Setelah Membaca Ini, Masih Mau Jadi Blogger Copas Sembarangan?

Assalamu’alaikum...

Beberapa waktu lalu, saya membaca postingan Petrus Andre yang sangat gencar menggalakkan postingan dengan tajuk ‘Berantas Blogger Copas’ dan melaporkannya ke Google DMCA. Iya, meng-galak-kan, karena Petrus Andre ini sedang galak-galaknya melihat blogger yang kerjaannya copas melulu. Makanya dia bekerja sama dengan salah satu Web Hosting Indonesia dan mengadakan perlombaan blog dengan tajuk yang sama. Ga tahu apa itu web hosting? Itu lho, yang buat mengganti Nama Domain, yang kalo namanya ‘siitem.blogspot.com’ bisa jadi ‘siitem.com’. *iya, iya, saya ngaku, paragraf ini untuk memenuhi persyaratan lombanya* #SayaGaKreatif

Kenapa bisa ada blogger copas?

Copas merupakan kependekan dari copy-paste yaitu menyalin tulisan atau gambar dari halaman lain ke halaman miliknya. Tujuannya sih biasanya agar dirinya terlihat keren selayaknya pemilik aslinya. Iya, saya juga heran sih, ada orang kagum melihat karya orang lain karena kerja kerasnya. Tapi bukannya mencontoh kerja kerasnya dalam menghasilkan karya, malah mengambil karyanya seenaknya dan berlagak bak pemilik sebenarnya. Itu tuh sama kayak terkagum-kagum sama sulap Dedy Corbuzier, tapi bukannya mencoba belajar sulap malah berlomba pakai jas hitam dan membotakkan kepala.

hawadis howhaw

Please ya, jangan melakukan tindakan copy-paste karena dapat mendatangkan keburukan lain nantinya. Copas itu secara harfiah sama kayak korupsi. Sama-sama mengambil hak orang lain. Dan di mana-mana yang melakukan korupsi itu akan dikucilkan dan ga pernah mendapatkan title kekerenan.

Kenapa ga boleh jadi copaser?

Memutuskan diri untuk menjadi blogger yang kerjaanya hanya copy-paste bukanlah keputusan yang baik. Iya, saya tahu. Kalian melakukan tindakan copas juga karena dikejar setoran. Dikejar tagihan pelanggan. Dikejar biaya kebutuhan. Kan kalo blognya sering meng­update artikel bakal menjaga keseimbangan traffic dan iklan ikutan lancar. Iya kan? Tapi itu kan memang resiko menjadi blogger pemburu iklan. Bukan berarti karena terdesak kebutuhan iklan lalu menghalalkan tindakan copasan, semua memiliki tata kerama dan aturan.

Sebagai pertimbangan, coba perhatikan beberapa hal berikut yang akan kalian alami jika tetap berprofesi sebagai blogger copas:

Yang pertama, hidup kalian selalu berada dalam kepalsuan. Artikel yang kalian comot dari tempat orang lain itu memang bisa membuat pesona kalian meningkat. Makin terlihat keren. Tapi tetap saja itu hanya fatamorgana. Karena kalian sendiri selalu sadar artikel itu palsu, copasan, walau pembaca tidak bisa membedakan. Itu tuh sama kayak kamu berpacaran sama Ani hanya karena mukanya mirip Maudy. Walau banyak orang menganggap keren, tetap saja kamu tersiksa, karena sejatinya itu kepalsuan.

Yang kedua, kalian akan sakit lahir batin. Beneran, terutama saat artikelnya ketahuan copas. Itu semua penduduk dunia maya bisa menjatuhkan martabat kalian dalam hitungan menit. Kalian akan dibully habis-habisan. Sudah pernah ada yang jadi korban. Mau ikutan?

Yang ketiga, dosa kalian akan bertambah. Namanya juga mengambil hak orang lain, pasti dosanya juga ikutan. Masalahnya, perbuatan copas ini kan sama kayak proses menggandakan. Bayangkan, kalo sejatinya malaikat pencatat dosa juga melakukan perbuatan yang sama. Mengcopas dosa kalian sejak umur 5 tahun hingga sekarang. NGERIII!

Jadi untuk apa ada teknologi copas, kalo tidak dimanfaatkan?

Copas sebenarnya tidak dilarang, karena sejatinya memang diciptakan untuk memudahkan pekerjaan. Tapi tentunya dengan beberapa ketentuan dan aturan, bukan bertindak sembarangan. Copas diizinkan dalam dua keadaan. Pertama, artikel tersebut milik diri sendiri. Kedua, sudah diizinkan  pemiliknya dan mencantumkan sumber.

hawadis howhaw

Tetua blogger pernah bersabda, “Sesungguhnya copas yang diizinkan adalah yang mencantumkan sumbernya.” Karena memang, dalam segala hal, izin dari pemilik adalah yang harus diutamakan. Jadi kalo mau menyalin artikel orang lain, MINTA IZIN dulu dan jangan lupa SUMBERnya dicantumkan. Oke, cukup sekian, semoga kita terbebas dari tindakan yang menyebabkan diri dan orang lain mengalami kerugian.


Setelah membaca artikel ini, masih mau jadi blogger copas sembarangan?

hawadis howhaw

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Setelah Membaca Ini, Masih Mau Jadi Blogger Copas Sembarangan? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

8 komentar:

  1. masih ga abis pikir dengan orang-orang yg demen copas. gatau dosa apa ya .__.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga perbuatan salah, adaaa aja yg ngelakuin... sudah hukum dunia kayaknya...

      Hapus
  2. «« Pernah ngalamin .. Di copas itu gak enak asli, udah jelas" karya A, malah diakui si B, bikin kesel, gondoklahh, kutukupret yg suka copas dalam apa pun itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. yahhh... curhatannya ampe bawa kutu segala... tapi emang iya, diambil tanpa izin itu rasanya ... .... .... Anjrit.

      Hapus
  3. Persyaratan lomba memang seringkali menjadi persoalan rumit.. hahah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan rumit sih, cuma pengen beda aja... kalo diberi syarat begitu, mesti idenya sama... "untuk mencegah copas dan meningkatkan kreatifitas kita harus bla bla bla bla.... " *sama semua* #iyakali \:D/

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~