Bisakah Negara Bergantung Pada Pembangkit Listrik Tenaga Bacot Netizen?

Assalamu’alaikum…

Listrik merupakan hasil penemuan manusia yang memiliki dampak sangat besar bagi kemajuan umat manusia. Perkembangan teknologi semakin pesat karenanya. Disandingkan dengan penemuan bola lampu, manusia jadi lebih memiliki banyak waktu untuk lebih produktif. Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok. Hampir semua benda yang mendukung kegiatan kita beraktivitas sehari-hari memerlukan listrik.

bacot
1) Ada listrik, nggak ada colokan ya buat apa?

Selain mempercepat perkembangan teknologi, listrik juga mempunyai peran secara tidak langsung dalam menekan jumlah populasi manusia. Ini hipotesis kami (saya dan tim waktu kuliah) setelah mendapat tugas untuk memperhatikan pola perilaku manusia di sebuah desa pedalaman. Di desa tersebut, penerangannya masih berupa lampu minyak tanah dan sejenisnya. Belum masuk sistem jaringan listrik.

Di tiap rumah di desa itu, ada saja anak usia balita. Tanpa terkecuali. Ada yang hanya satu usia balita dengan kakak-kakaknya yang usianya sekitar 2 tahun di atasnya. Ada yang usia balitanya 3 orang anak dan 2 orang kakak. Ini pemandangan yang menurut kami unik. Karena kalo di kota, di suatu komplek perumahan, tidak semua rumah memiliki anak usia balita.
Singkatnya, dengan berbagai diskusi, kami menemukan kesimpulan. Di desa tersebut, jaringan listrik belum ada, kegiatan warganya terbatas hingga petang. Setelahnya? Tidak ada kegiatan lain seperti menonton tv, main kejar-kejaran, nongkrong di pos ronda sambil ngegodain orang lewat, atau nyari chicken dinner, nggak ada. Sehingga, sekitaran jam 7 atau 8 malam, mereka biasanya sudah tidur. Kecuali ada perayaan adat atau lainnya. Karena nggak ada kegiatan atau hiburan lainnya, ya, apa lagi dong yang dilakukan oleh sepasang orang tua di sana ketika malam yang gelap dan dingin?

Skip skip skip…

Listrik yang sangat berguna dalam keseharian manusia itu dari mana asalnya?
PLN lah. Enak ini jawabnya. xD. Lalu, bagaimana cara PLN menghasilkan listrik? Listrik sendiri merupakan energi. Hukumnya, energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan, bisanya diubah ke bentuk energi lain. Misal, energi kimia yang kita dapatkan setelah makan nasi bisa membuat tubuh lebih kuat. Tubuh yang kuat bisa memberikan tendangan yang kuat pada bola sepak. Saat kaki menendang, itu ada energi gerak atau energi kinetik. Nasi tadi asalnya dari padi yang memperoleh energi dari cahaya matahari. Sehingga dalam proses tersebut terjadi perubahan:

Energi matahari --> energi kimia --> energi kinetik

bacot
2) Generator sederhana

Untuk menghasilkan listrik, ada yang namanya generator. Secara sederhana, generator tadi bisa menghasilkan listrik jika konduktor di dalamnya bergerak memotong suatu medan magnet. Pada generator sederhana, konduktornya bisa memotong medan magnetik dengan cara diengkol (diputar dengan tangan atau kaki). Tentunya itu merepotkan. Makanya orang-orang saat itu berpikir bagaimana kalo konduktornya dihubungkan dengan turbin atau baling-baling. Bisa. Namun, bagaimana cara memutar turbin tersebut?

Baca juga: Kenapa Saat Pakai Kipas Angin, Badan Tetap Gerah?

Digunakanlah energi yang lain lagi. Turbin diletakkan di daerah berangin kuat, tenaga angin jadi listrik. Turbin diletakkan dibawah air terjun, energi air menjadi listrik. Turbin diletakkan di jalur pipa yang mengalirkan uap, energi uap jadi listrik, dan energi itulah yang digunakan PLN saat ini. Uapnya berasal dari mana? Pembakaran batu bara, panas bumi atau reaksi nuklir.

Kebutuhan listrik terus meningkat, batu bara menipis dan prosesnya banyak merusak lingkungan, lalu bagaimana?
Itu saya juga tidak tahu. Yang jelas, saat ini banyak penelitan, percobaan dan pengembangan penggunaan energi terbarukan. Berharap saja ada yang bisa menggantikan energi uap tadi. Sudah ada yang menerapkan menggunakan energi matahari dengan panel surya, pembangunan kincir sebagai pembangkit listrik tenaga angin juga makin ditingkatkan, bahkan pengolahan sampah plastik, proses pembakarannya juga sudah dicoba dan dikembangkan agar bisa menghasilkan energi uap yang sama seperti batu bara.

Karena kepedulian terhadap listrik yang sangat besar, di media sosial sering kali terdengar celetukan,

“Kalo saja bacotan netizen bisa menjadi sumber listrik, pasti Indonesia akan terang benderang.”

Lucunya, celetukan tersebut ternyata bisa dijadikan bahan percobaan, loh. Bacot netizen itu sendiri merupakan hasil dari gerakan jari menekan keyboard atau layar sehingga tercipta tulisan. Itu berarti, bacot netizen bentuknya berupa energi kinetik atau bisa juga berbentuk energi panas (karena perpindahan kalor jari ke layar), dan energi itu bisa berubah menjadi bentuk energi lain, termasuk energi listrik.

bacot
3) Usul yang perlu diteliti

Masa iya bacot netizen bisa menjadi energi listrik?
Sudah ada hasil penelitian yang namanya nanogenerator, yaitu pembangkit listrik yang ukurannya sangat kecil dengan memanfaatkan energi mekanik, kinetik atau termal. Lalu bagaimana cara jadi listriknya? Memanfaatkan fenomena fisika yang namanya piezoelektrisitas. 

Yaitu, fenomena di mana muatan listrik muncul pada material tertentu ketika mendapat tekanan. Materialnya bisa berupa kristal, keramik atau kayu tertentu. Sudah dibuat prototipe keyboard menggunakan material yang memiliki efek tersebut, hasilnya, tercipta energi sebesar 650 mikrojoule tiap tombol yang dipencet.

bacot
 4) piezoelektrisitas

Mikrojoule, berarti kecil banget. Namun, itu kan baru satu pencetan tombol doang, gimana kalo yang melakukannya se-Indonesia?

Diketahui:
Satu pencetan tombol keyboard menghasilkan energi = 650 mikrojoule

Berapa jumlah karakter saat netizen ngebacot? Dulu pernah ada jumlah rata-rata karakter orang ngetwit, nilainya 60, makanya batas twitnya dulu hanya 140 karakter. Biar enak ngitungnya, kita ambil 100 karakter tiap bacotan. Sehingga,

650 mikrojoule x 100 pencetan = 65.000 mikrojoule = 65 milijoule

Berapa kali ngebacot dalam sehari? Ini siapa yang mau ngedata woy… kita ambil nilai kasar saja lah, ya. Nilainya yang bulat-bulat saja, biar enak ngitungnya. Lagi pada rajin-rajinnya ini misal ngebacotnya, kita ambil angka 20 kali sehari lah.

65 milijoule x 20 = 1.300 milijoule

Jumlah netizen bacotnya ada berapa? Anggap saja semua netizennya pada ngebacot tiap hari, berdasarkan data survey perilaku pengguna internet tahun 2017, jumlah netizen Indonesia mencapai 143 juta. Maka jumlah energi listrik yang dihasilkan dalam sehari adalah…

1.300 milijoule x 143.000.000 = 185.900.000.000 milijoule = 185.900 kilojoule

Dalam tagihan listrik bulanan, yang tertulis itu kWh, bukan kilojoule, maka kita harus mengonversinya. (1 kilojoule = 0,000277778 kWh)

185.900 kilojoule x 0,000277778 kWh = 51,6389302 kWh ≈ 52 kWh

Kebutuhan listrik kita berapa emang?
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di tahun 2018, konsumsi listrik nasional per kapitanya mencapai 1.064 kWh. Lima puluh dua ke serebuan itu jauuuuuuuuuhhhhhh…. Nggak ada ojol yang nerima pokoknya saking jauhnya.

Jadi, mau sebanyak dan serame apa pun bacotan kita, tetep nggak bernilai sebagai pembangkit listrik negara. Udahlah bacotannya bikin orang lain kesel, bikin malaikat yang nyatet juga kesel karena keseringan ngebacot. Setannya juga kesel karena nggak dapet giliran ngebacot. Eh, jika bacotannya dijadiin tenaga listrik pun tetep nggak guna buat Indonesia.

Jadi lebih baik mari kita gunakan jari kita buat membuka kitab suci, serta mulut melafazkan untaian ayatnya sepenuh hati. Biar dijauhkan dari sifat iri, dengki, dan mengomentari suara uhuk-uhuk dengan kalimat, “Batuk Pak Haji?



Sumber gambar dan referensi:
a) https://sainspop.com/pembangkit-listrik-tenaga-caci-maki-netizen/
b) https://saintif.com/pembangkit-listrik-tenaga-caci-maki-netizen/#.XMSSrm1R3IU
c) https://finance.detik.com/energi/d-4399323/konsumsi-listrik-nasional-naik-jadi-1064-kwh-per-kapita

1) https://bincangsyariah.com/kalam/hukum-mencuri-energi-listrik/
2) http://detektif-fisika-doni.blogspot.com/2013/12/bagaimana-cara-pln-mendapatkan-listrik.html
3) https://twitter.com/search?q=pembangkit%20listrik%20tenaga%20bacot&src=typed_query
4) https://www.autodesk.com/products/eagle/blog/piezoelectricity/

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Bisakah Negara Bergantung Pada Pembangkit Listrik Tenaga Bacot Netizen? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

22 komentar:

  1. Mungkin nggak ya mas hahaha

    BalasHapus
  2. Ekspektasi Indonesia bisa ekspor listrik berbasis bacotan netizen ternyata sulit direalisasikan, ya, bang.
    Btw netizen kan sering ngebacot sambil ngegas tuh. Berarti energi yang digunakan saat menekan keyboard juga lebih besar. Mungkin bisa diteliti ulang tuh bang, apakah berbeda energi yang dihasilkan saat nekan keyboard pake emosi atau tanpa emosi. Siapa tau bisa ngehasilin energi yang besarnya beberapa kali lipat, atau malah eksponensial wkwk.

    Paragraf terakhirnya adem 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo seperti itu, makin banyak yang perlu dikembangin lagi, neken makin kenceng saat ngebacot nyambi ngegas apa nggak merusak keyboardnya? kalo keyboardnya diberi tambahan material peredam agar tidak mudah rusak, apa material pelengkapnya nggak jadi isolator?

      terlebih, itu material dalam piezoelektrisitas menghasilkan listriknya tidak dijelaskan apa besar tekanannya sangat berpengaruh apa tidak, atau hanya seperti baterai yang ujungnya nyentuh kuningan saja. Gaperlu tekanan berlebih. karena nggak dijelasin, ya, nyimpulinnya karena nggak memberi pengaruh yang besar. tapi klo dapat info lain dan mau nyoba praktik, silakan aja , Dar... lumayan buat nambah2in. xD

      Hapus
  3. Bangkeeeeeeeee. Pembangkit Listrik Tenaga Bacotan Netizen secara harfiah. Hebat ini Haw twit becandaan begitu diseriusin dan ketemu jawabannya, jawabannya ada pencitraannya pula. Mentang-mentang mau bulan puasa, Haw.

    Anjir lah ini kebetulan atau apa deh, aku barusan nonton Asa Butterfield di Time Freak dan mikir dia kok kayak kamu ya. Dia mahasiswa Fisika terus suka banget sama Fisika dan ngebaperin Fisika ke kisah cintanya dia. Mirip kayak kamu yang bisa ngebaperin Fisika, tapi bukan cuma ke percintaan. Ke hal begini juga.

    Btw tolong bagian yang diskip-skip itu diterusin dijelasin sejelas-jelasnya dong.... Aku butuh penjelasan, Haw. Butuuuuuuuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Film-filmmu nggak ada yang saya tahu, Cha. entah itu film jenis apa lagi..

      Demi puasa yang lebih berkah, mari mulai sejak dini ajaran-ajaran yang baik sehingga saat mau menjalankan tindakan buruk, kita juga bisa memulainya lebih awal. gak perlu nunggu puasa abis.


      butuh dalam bahasa kapuas hulu, kalbar, artinya pantat.

      Hapus

  4. Yaa bisa saja bacotan itu dijadikan sumber listrik kalau pemerintah itu mendukung...😄😄

    Bacotan itu kan suara, Jadi suara yang akan mengalirkan energi ke listrikkannya.😄😄

    Tetapi sayang bacotan yaa tinggal bacotan.. Yang terkadang hilang ditelan waktu dan zaman meski akan ada lagi bacotan2 versi terbaru...😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiatik Mas diteriakan ama Firman seperti di atas.

      Hapus
  5. awalnya yakin sama perhitungan kinetik ketikan di keyboard ke listrik, eh ternyata ga cukup ya, hahaha.... sayang banget, padahal potensi netizen yang suka ngebacot plus jumlah masih kurang cukup,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benarlah sabda para cendekiawan. Kuantitas itu tidka sepenting kualitas. banyak memang bisa membawa kemenangan, tapi kalo yg banyak itu kualitasnya rendah semua, malah menghancurkan diri dari dalam.

      Hapus
  6. Wkwkwkwkwkkwkwkwkwkw
    Udah baca dengan serius itung-itungannya siapa tahu beneran bisa, ternyata tetap bacot netizen tidak berguna ya. Sebuah riset yang bagus mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bacot tak akan berguna kecuali yang memanfaatkannya adalah Naruto.

      Hapus
  7. Liat judul tulisannya aja udah langsung penasaran pengen baca sampe abis wkkwkwkw. Postingannya niat abis yaaaaa mas, ampe ada teori dan itungannya juga. Terus bisa banget lagi bridgingnya dari yang serius jadi masuk ke pembahasan pembangkit listrik tenaga bacot netizen ��

    Btw kayaknya pertama kali aku main main kesini deh ehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serius yang nggak serius serius amat karena bahasannya juga apa seriusnya yaaa.... xD tengaa batu bara, air, angin, dan tengaa lainnya maish ada...

      nggap apa-apa, yang penting lord Febri udah pernah, saya malah gantian mainnya, kadang ke tempat febri, kadang ke tampatmu, karena bahasan kulinernya sama dan emang sama-sama...

      Hapus
  8. Wkwkw, bacot netizen ternyata memang tak berguna, thanks sudah memberitahu saya. Sebenarnya pendapat boleh, tapi mikir-mikir juga. Kan kalo bacot seenaknya kayak ngomong nggak pake otak, terus otaknya buat apa?

    Sama kayak orang yang suka ngomong plus nggak mikir, dan tak ada isinya. Jadi sudah bikin sakit hati, tak berfaedah pula

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah makanya disebut Bacot, kadang omongannya bener, tapi situasinya salah. kayak "jangan nyalain kompor dulu, nanti meledak." ketika udah kejadian.

      Hapus
  9. Wahhh kalau bisa seperti itu, Indonesia akan kaya sekali. Tidak perlu uang lebih atau biaya lebih untuk membangkitkan ini hjha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo emang nggak menarik dibaca sampai habis, nggak perlu memaksakan komentar kok, Bang.

      Hapus
  10. wkwk ini mah antara kutub utara dan selatan. susah bersatunyaaa

    BalasHapus
  11. Bhua..hahahaa ...,bener bisa kali yeeee 😂😂

    Bukan negara +62 namanya kalau ngga terkenal 'kekreatifan' celutukannya yang kadang sepedes cabe rawit

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~