ANJRITektur #1: Pengantar Arsitektur

Assalamu'alaikum...

Beberapa hari terakhir, teman-teman blogger saya banyak yang membuat segmen baru di blognya. Katanya agar blognya memilki sesuatu yang baru dan tidak monoton sehingga membuat pembaca tidak merasa bosan. Sebagai manusia yang pada dasarnya selalu belajar dari tindakan orang lain, saya jadi ikut-ikutan. Iya, saya memang orang yang kurang berpendirian, suka ikut-ikutan. Diajak makan gratis, ikut. Diajak ke acara nikahan, ikut. Diajak jalan-jalan, ikut. Cuma kalo diajak ke toilet perempuan aja yang ga ikut, yang ngajak laki sih.

Setelah menimbang buluh sebatang dengan daging ayam yang dijadikan sate ayam, saya memutuskan untuk membuat segmen baru. ANJRITEKTUR. Awalnya nama tersebut mau dijadikan  judul dan alamat blog, tapi karena nama tersebut tercipta dari pikiran howhaw (ga waras bahasa indonesianya), jadilah sekarang dia segmen baru di blog howhaw. Isinya tentu sesuai dengan namanya, arsitektur yang diimbuhi perumpamaan yang anjrit, tapi tetap memiliki kesamaan tekstur. Cieleeehh. Pengantarnya sampe di sini aja ya.

*******

anjritektur


Arsitektur kalo menurut kamus Oxford artinya  seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Padahal arsitektur pengertiannya lebih luas lagi, mungkin karena kamus Oxfordnya punya batasan tersendiri, makanya dijelaskan sesimpel mungkin *maklum*. Selama saya mengikuti materi arsitektur di kampus, arsitektur itu merupakan semua proses analisis dan perencanaan kebutuhan fisik bangunan. Proses berarsitektur meliputi perencanaan, perancangan dan pembangunan.

Perencanaan adalah kegiatan untuk menentukan suatu karya/bangunan/model yang akan dibangun dengan terlebih dahulu melakukan analisis yang memengaruhi. Kebutuhan, kesesuaian, kegunaan dan pertimbangan lain harus mulai dipikirkan dalam proses merencanakan, sehingga faktor-faktor yang bisa menggagalkan pembangunan bisa diminimalisir dan pelaksanaan menjadi lancar.

Setelah perencanaan selesai, masuklah ke tahap perancangan. Pada tahap ini, proses berarsitektur meliputi menyesuaikan desain dengan rencana awal, memenuhi kebutuhan dan menciptakan solusi untuk permasalahan yang ditemukan. Tentunya rancangan yang dihasilkan harus sesuai dengan perhitungan dan bisa dibangun.

Setelah rencana dan rancangan siap, maka pembangunan bisa dilakukan. Peran seorang arsitek dalam pembangunan ini sebagai pemantau atau pengarah sehingga bangunan yang didirikan sesuai dengan yang direncanakan. Trus bagaimana jika bangunan yang dibuat tidak sesuai dengan rencana awal? Ya maaf, arsitek kan hanya merencanakan, tapi Tuhanlah yang tetap menentukan. *dijitak dosen*

Menurut pandangan umum, arsitek adalah orang yang hanya berurusan dengan rancangan rumah. Oke, itu bisa diterima, tapi secara pandangan arsitek, fungsi berarsitektur tidak hanya melulu soal rumah, tapi juga mencakup desain yang lain. Ada dua level dalam berarsitektur, level makro dan level mikro. Makro mencakup perencanaan kota, perancangan perkotaan dan arsitektur lansekap. Itu tuh yang kayak menentukan di mana letak wilayah perdagangan, wilayah servis, wilayah perkantoran, wilayah industri dalam suatu perkotaan, pola sirkulasi kota, perancangan taman kota semua termasuk dalam level makro.

Kalo yang level mikro, arsitektur itu mencakup desain interior dan eksterior, desain aksesoris, desain otomotif (jangan salah, arsitek juga bisa mendesain mobil lho, tuh tante Zaha Hadid mulai gencarnya mendesain mobil) sampai desain kemasan produk juga termasuk dalam berarsitektur. Iya sih, kadang bentrok juga dengan profesi DKV, abis mirip-mirip sih. Tapi selama ilmu yang dipake sama, apa salahnya kan.

Kalo menurut Pameo, arsitektur itu bahasa yang tidak terucap, tapi bisa dimengerti pemakainya. Tanpa suara dan tanpa berisyarat, tapi desain arsitektur bisa menunjukkan sesuatu dengan jelas. Misalnya, bangunan sekolahan dan bangunan komersial (mal) memiliki bentuk berbeda sesuai fungsinya. Jadi seperti itu, arsitektur bisa memberi tau kalo itu sekolahan dan itu mal, meski tanpa ada plang namanya. Iya sih, kadang anak sekolahan masih sering salah juga, sampe ada yang berpakaian seragam sekolah di mal. *ga tau, itu salah desainnya apa salah anaknya*

Sedangkan menurut Pythagoras arsitektur adalah musik yang membeku. Musik itu kan disusun berdasarkan not dan angka yang berwujud nada-nada dan memiliki irama. Nah, arsitektur juga disusun berdasarkan material dan angka dimensi yang berwujud desain dan memiliki makna. Kalo musik memiliki dimensi sunyi dan nada dalam ruang waktu, arsitektur memilki solid dan void dalam ruang nyata. Kalo saya sih punya kamu dan cinta dalam ruang rindu. *dilempar meja*

Musik dapat menjadi alunan yang mengingatkan tentang suatu kejadian dalam tiap iramanya. Desain arsitektur memiliki keunikan yang menjadi alasan bagaimana manfaat ke depannya. Walau tak jarang juga desain arsitektur menjadi pengingat masa lalu. Ada kan banungan yang dianggap memilki nilai sejarah? Ya, yang seperti itu.

Dalam membuat desain arsitektur, ada buku rujukan paling tua yang dibuat oleh Vitruvius berjudul De Architectura. Dalam buku tersebut dipaparkan bahwa bangunan/desain yang baik memilki aspek Firmitas, Utilitas dan Venusitas. Dalam bahasa yang kita pahami artinya kekuatan, kegunaan/fungsi dan keindahan/estetika. Ketiga unsur tersebut harus memilki porsi yang sama agar tidak terjadi kesenjangan desain yang mengakibatkan desain menjadi tidak optimal.

Misalnya ada bangunan yang pondasi atau strukturnya sangat kuat dan indah dipandang tapi tidak berfungsi, maka menjadi sia-sia. Sama juga jika ada bangunan yang indah dan berfungsi bagi masyarakat, tapi strukturnya tidak kokoh, bisa menjadi bencana. Ada juga bangunan yang kokoh dan berfungsi, tapi tidak indah, ga akan ada yang mau menggunakan dan memandangya. Tuh, kayak bangunan yang ga laku karena tampilannya saja tidak menjanjikan. Jadi ketiganya harus proporsional.

Itu tuh juga berlaku dalam memilih pasangan, harus yang venusitas (cakep), utilitas (berguna) dan firmitas (kuat). Cakep tentunya jadi pilihan, realistis aja, semua manusia itu suka dengan keindahan dan kecakepan seseorang itu adalah keindahan pertamanya, prilaku adalah keindahan berikutnya yang bisa kita lihat setelah mengenalnya lebih dekat. Tapi kalo ditanya pilih mana antara cakep dan pintar, realistis sih, pilih yang cakep. Kalo mau pasangan kita yang cakep jadi pintar, disuruh ikut bimbel aja, murah. Kalo pasangan pintar mau dibikin cakep, operasi plastiknya mahal. Tapi yang namanya manusia sih ya, ada aja masanya. Karena kalo udah tua, kecakepannya bakal ilang dan jadi pikun.

Utilitas. Berguna. Tentu dong punya pacar harus jelas tujuannya. Mau diapain? Jadi supir kek, jadi stok makan akhir pekan kek, jadi tukang ngerjain tugas kek, terserah asal jelas kegunaannya. Kalo temen saya sih ngakunya buat penyemangat belajar, saya bingung, gimana bisa? Eh, taunya si pacar anaknya dosen. Pantes.

Firmitas. Kuat. Carilah pacar yang tidak hanya cantik dan berguna, tapi juga kuat. Terserah mau diartikan bagaimana, yang penting kuat. Ya, kuat menahan rindu saat LDR, kuat menahan diri untuk tidak melirik yang lain, kuat diajak keliling mal mencari baju, dan kuat yang lain-lain. Percuma dong cantik dan berguna kalo ga kuat diajak ngangkut batu bata (kalo pacarnya kuli bangunan). Pasangan itu kan harus saling membantu. Gitu kan yah?

Serunya menjadi arsitek ini ya, kalian bisa merasakan semua profesi orang-orang berbeda. Bisa merasakan jadi dokter, pelukis, pemain basket, ilmuwan, pengacara, pesepak bola, penyanyi, pengrajin, bos perusahaan, manager hotel, teller bank, gamer, pemilik cafe, semuanya. Karena kalo mendesain rumahnya, arsitek harus tahu kebiasaannya. Masa iya pemain basket pintunya rendah kayak rumah hobbit, atau masa iya dokter gigi ga punya ruang praktik di rumahnya, atau masa iya pelukis ga punya tempat untuk melakukan hobi dan pekerjaannya. Gitu, jadi arsitek juga harus belajar banyak ilmu, karena dalam mendesain ga asal tarik garis, tapi dalam setiap goresan memiliki alasan.

Sekian aja tentang pengantar arsitektur dan segmen baru ini, update akan dilakukan setiap akhir pekan. Selamat liburan.

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul ANJRITektur #1: Pengantar Arsitektur Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

16 komentar:

  1. Kalau gue mau bangun rumah, rancangin ya rumahnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. syarat dan ketentuan berlaku. \:D/

      Hapus
  2. itu om ridwan kamil anak arsitektur jg ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dia udah jadi bapak arsitektur... :)

      Hapus
  3. wahhhh tampilan blog nya bagus itu ada yang loncat-loncat :))))))

    BalasHapus
  4. wah ada yg baru nih.. PJ dong #salahfokus..

    kuliahnya jurusan arsitek ya?

    BalasHapus
  5. Jadi pengen jadi ANJRItektur!

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangaaaannnn!!!!!

      cukup arsitektur saja. kalo sampe ikut-ikutan anjrit. kehidupan kamu bisa terancam. dan monster-monster anjrit bisa menguasai dunia.
      #iniApasih

      Hapus
    2. Ta. .Tapi. . .aku harus menjadi ANJRITektur, ini demi kebaikan meraka.
      Ciaaaa...
      *berubah wujud*

      Hapus
    3. tidaaakkkk......
      *bersambung...*

      Hapus
  6. Salam kenal ya...
    Semoga sukses dengan segmennya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga Angga
      terima kasih.

      Hapus
  7. Nyesel deh dulu ngga jadi masuk SMK jurusan TGB :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak per;u disesali, ini kan ilmu, masih bisa kok dipelajari. asal mau. hehe...

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~