Fiksi Kilat: Tidak Bisa Hidup Kalau Tidak Punya Uang


tidak-direstui
Pesan orangtuanya

"Manusia itu perlu uang sebagai jaminan masa depan. Mana bisa hanya bergantung pada sifat baik. Nggak mungkin bisa hidup kalau nggak punya uang."

Kata-kata Bu Minah tersebut mulai kembali memenuhi kepalaku. Sekitar 4 tahun lalu, aku datang ke rumahnya untuk mengenalkan diri dan berniat mau meminang anaknya. Namun, karna sudah tahu latar belakangku, keluargaku, beliau dengan tegas memintaku untuk tidak menghubungi anaknya lagi.

"Lelaki itu dinilai dari kemapanannya, dari keuangannya, kalau sudah seusia kalian gini, mestinya sudah punya banyak uang, banyak tabungannya. Jangan mau sama lelaki yang nggak mapan."

Begitu kalimat yang diulang oleh anaknya saat memberikan pesan terakhir padaku. Setelahnya, aku pergi merantau ke kota besar, dan baru bisa balik kampung malam ini. Jalanan kampung belum banyak berubah, masih gelap dan banyak lubang.

Kenangan pahit dan manis di kampung ini sudah terputar di kepalaku sejak motorku memasuki jalan kampung yang cukup panjang dari jalan raya. Sebagai kejutan untuk orang tua, aku juga sudah menyiapkan uang tunai, biar langsung bisa dipakai memperbaiki rumah atau membeli kambing untuk diternak.

"Tolong... tolong..."

Suara tersebut terdengar lebih jelas saat aku sudah menghentikan motor dan menyenter ke arah selokan samping jalan. Ada dua orang yg tergeletak di sana dengan tubuh yang bersimbah darah. Kusimpulkan, mereka korban perampokan yang sempat melawan.

"Bu Minah?"

Ucapku dengan penuh terkejut. Beliau mengalami luka tusuk beberapa kali di tubuhnya. Perlahan dari mulutnya yang juga berdarah, beliau mencoba berucap minta pertolongan. Hal yang sama juga coba dilakukan oleh lelaki di sebelahnya sambil menahan luka dengan merintih.

Aku bingung, bagaimana caraku menolong mereka. Perlahan aku membuka tas, mengambil keresek, dan meletakkan isinya di tangan Bu Minah. Kemudian aku melanjutkan perjalanan pulang.

"Kini mereka sudah punya uang cukup banyak, mereka pasti masih bisa hidup," gumamku.


Sumber gambar:
https://www.medcom.id/amp/ob3ojj5b-5-penyebab-konflik-antara-istri-dan-ibu-mertua
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Fiksi Kilat: Tidak Bisa Hidup Kalau Tidak Punya Uang Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

4 komentar:

  1. Iya sih dia pernah bilang gak bisa hidup tanpa uang, jadinya dikasih uang. Mindblowing banget :(

    Berarti kita selama ini bisa hidup bukan karena apa-apa ya, melainkan karena Allah masih baik aja, atas rahmat dan kasih sayangnya setiap insan masih bisa hidup.

    Entah itu gimana caranya *apasih *masih mikirin dulu jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, napas aja udah otomatis gak manual udah bentuk dari kebesaran yg ngatur hidup.

      Hapus
  2. Terus plot twist: Bu Minah betulan bisa hidup meski mengalami masa kritis yang lama. Jadi, enggak lama si tokoh pergi, datang lagi pertolongan lain dari orang lewat yang matanya terfokus ke duit itu. Dia pikir setelah menolongnya mungkin bakal dapat duit yang lebih banyak. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin Yog. XD

      Masing2 orang kan ada cara perlakuan yg disukainya, karna bu minah sukanya begitu, ya, kita perlakukan begitu. Selanjutnya tnggal berprasangka baik saja.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~