Kalau Mementingkan Hasil, Berarti yang Kamu Lakukan Nggak Menarik

Assalamu’alaikum…

Manusia hidup di dunia ini selalu mengharapkan kebahagiaan. Untuk memperoleh kebahagiaan tersebut, banyak orang rela melakukan apa saja. Meskipun yang dilakukannya bisa dibilang melanggar hak orang lain. Dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari, mereka juga memilih yang membuat mereka bahagia. Atau paling tidak, memiliki hobi yang bisa membuat mereka lupa waktu. Karena saking bahagia melakukannya.

Kebahagiaan bisa tercipta karena melakukan kegiatan yang menarik. Kegiatan atau hal yang menarik tersebut bisa membuat orang terus-terusan melakukan dan rela menunggu untuk waktu yang lama. Hal itulah yang mereka sebut dengan proses. Rentang waktu dan berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan itu bisa mendatangkan kebahagiaan.

Jadi, tidak hanya hasil yang membuat seseorang merasa bahagia, melainkan juga proses. Malahan, proses merupakan indikasi untuk melihat seseorang, apakah orang tersebut merasa bahagia atau tidak dengan apa yang sedang dikerjakan atau dialaminya. Sedangkan orang yang hanya memikirkan hasil akhir, biasanya yang dirasakan saat itu tidaklah menarik atau tidak membahagiakan.

hasil
Kenapa bisa? Bukankah hasil akhir yang akan didapat yang menjadi indikatornya? Misal, orang mau berada di puncak gunung, bukankah ketika sudah berhasil sampai di puncak maka kelihatan kebahagiaannya? Iya, benar. Namun, bagaimana jika mereka langsung pergi ke puncak menggunakan helikopter tanpa melalui pendakian? Sama-sama memiliki hasil akhir yang sama. Sampai di puncak gunung. Namun, kebahagiaannya jelas berbeda. Itulah kenapa, orang yang hanya memikirkan hasil akhir sebenarnya sedang mengalami hal yang tidak menarik.

Seperti Nonton Film

Orang yang rajin memberikan spoiler ketika kita akan menonton film yang dibicarakan biasanya menjadi sasaran kata-kata kasar. Kenapa? Karena kalo udah dikasi tau jalan dan akhir ceritanya, jadi nggak menarik lagi. Itu jika film yang bagus/menarik, yang membuat kita mau menonton dan menikmati perlahan.

hasil

Bagaimana kalo filmnya nggak menarik? Kalo nontonnya di komputer, kita akan nyepet-nyepetin biar dapet scene  yang menarik atau biar lekas berakhir. Itu tandanya, kalo sesuatunya nggak menarik, kita akan memikirkan hasil akhirnya saja. Beda halnya kalo filmnya menarik, sampe filmnya abis dan keluar barisan tulisan terbang pun tetep pantengin. Kali-kali aja ada scene after credit-nya. Padahal hasil akhir ceritanya udah didapat, tapi tetep aja ditungguin karena saking menariknya.

Mabuk-mabukan juga

Apa hasil akhir dari mabuk-mabukan? Teler. Ilang kesadaran. Mudah roboh. Bahkan mati. Padahal hasil akhirnya itu udah jelas nggak enak begitu, tapi kenapa tetep aja banyak yang suka? Karena sebelum sampe hasil akhir (mabok) itu ada perasaan yang nyaman dan selalu menarik.

hasil

Kalo cuma mau dapat hasil akhir yang pusing dan teler itu aja, ngapain pake minum-minuman keras. Megang tiang listrik satu tangan, terus muter dua ratus kali juga sensasinya sama. Tapi karena muterin tiang listrik itu nggak menarik dan gak ada enak-enaknya, ya, mendingan minum-minum.

Apalagi Jimak

Jimak itu proses berkembang biak pada manusia. Yang ada istilah doggy style, missionaris, WOT dan temen-temennya. Jika jimak tidak menarik, nggak bakal ada istilah kayak tadi. Palagi kalo hanya fokus ama hasil akhirnya doang, nggak perlu jimak ama pasangan. Pake jalur mandiri juga bisa. Bahkan jalur mandiri pun tetep dilama-lamain biar nggak langsung dapat hasil akhir. Karena ada yang menarik dari prosesnya yang membuat bahagia.

hasil
Jangan cepet makanya~
Di sebuah media pernah diberitakan, ada seorang istri yang mengaku berselingkuh karena suaminya cepet nyampe hasil akhir. Padahal kan memang tujuannya dapat hasil akhir, tapi kenapa kalo cepet dapet hasil akhir nggak disuka begitu? Karena kalo hanya memikirkan hasil akhir, itu jadinya nggak menarik. Nggak bikin bahagia.

Kayak salat

Seperti yang saya bilang sebelumnya, kalo nggak menarik, kita hanya fokus pada hasil akhirnya saja. Pas salat pun begitu, kalo kita mengganggap salat itu menarik, membahagiakan, kita pasti akan pelan-pelan melakukan salat. Tapi karena nggak menarik, yang penting nyampe hasil akhir dan salatnya selesai. Iya, kan? Makanya kalo salat suka cepet-cepet, nggak menarik emang salat itu. :p

hasil
"Emang sapa yang balapan masjid, Bang?"
Lihat juga kehidupan orang yang relijius banget (dari sudut pandang kita). Apa menariknya kehidupannya? Beribadah. Ini gaboleh itu gaboleh. Ini bidah itu bidah. Ini haram itu haram. Yang dipikirkannya apa? Surga. Hasil akhir. Bahkan mereka ingin segera meninggal dengan jihad karena hidup ini udah nggak menarik lagi.

Namun, bagi kita yang mengaku menikmati hidup, nggak mau dong cepet-cepet sampe hasil akhir. Karena hidup ini menarik dan banyak kebahagiaan, makanya kita mau pelan-pelan dan lama-lama menikmati hidup. Makanya orang yang memilih mengakhiri hidup (bunuh diri) itu adalah orang yang hidupnya nggak menarik lagi baginya.

Jadi kebukti, kan? kalo hanya memikirkan hasil akhir, itu artinya yang kamu lakukan memang tidak menarik atau tidak membuat bahagia.

Nah, sekarang coba pikirkan lagi hubungan kalian!

Berapa sering pasangan kalian menanyakan bagaimana entar hasil akhir hubungan kalian? Udah memikirkan hasil akhir emaknya nggak setuju kalo pasangannya jauh? Itu berarti hubungan kalian udah mulai nggak menarik. Siap-siap aja bakal berantem bentar lagi~

Terus, karena udah nggak menarik, apakah baiknya meninggalkannya? Terlebih dia punya banyak kekurangan. Nggak mapan terutama. Memang, orang memutuskan atau memberikan izin menikah jika telah memiliki pengHASILan. Itu pun harus gede. Kalo pengHASILannya kecil, tetep gak dibolehin.

hasil

Jadi, bukankah lebih baik meninggalkan dan memilih yang udah bener pengHASILannya? Iya, silakan. Hanya yang perlu diingat, kalo hanya memikirkan tentang hasilnya saja, itu berarti kehidupanmu nggak bakal menarik.

Terus bagaimana biar menarik?

Dengarkan saran dan masukan dari orang lain. Seperti nonton film, ada yang kita tonton tapi nggak ada menariknya sama sekali. Namun, setelah temen menceritakan ulang dan menjelaskan beberapa scene dan jalan ceritanya, ternyata kita malah penasaran dan mencoba nonton lagi. Eh, beneran menarik.

Begitu pun dalam hubungan, kalo udah nggak menarik, coba minta masukan dan saran dari temen. Inget! Temen! Bukan yang pura-pura jadi temen. Entar kamu dimakan. Sehingga bisa membuat ingat lagi apa yang membuat pasangan kita begitu menarik dan begitu berharga jika harus ditinggalkan.

hasil
"Kalian itu satu, makanya jadi sedih, bukan duadih."
Sama juga ketika memutuskan memilih yang berpengHASILan gede tadi. Dengarkan saran (orang tua, biasanya) mereka tentang kebaikan karena punya pengHASILan gede. Jadilah kehidupan kalian nanti kelihatan menarik. Ya, walo tetep harus diingat, sih, kalo hanya peduli ama hasil, biasanya nggak menarik. Nggak bakal ketemu bahagia.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya, kenapa orang hanya mementingkan hasil, ya? Dan bukan pada prosesnya? Karena sejak kecil kita didoktrin untuk menjadi orang yang berHASIL, bukan orang yang berPROSES. Pas udah dewasa juga dianjurkan untuk memiliki pengHASILan, bukan peMROSESan. Padahal, hasil itu akibat dari usaha dan proses, letaknya di akhir. Lalu kenapa kita membebani diri dengan meletakkannya di depan?



Sumber Gambar:
https://hendrasyahp.blogspot.co.id/2014/12/proses-dan-hasil.html
http://cinemags.id/tolong-jangan-spoiler-film-star-wars-force-awakens/
http://www.ayoriau.com/indragiri-hilir/mabuk-mabukan-enambelas-pemuda-digaruk-petugas.html
http://www.imgrum.org/user/foredigel/1605213611/1046752403480146228_1605213611
http://www.kabarmakkah.com/2016/06/inilah-manfaat-shalat-tarawih-super.html
http://www.disiniajatempatnya.com/2015/11/gambar-lucu-8-november-2015.html
https://www.merdeka.com/gaya/10-nasihat-dari-teman-yang-wajib-didengar-setelah-putus.html
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kalau Mementingkan Hasil, Berarti yang Kamu Lakukan Nggak Menarik Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

13 komentar:

  1. Kok ini keren banget, sih? Anjisss! Suka yang soal hubungan. Proses meniti karier bersama pasangan dari zaman susah. Nanti pas udah sama-sama sukses pasti bahagia banget. Jadi sering bersyukur. Kalau cuma cari yang mapan, takutnya pas roda berputar dan jadi susah, malah ditinggalin lagi. :))

    Gue pas nonton film nggak pernah dicepetin kayaknya deh. Iya, kalau nontonnya di bioskop. Eh, tapi beneran. Nonton di laptop tetep gue tahan-tahanin kalaupun itu udah membosankan. Ya, paling gue tutup aja. Ganti film lain. Terus lanjut lagi film yang itu nanti pas mood udah baik.

    Baca tulisan kayaknya juga gitu ya, Haw. Menikmati paragraf demi paragraf. Nggak buru-buru baca judul atau ke paragraf terakhir aja terus komen. Wqwq. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Yog. Kata Pak Ridwan Kamil juga begitu. Ngerasain rumah kontrak bareng dan bisa ngerasain nikmatnya punya rumah sendiri karena perjuangan bersama itu membahagiakan.

      Hahaha... kalo dibioskop gimana dah nyepetinnya?

      enggg... ini nusuk juga sih. karena aku kadang juga suka cepet2an bacanya...

      Hapus
  2. Kalo ngerjain soal matematika, saya nggak pernah mikirin hasil. Mikirinnya, "Boleh ganti soal pelajaran lain nggak?"

    Eh eh eh, kok ada jalur mandiri? Salah fokus ke ujian seleksi PTN. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ujian, Rob... awas aje lu minta ganti soal entar.

      Hapus
  3. Haw ini kok tahu banget ya soal mabuk itu prosesnya menyenangkan? Gue ini lho padahal nyium baunya aja udah pengin muntah. Hmmmm sungguh aku mencium aroma kecurigaan di sini.. .-.

    BalasHapus
    Balasan
    1. enggg... tau nggak mesti udah nyobain. itulah pentingnya mengamati~ ;)

      Hapus
  4. KOK BISA KEPIKIRAN KAYAK GINI SIH..... SAMPE YANG SOAL ORANG RELIJIUS BANGET YANG MAUNYA MENGEJAR SURGA DARIPADA DUNIA DAN MATINYA PENGEN JIHAD. GILS BANGET. SUKAAAAA!

    Trus yang soal nonton film... bener banget sih. Kalau filmnya nggak menarik, aku skip-skip sampe akhir. Ya itu, mau cepet-cepet harinya berakhir. Dan kalau nonton film yang menurutku menarik, walaupun filmnya udah di-spoil orang lain lah, udah nonton beberapa kali lah, udah tau ending-nya lah, aku tetap nikmatin filmnya. Oh iya, bisa juga pas lagi jalan ke suatu tempat sama orang sih. Kalau jalannya sama sahabat/pacar sih malah nggak mikirin kapan nyampenya. Tapi kalau jalannya sama orang yang nyebelin, sama adek sendiri misalnya, ya mikir, "INI KAPAN SIH NYAMPENYA, BAJINGSENG...... JAUH BANGET KAYAKNYA..."

    Trus yang untuk hubungan, ITU BAJINGSENG SEKALEEE. kayaknya aku ada nyium aroma curhat terselubungmu. Bener nggak, Haw? Huahahahahahahahahaha!

    Dan ya, aku sering banget minta saran sama temen. Mengingat kalau aku orangnya suka mikir kejauhan, aku pengen aja cerita ke orang supaya orang itu bisa menyadarkanku kalau itu cuma perasaan negatifku doang. Hehehe. Btw, kalimat terakhir postingan ini bikin aku pengen nyanyi lagu Tangga yang judulnya Tak Kemana-Mana. Kita sedang bahagia~ Jangan buang waktu menerka nerka akhirnya~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelah dibaca lagi kok komennya berantakan gitu sih. Itu maksudnya "Ya itu, mau cepet-cepet filmnya berakhir." Huhuhuhu. :(

      Hapus
    2. Gamasalah berantakan jugaaaa...

      Itu teguran buat diri sendiri, Cha, karena udah mulai lalai..

      nah iya. kalo filmnya menarik, kita malah mau balik ke awal lagi kan. mau nonton berkali-kali. kalo nggak mah, belom juga abis, udah diclose aja. iyaaaa.... kalo ama orang kesayangan kan nggak mau cepet2 berakhir~

      kagak adaaaaaa.... itu permasalahan semua orang..

      iya. kadang kitanya aja yg mikir kejauhan yak.. jadinya perlu diingetin ama temen lagi... :-d

      Hapus
  5. Setuju banget bahwa orang yang hanya memikirkan hasil akhir sebenarnya sedang mengalami hal yang tidak menarik.

    BalasHapus
  6. haw kok kamu tulisannya jadi dewasa gini sih?! mamak terharu T^T

    **jadi hubungan kalian gimana haw?! :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memangnya dulu aku nggak dewasa po, Teh? bentar... ini dewasa maksudnya dewasa yang mana yak? @@,

      hubungan dengan siapaaaaaaaaa? oiya, teh, sekali lagi, selamat berbahagiaaa... kalo mau lekas punya momongan, semoga segera dimunculkan~

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~