Assalamu’alaikum…
Banyak hal yang telah terjadi sejak terakhir kali menulis di sini. Baik hal yang menyenangkan, maupun hal yang menyedihkan. Kalo diingat-ingat dengan mendetil, hal menyedihkannya terjadi lebih banyak, sih. Saking menyedihkannya, sampai-sampai membuat saya kehilangan semangat menjalani kehidupan ini. Mau menyerah rasanya.
Namun, di mata orang lain (saat diceritakan), mereka mengatakan bahwa yang saya alami ini tidak seberapa. Banyak orang lain yang mengalami hal jauh lebih menyedihkan lagi. Mereka yang sedih-sedih itu masih bergembira menjalani kehidupan. Nggak ada di pikiran mereka untuk menyerah.
Kemudian mereka memberikan wejangan-wejangan dan juga kisah tambahan tentang kebahagiaan yang akan didapatkan jika tidak menyerah. Pokoknya isi kalimatnya menekankan untuk jangan pernah menyerah. Saya diminta bangkit, berusaha lagi, menahan sakitnya lebih lama lagi.
Menyerah itu merupakan hal yang dianggap hina ternyata
Kalo kita perhatikan dalam kehidupan sosial bermasyarakat, kita memiliki budaya mengagung-agungkan ‘kegigihan’. Ungkapan, frasa, atau kata-kata ‘pantang menyerah’, ‘terus berusaha’, ‘hingga tetes darah terakhir’ seringkali dijadikan sebagai mantra kesuksesan.
Pokoknya, seisi dunia memungkinkan bisa didapatkan kalo kita pantang menyerah. Sebaliknya, kata-kata ‘aku sudah lelah’, ‘aku nggak kuat’, ‘sampai kapan…’ dianggap sebagai kehinaan, pecundang dan pertanda kelemahan. Mesti dijauhi, termasuk orangnya.
Dalam agama juga, tidak satu pun yang mengajarkan menyerah. Melalui Surah Yusuf ayat 87, Islam melarang umatnya berputus asa, karena akan selalu ada pertolongan dalam setiap situasi.
Di Alkitab, diceritakan tentang tokoh yang pantang menyerah. Misalnya Kitab Ayub, yang menceritakan tentang Ayub yang kehilangan segalanya, benar-benar segalanya. Namun tak menyerah sedikit pun dalam keimanannya. Ujungnya, dia mendapatkan kembali dan bahkan lebih banyak dari apa yang pernah hilang darinya.
Bahkan, di film-film yang saya tonton tidak membolehkan menyerah
Tontonan saya memang nggak terlalu banyak. Temanya juga begitu-begitu saja, hanya ganti tempat dan karakter. Misalnya, Kamen Rider, Super Sentai, Anime Shounen, Metal Hero, dan Ultraman. Semua karakter utama di series tersebut, memiliki sifat yang pantang menyerah.
Meski ama musuhnya dikalahkan sedemikian rupa, sampai temannya ada yang mati pun, keluarganya dimakan, bayangannya diambil, tubuhnya jadi kaiju, bosnya jadi zombi, masing-masing pemeran utamanya tidak akan ditelan kegelapan. Mereka akan bangkit lagi dan lagi hingga akhirnya mengalahkan sang villain dan berakhir dengan kemenangan kebahagiaan.
Iya, kan? Semuanya menekankan untuk tidak menyerah. Kebahagiaan tidak datang pada mereka yang menyerah, gitu intinya.
Padahal, menyerah kalah juga diperlukan
Dianggap lemah karena menyerah, ya, nggak apa-apa. Mungkin juga benar. Apakah lemah itu bentuk kejahatan? Kan nggak juga. Maksudnya, kalo sebelumnya sudah sangat berusaha, sudah mencoba berulang kali, sudah dijatuhkan berkali-kali, frustrasi, kehabisan energi, apa salahnya menyerah?
Mungkin orang-orang lupa bahwa menyerah itu juga sangat diperlukan kalo mau bahagia. Ingat nggak kalian kalo lagi main tebak-tebakan? Misal ada yang ngasi tebakan yang mobil, mobil apa yang penyakitan?
Lalu banyak yang berusaha memberi jawaban. Nah, itu kalo nggak ada yang nyerah dan terus nyebutin nama mobil satu-satu, nggak bakal selesai. Bukannya jadi ketawa bareng, capek dan makan ati doang jadinya.
Iya, nggak? Bakal jadi lucu kalo setelah beberapa kali nyoba menjawab, tapi masih salah, memutuskan untuk nyerah. Biarkan yang ngasi tebakan yang jawab. Mobil Kijang. Kijang-Kijang (sambil memraktikkan lagi kejang).
Itu contoh pentingnya menyerah
Namun, nyerahnya juga nggak boleh cepat-cepat juga. Baru dikasih tebakan, bukannya nyoba mikir ngejawab, malah langsung nyerah. “Nyerah deh nyerah nyerah”. Tetap nggak bakal lucu juga. Ada saatnya buat nyerah. Setelah nyoba dan gagal berkali-kali.
Menyerah itu penting, biar kita tahu jawaban sebenarnya. Hidup kan juga misteri, kayak tebakan, perlu jawaban untuk mengungkapnya. Kalo setelah nyoba ngungkap dan mencoba mencari jawaban hidup, eh, gagal melulu, salah melulu, dapat sakit pilu melulu, ya sudah, ayo nyerah.
Lalu, setelah mengalami banyak hal menyedihkan, gagal terus-terusan, sekarang sudah saatnya bagi saya untuk menyerah. Saya menyerah.
(awas kalo jawabannya nggak lucu, ya, Tuhan)
Sumber gambar:
1) https://buku.kompas.com/read/364/ini-cara-yang-bisa-kamu-lakukan-untuk-melatih-sikap-pantang-menyerah
2) https://www.melintas.id/literasi/345756400/jangan-menyerah-keajaiban-sering-datang-di-saat-kita-hampir-putus-asa-selalu-optimis-yakin-kamu-bisa
3) https://id.pinterest.com/pin/792492865673249964
4) https://tenor.com/view/конвульсии-ударилотоком-electric-shock-mocking-playful-gif-15256135
Waalaikum salam.. udah lama banget ga pernah baca di sini. ini kebetulan lagi buka dan dapet update baru.
BalasHapusKalo baca dari tulisannya, kayaknya emang lagi berat banget nih. semoga kembali tidak menyerah!