merah, celana pendek, pake sendal Swallow hijau. Norak katanya.

Bahkan saat si suaminya itu yang masih berbentuk teman es em a main ke rumahnya, si tante ini malah langsung pergi ke luar ama temennya yang lain. Yang berkunjung untuknya malah dibiarin aja ngobrol ama bapaknya. Namun, lama-lama, karena selalu dipertemukan dan mengalami kejadian manis bersama, dia takluk juga. 

benci

Kalo kata pepatah, cinta atau benci ya seperlunya aja. Karena bisa-bisa akan terjadi sebaliknya. Walo bagi sebagian orang itu tak mungkin, sih. Karena apanya yang disebut cinta kalo nggak totalitas.

Dari itulah…
Melihat fenomena tersebut dan kenyataan dengan mencintaimu malah membuat kita berjauhan, maka saya memutuskan untuk membencimu. Akan terus-menerus membencimu. Biar saya dan kamu bisa selalu dipertemukan. Biar takdir jodoh saya dan kamu digariskan. Karena saat mencoba sedikit membencimu ini saja, saya langsung tahu kalo ternyata kamu sangat-sangat saya butuhkan…
.
.
.
.
...ginjal kita cocok soalnya.

benci

Sumber Gambar:
1) https://lifestyle.kompas.com/read/2016/05/08/214500823/Benci.Hari.Senin.Ini.Alasan.Ilmiahnya
2) https://edexcellence.net/articles/wow-some-folks-really-hate-betsy-devos
3) https://www.vemale.com/love/22044-12-sifat-pria-yang-paling-dibenci-wanita.html
4) https://www.youtube.com/watch?v=DK459KUqSw8
5) http://helloskyblu2.blogspot.co.id/2013/11/episode-1-32-tamat-13-november-2012.html
6) http://www.keepcalmandposters.com/poster/2108454_woy_gw_benci_sama_lo
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kenapa Kita Bisa Membenci? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

14 komentar:

  1. Sinetron Indosiar banget itu, ya. Awalnya antagonis selalu menyiksa atau merisak protagonis, ujung-ujungnya antagonis kena musibah dan protagonis menolong. Kisah akhirnya jadi bertaubat atau malah temenan sama orang yang awalnya dibenci itu.

    Saya jadi ingat kisah seorang pangeran yang dibenci oleh beberapa rakyatnya. Sang Pangeran selalu diledek dan dijadikan parodi oleh rakyat-rakyat itu. Namun, lama-kelamaan pas rakyatnya sengsara dan butuh duit, Sang Pangeran dengan baik hati membisikkan rakyat itu cara untuk dapat uang. Hihihi. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baru ingat lagi satu hal: Sudah ditolong oleh Sang Pangeran, ada rakyat yang tetap nggak tahu terima kasih. Akhirnya Pangeran bilang, "Wajar, orang sepertimu dibenci oleh orang lain~"

      Hapus
    2. Yoga kamperrr...

      Saya kok gak kepikiran ke sana ya. Padahal internalnya dapet banget itu. xD

      Hapus
  2. Haw, ini bukan Firman gue kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukaaaannnn... belakangnya bukan syah. Tapi nama depannya N sih.

      Hapus
  3. sekarang yang paling sering menimbuklan kebencian malah karena intoleransi gak sih? apa cuma di lingkungan gue aja ya orang benci-bencian karna intoleran?

    eh btw habis baca ini, gue tanpa sadar jadi pengen benci sama artis fav gue, dengan harapan kali aja ketemu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pengaruh media bacaan (medsos, chat) yang nebar untuk birsikap intoleran juga jadi pemicunya. Jadi apapun kebaikan orang, klo dia dari golongan yg dibenci, udah... gak ada ampun.

      ahahha... silakan dicoba, walo biasnya susah menemukan alasan untuk membencinya. :D

      Hapus
  4. Gimana mau pakai ginjal saya, orang kontak whatsapp aja nggak punya...
    Nahlho, mau nge-hubungi siapa?
    Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang jelas ini ini bukan saya yang butuh ginjalmu ya, Wis.. ahahahaha xD
      Mungkin ada tetanggamu yang butuh, kita tak pernah tahu~

      Hapus
  5. Baru tau nama istilahnya itu "intoleransi". sesuatu yang membuat kita merasa asing dan dunia berpaling. Padahal kalau open mind, bisa aja yang mereka bilang itu ada benarnya ya kan. Hehehe.

    Tapi itu logika di paragraf terakhir kok kesal ya. Membenci supaya jadi berjodoh. Tapi emang iya juga sih, karena banyak yang berharap akan berjodoh eh malah jadi putus dan jadi musuh. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa disebut intoleran aja sih. iyaaa, kalo udah gak mau terbuka pikirannya, gak mau nerima sudut pandang orang lain, sslaing berantem, memusuhi dan perang sangat mudah terjadi...

      ahahahaha... itu hanya memanfaatkan fenomena yang kebanyakan terjadi. keputusasaan juga kayaknya. dicinta kok gak bisa berjumpa, eh yang dibenci malah selalu setor muka.

      Hapus
  6. Jangan benci bilang cinta, jangan marah bilang sayang, jangan mendustai hati bila engkau, tidak suka~

    Daradam daradam, daradam daradam. Oke mulai saat ini saya harus membenci dia, dia, dia, biar dapet satu kalo yang satunya gagal wkwk.

    Sebagai manusia bertipe kogenka eh INFJ kayanya rasa benci gak bisa terlepas dari hidup saya bang, mungkin fakta-fakta diatas ada benernya juga, kalo kata kids zaman now mah baperan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyan Tesalah...

      iya, orang yang bertipe F, feeling sering banget make perasaan agar nggak nyakitin orang lain, tapi akibatnya, dia yg bakal tersakiti. dan itu bisa banget nimbulin benci. :( saya juga soalnya.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~