Mari Perbanyak Bersyukur

Assalamu'alaikum....


Abis salat dhuhur siang ini, ane tiba-tiba terfikir hal yang memang banyak orang yang juga memikirkannya. Kenapa cobaan Tuhan itu keseringan berupa "kesakitan" ??? 
Kenapa cobaan tidak selalu berupa kenikmatan saja, jadinya kan setiap orang selalu senang ketika memperoleh cobaan.

Nah-nah-nah-nah-nah-nah-n-a-a-ah
Itulah perangkap syetan

Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan

Tentu saja cobaan tak hanya berupa kesenangan saja, tapi kesakitan juga perlu lho. Karena faktanya, dengan cobaan yang berupa kesakitan, manusia akan lebih mudah mengingat Tuhannya. Coba saja dipikir, anda merasa dekat dan ingat kepada Tuhan ketika anda mempunyai masalah atau saat santai???
Tentunya ketika ada masalah, bukaaannnn...... Dari itu sekarang ane doakan semoga anda sekalian selalu dilanda masalah...(Oh noooo......!) hehehhehehe......

Oh iye, ini ane ade kisah yang mungkin sesuai dengan tema kali ini....
howhaw
googlerandom

 
Di suatu tempat, pada pembangunan gedung tinggi, seorang pekerja yang berada di puncak bangunan berusaha memanggil rekannya yang berada di dasar bangunan. Dengan berteriak, pekerja itu memanggil rekannya, namun apa daya, teriakannya tak terdengar oleh rekannya itu. Maklum, banguna itu memang tinggi dan terdapat bising di mana-mana. 

Karena dengan berteriak, rekannya tadi tidak mendengarnya, maka pekerja itu berusaha mengambil perhatiannya dengan cara melemparkan koin uang ke arah rekannya itu.

'Cling...kling...' Koin yang dilemparkan sang pekerja mengenai helm rekannya, tapi rekannya itu tetap tidak menoleh ke arahnya. Rekannya itu malah menoleh ke kiri dan ke kanan lalu memunguti koin tersebut dan memasukkannya dalam kantung celananya. 

Pekerja itu lalu mencoba melemparkan koin kembali dan kini koin tersebut jatuh tepat di depan rekannya. Namun, seperti usahanya yang pertama, rekannya itu tetap saja tidak menoleh ke arahnya tapi kembali memunguti dan menyimpan koin yang ditemukannya.

Pekerja itu kemudian memutar otak, mencari cara untuk dapat memanggil rekannya itu. Akhirnya dia memperoleh ide yang cemerlang yang dapat memanggil rekannya sekaligus dapat memberikan nasihat baik pada rekannya tersebut. Pekerja itu kemudian melemparkan batu yang tidak terlalu besar ke arah rekannya itu. 

Batu tersebut tepat mengenai punggung rekannya, sambil mengaduh, rekannya itu lantas mendongak ke arah pekerja tersebut. Sambil memberikan isyarat akan melemparkan benda ke arah rekannya itu, pekerja tadi juga memberikan isyarat agar menyiapkan peralatan untuk 'pemlesteran' dinding. Pekerja itu lalu melemparkan secaraik kertas yang sudah dia gulung, dan disambut dengan baik oleh rekannya itu. Dalam kertas tersebut tertulis :

"Kadang Tuhan akan memanggilmu agar kamu sejenak mengingat dan mendongak kepada-Nya dengan hal yang menyakitkan, karena Dia tahu, jika memanggilmu dengan cara yang menyenangkan, kamu tidak mau menghiraukan-Nya."

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur” 

Merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian hamba Allah  dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah yang dikaruniakan terhadap mereka yang tidak terbilang. Sehingga sangat ironis dan merupakan peringatan bagi mereka yang tidak mensyukurinya sama sekali. 

Dalam hal ini, Umar bin Khattab ra pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.
 
Dari itu fren, mari kita mengubah settingan hidup kita tentang bagaimana cara Tuhan dalam menyapa kita, apakah ingin disapa dengan persiapan sabar atau disapa dengan persiapan syukur?
Kitalah yang menentukan......!!!!

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur maka akan aku tambah nikmat kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari nikmatku, maka sesungguhnya azabku amatlah pedih." (Q.S. Ibrahim (14) : 7)




Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Mari Perbanyak Bersyukur Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

0 Comments:

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~