Maaf, Saya Sedang Bicara Serius

Assalamu’alaikum...


Ga seperti postingan sebelumnya, kali ini saya mau berbicara serius. Memang saya ga terlalu berpengalaman dalam berbicara serius, tapi apa salahnya kan mencoba. Lagian ya, anak-anak yang sedang ikut ujian nasional kan juga belum pengalaman lulus ujian di jenjang pendidikan yang sama, tapi mereka mencoba mengikuti ujian agar bisa lulus. Iya sih, siapa juga yang mau ujian nasional dua kali saat esema padahal udah dinyatakan lulus.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, serius artinya bersungguh-sungguh atau tidak sedang bercanda. Jadi kalo ada orang yang mengatakan dia serius, berarti dia sedang bersungguh-sungguh. Dan keseriusan itu bisa diterapkan dalam segala hal. Bahkan di dunia kesehatan, ‘Anak saya mengalami pendarahan yang serius’ , berarti anaknya sedang bersungguh-sungguh dalam mengalami pendarahan. Serius?

Saking fleksibelnya keberadaan serius, musisi negeri sampai-sampai menjadikannya sebagai nama band. Itu lho, yang lagunya sempet populer dengan liriknya;

Rocker juga manusia
Punya rasa punya hati
Jangan samakan dengan
Truk gandeng...
*oke, gue lupa liriknya*


hawadis howhaw

Dulu, sewaktu esempe, saya pernah mendapatkan pertanyaan serius dari guru. Beliau bertanya pada seisi kelas untuk memilih satu dari dua keadaan. Jadi orang pintar tapi suka maksiat, atau jadi orang bodoh tapi beriman. Selain saya, semua memilih jadi orang bodoh yang beriman. Serius! Dan semua temen kelas saya menatap dengan pandangan ‘idiihh’. Seriusan, itu membuat mental saya menurun secara serius. Begini pola pikir saya waktu itu, saya kan ke sekolah supaya pintar, dan anak pintar akan disayang guru dan orang tua bahkan warga sekitar, makanya waktu itu saya lebih memilih pintar.

Tapi jika pertanyaan itu diajukan saat ini, tentu sekarang saya akan memilih seperti waktu itu juga. Iya karena pola pikir saya saat ini, kalo saya bodoh tapi mengaku beriman, saya berimannya ama siapa? Kan saya bodoh. Kalo seandainya ada orang yang datang dan mengaku nabi di depan saya trus bilang kalo ibadah saya udah diterima dan saya boleh bebas bahkan diberkahi untuk melakukan maksiat yang selama ini ditahan, ya pasti bakal saya percayai, kan lagi bodoh. 

Tapi tentunya sebagai manusia yang dibebaskan memilih, kita bisa membuat pilihan yang lain, pintar dan beriman. Karena saat kita diberi pilihan, artinya kita sedang diberi kebebasan. Namun jika pilihan tersebut diharuskan hanya yang diajukan di awal, artinya kita sedang diundang ke dalam kurungan. Serius! Tuh lihat yang lagi UN dan ga bisa bikin pilihan, mereka masuk kurungan ruang dan waktu kan. *waktu sisa lima menit lagi*

Sekarang ini, lagi susah-susahnya menjalin hubungan yang serius. Semuanya ingin yang main-main. Iya sih, banyak yang bilang hubungannya serius dan nggak main-main. Tapi nyatanya, dia serius main-mainnya. Sama kayak orang lagi main PES yang bilang ke lawannya, ‘Kamu serius dong mainnya’ di jawab ‘Iya, gue serius nih’. Seserius apapun, yang namanya lagi main, ya tetep aja nyebutnya main. Ini serius lho.

Karena merasa sering dipermainkan saat ga serius menjalin hubungan. Banyak orang yang mulai mendambakan pasangan yang soleh. Hal itu dipicu oleh anggapan umum bahwa orang yang soleh ga akan mempermainkan perasaan dan akan membangun hubungan yang serius. Alhasil, banyak tuh sekarang yang pacaran di media sosial dengan tulisan;

‘salat malam dulu ya sayang’
‘entar bangunin tahajud ya’
‘pacar gue soleh banget, gue diajakin dinner di masjid’
‘kurang solehah apalagi coba pacar gue, saat gue bonceng pakai motor dia duduk dengan posisi tahiyat akhir, trus pacarannya selalu ngadap kiblat’
Serius!.

Cuma yang mereka ga tau, para kaum soleh dan solehah itu pada dasarnya ga ada yang mau berpacaran. Serius! Mereka meyakini, menikmati yang bukan hak miliknya adalah perbuatan yang haram. Orang yang didambanya masih menjadi hak orang tuanya. Jadi kalo dia menikmatinya, sama aja kayak lagi korupsi. Makanya korupsi di negeri ini susah dihilangin, bibit-bibitnya banyak banget sih. Serius!

Kalo ada santri yang kedapatan mencuri, maka hukumannya dua kali lipat dari yang bukan santri karena dianggap sudah tau hukum-hukumnya. Nah, kalo ada orang yang mengaku punya pacar soleh padahal dia tau yang soleh ga mau pacaran, itu begonya bisa dianggap 2 kali lipat dari yang pacarnya preman dan 4 kali lipat dari yang jomblo. Serius!

Dalam hubungan perpacaran itu, seringkali kita melihat adanya fase putus yang menyebabkan tangis kemudian tertawa dan mencari yang lain. Mereka yang dengan gampangnya mengatakan putus dengan serius, pada dasarnya ga pernah menyukai pasangannya dengan serius. Seriusan ini lho. Karena kalo mereka beneran serius, harusnya mereka akan mempertahankan hubungan dan membawanya ke jenjang pernikahan dengan sungguh-sungguh.

Menurut teori saya, mereka yang sering memutuskan suatu hubungan padahal sudah mengaku serius, adalah orang yang bingung dalam menentukan arah jatuh cinta. Dalam jatuh cinta, terdapat 2 arah, jatuh dari cinta dan jatuh kepada cinta. Orang yang jatuh kepada cinta, akan mengorbankan orangnya demi cintanya. Tapi orang yang jatuh dari cinta akan mengorbankan cintanya demi orangnya. Serius!

Kalo dijabarkan dalam ucapan standar, teori tersebut bisa dicontohkan begini; kamu sedang berpacaran, karena suatu hal pacar kamu melakukan kesalahan yang sangat kamu benci, kayak ngeretweet mantannya. Kalo kamu sedang jatuh kepada cinta, kamu akan meninggalkan pacar kamu, karena kamu menginginkan kebahagian bersama cinta. 

Tapi kalo kamu jatuh dari cinta, kamu akan tetap bersamanya, membimbingnya, dan selalu berusaha membahagiakannya. Karena kamu sudah meninggalkan cinta demi dia, yang ternyata malah melahirkan cinta. Bukankah dalam suatu hal, bukan tentang jatuhnya yang penting, tapi tentang pantulannya kembali? Sama seperti cinta, bukan jatuh cintanya yang penting, tapi apakah kamu sanggup tetap membahagiakannya kembali saat dia mulai mencari perhatian lain. Itu masalah serius lho!

Ya sudah, cukup sampai di sini saja saya bicara seriusnya. Memang bener kata orang-orang, berpikir serius bisa menyebabkan tekanan. Tadi saat menulis artikel ini, saya serius berpikir ‘kalo Indonesia merdekanya tanggal 1 Januari 1946 pukul 01.00 WIB, di masa depan, itu nyebutnya semangat 45 atau semangat 46 ya? Kan perjuangannya lagi semangatnya di tahun 1945, tapi kan merdekanya tahun 1946’. Merasa tertekan, bodo ah, pusing. Mungkin emang harus diselingi dengan becanda, tapi tetep aja, kalo becanda saya suka serius. Seriusan!


Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Maaf, Saya Sedang Bicara Serius Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

10 komentar:

  1. Ciyuuusss ???

    hahhaha. bikin orang senyum-senyum sendiri baca nih postingan SERIUS,

    mending ngikut serius berpikir 45/46. hehhehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. gapapa kan... dibandingin senyumin orang lain lalu dituduh suka padahal iya. Serius!

      Hapus
  2. ikutan jadi SERIUS!
    *think hard*
    :D haha
    nice lah..

    mungkin sama kyak mreka yg sering bilang ke gue, "kita pacarannya islami kok" atau "kita pacarannya ga nyentuh yg haram kok"

    -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seriusan jadi mikir serius? *nah kan*

      cerita kamu itu kayak ada orang yg ngajak makan daging babi, "babinya kita potong dengan bismillah kok, jd halal" serius.

      Hapus
    2. :'( mana ada bang makan babi halal..
      haram ya haram, mana bisa jadi halal.
      termasuk cerita gue itu..
      haha *SERIUS*
      ^_^

      Hapus
    3. emang ga ada... sama kyak yg islami dalam pacaran sebelum nikah.... serius..

      Hapus
  3. yang paling masuk akal itu yah serius waktu main PES :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kayaknya, walau nyebutnya tetep main-main serius... :)

      Hapus
  4. haw kok kamu serius banget sih haw, serius deh haw.. serius.. wahahah... gue suka pas lo bilang "pacaran hadap kiblat, duduk di motor sambil tahiyat akhir" wkakaka *ngakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. masa' sih kamu suka gue pas bilang begitu... gue juga suka kok Dis..wkwkwk

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~