Misteri Adanya Penginjakan di Setiap Peresmian

Assalamu’alaikum...

“Woi woi... Danu make sepatu baru tuh. Resmikan yok!”
“Ayok!”

Dan mulailah mereka mendekati Danu, memberikan senyuman termanis dan langsung menginjak sepatu baru milik Danu. Mereka bersorak, tertawa, teman lainnya ikutan, guru ikutan, bibi kantin ikutan dan akhirnya Danu sendiri pun ikutan meresmikan sepatu barunya.

Berdasarkan survey, pengamatan dan pengalaman langsung, hampir semua orang pernah merasakan diresmikan dan meresmikan sepatu baru dengan cara diinjak. Ada kesenangan tersendiri jika kita telah menginjak sepatu baru milik teman. Serta ada kekesalan tersendiri saat sepatu baru kita diinjek oleh teman dengan dalih ‘diresmikan’.

Entah apa hubungannya antara peresmian dengan nginjak. Yang jelas, tiap ada peresmian, selalu ada proses penginjakan. Ya kalo diistilahkan sih, itu seperti ‘di mana ada kemauan, di situ ada jalan’. Walau gak nyambung, tapi kalo udah mau, jalannya ya disambung-sambungin.

Awalnya saya kira kejadian peresmian dengan cara diinjek itu hanya berlaku di dunia ‘sepatu baru’, eh ternyata nggak. Di dunia pernikahan juga sering menerapkan. Wiji Dadi, begitu mereka menyebutnya. Suatu prosesi, di mana pengantin pria diharuskan menginjak telur mentah sampai pecah, lalu pengantin wanita membasuhnya.

hawadis howhaw
Telurnya diinjak, biar cepat netas

Menginjak telur dalam prosesi tersebut bermakna pengantin pria telah siap menjadi ayah dan resmi bertanggung jawab terhadap keluarga, serta pengantin wanita siap mengabdi sebagai seorang istri. Bukan itu saja, telur sendiri juga memiliki makna berdasarkan struktur atau bagian-bagiannya.

Misalnya kulit telur, bermakna sebagai wadah terbinanya ikatan. Putih telur melambangkan pengabdian dan kesucian seorang istri. Kuning telur bermakna keagungan. Tak hanya itu, telur juga mengandung banyak vitamin dan mineral alias penuh gizi. Meskipun dikabarkan kalo terlalu banyak makan telur bisa menimbulkan bisul, namun telur tetap menjadi primadona anak kos. Ya karena selain bergizi, harganya juga murah.

Bentar-bentar, ini kenapa jadi ngomongin telur? Saya injak juga nih blog biar ngomongin yang resmi-resmi.

Nah, jadi begitu. Dalam adat pernikahan juga mengenal peresmian dengan cara menginjak. Namun adat tersebut sekarang mulai memudar. Karena banyak pihak yang gak mau berkotor-kotor dengan telur, apalagi membasuhnya. Makanya biar praktis, sekarang orang-orang membungkus telurnya terlebih dulu, biar kalo pecah gak mengotori. Bahkan biar lebih praktis lagi, telurnya sudah digoreng ceplok. Biar habis diinjak, bisa langsung dihidangkan ke tamu.

Tak mau kalah, dalam peresmian bangunan pun juga mengharuskan pihak yang meresmikan harus menginjakkan kakinya ke lantai bangunan. Makanya kemarin pak presiden diharuskan hadir ke tempat peresmian langsung buat menginjak. Gak cukup melalui kalimat ‘saya resmikan’ yang sudah direkam/melalui telepon.

Iya kemarin, itu loh, peresmian masjid agung Mujahidin di Pontianak. Pak Jokowi kan diharuskan menginjakkan kakinya dulu di sana biar resmi. Padahal bangunannya udah selesai dan digunakan sejak tahun 2014 kemarin. Yah, namanya juga peresmian, harus diinjak dulu. Udah resmi, malemnya dijadikan tempat main kembang api. Hadeh.

hawadis howhaw
Ini peresmian, perayaan atau pesta sih?

Apa kalian pernah berjalan bersama perokok? Perhatikanlah! Saat sedang berjalan dan dia membuang puntung rokoknya, dia pasti akan menginjaknya dulu. Lalu setelah itu dia akan berhenti merokok dalam beberapa jam ke depannya. 

Dia melakukan hal tersebut bukan untuk mengantisipasi biar aman, tapi dengan menginjaknya dia telah resmi untuk mengakhiri kegiatan merokoknya sementara waktu. Coba kalo dia gak nginjak, pasti langsung ngeluarin sebatang rokok yang baru. Begitulah pengakuan setiap perokok yang saya suruh mengaku begitu, saat saya survey.

Dalam dunia otomotif, kalian belum resmi menjadi pembalap atau pengendara mobil jika belum pernah menginjak pedal gas. Iya kan? Ya karena dalam peresmian selalu ada prosesi penginjakan. Itu.

Di kampus saya, fakultas Teknik, mengenal adanya ‘pendataan’. Itu istilah untuk peresmian mahasiswa baru dan permulaan OSPEK. Yang namanya peresmian, ya pasti kegiatan utamanya adalah penginjakan. Disuruh push-up lalu diinjak. Jalan jongkok, didorong, lalu diinjak. 

Yah, namanya juga mahasiswa baru, yang berarti tubuh baru di kampus ini. Tubuh baru terdiri dari beberapa bagian. Jadi kalo diresmikan, ya wajar kali lah ya kalo mulai dari kaki, betis, paha, perut, dada, punggung dan kepala mesti diinjak juga. *emot merasa terhina*

hawadis howhaw
Eh, salah. Ini mah bukan diinjek lagi namanya


hawadis howhaw
Nah, kayak gitu tuh peresmiannya

Bagi kalangan traveller, peresmian dan penginjakan juga sangat berhubungan erat. Makanya mereka sering kali berkoar, “Elo belum resmi jadi pendaki gunung kalo belom menginjakkan kaki ke puncak Mahameru.”

Atau ada juga yang antusias bercerita, “Pokoknya elo belum resmi jadi anak gaul Jakarta kalo belum pernah nginjekin kaki di Sevel.”

Dan elo belom.... eng... ah, niatnya mau bilang belum resmi ke luar angkasa kalo belum menginjakkan kaki di Bekasi. Tapi kayaknya udah garing. Gak jadi deh.

Melihat fenomena tersebut, saya berencana melakukan penelitian mendalam untuk mengetahui keterkaitan antara ‘peresmian’ dengan ‘penginjakan’. Namun, saya khawatir jika penelitian tersebut malah berhasil. Kalo berhasil, entar diberi penghargaan. 

Pemberian penghargaan merupakan acara resmi. Sehingga diperlukan adanya peresmian. Dan tiap peresmian selalu ada penginjakan. Berhubung saya yang akan menerima penghargaan, pastinya saya juga yang akan diinjak. Yaudah, gak jadi.

Jadi, dengan melihat banyaknya hubungan antara peresmian dan penginjakan tersebut, kalian tak perlu bertanya-tanya lagi. Iya, tak perlu lagi heran dan bertanya, “Kenapa ada orang yang tetep aja menjalin hubungan dengan seseorang? Padahal tiap hari harga diri, hati dan perasaannya selalu dinjak-injak.”

Karena dia tahu. Itu hanya peresmian.



Sumber gambar:
https://andharavee.blogspot.com/2010/08/upacara-adat-nikah-jawa.html
https://www.youtube.com/watch?v=sU5qn_Tk3rw
https://sidomi.com/244925/ospek-itn-malang-diwarnai-kekerasan-seksual-dan-perlakuan-tak-manusiawi/
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Misteri Adanya Penginjakan di Setiap Peresmian Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

32 komentar:

  1. Waaah bang Haw keren! Mikirnya bisa sampe kesitu ya =D :-d

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Keren. Nyeleneh lebih tepatnya. @@,

      Hapus
  2. Modusnya banyak banget ya.. Ckckck..

    BalasHapus
  3. lo baca buku apa aja sih haw kok pola pikir lo bisa gini banget. kayaknya gua harus diskusi empat mata deh sama lo. dan inget, itu harus diresmikan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue bacanya buku diary temen. cowok. yang tuker pinjem tiap minggu. | Bilang aja lu emang mau nginjek-nginjek gue!

      Hapus
  4. Ini bisa banget ya nulis begini. Penelitian banget! Awalnya remeh, hanya sepatu diinjak. Lama-lama pernikahan, eh presiden, naik gunung. Sampe anak gaul. Gue resmikan lu keren! Jadi gue menginjakkan kaki di blog ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. bukan gue yang diinjek. :-d

      Hapus
  5. Haha iya kreatif sih ini bahas penginjakan.

    Kalo punya mantan baru, peresmiannya pake di injek dulu ga nih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak usah. tiap hari harga dirinya juga udah diinjek-injek mulu di media sosial. "Mantan begini, mantan begitu.."

      Hapus
  6. Katanya sih penginjakan dan peresmian itu laksana pdkt dalam pacaran.Saling melancarkan dan mempengaruhi

    BalasHapus
  7. bisaan aja deh lo bro. peresmian kadang2 jadi agak melenceng, dan ospek jaman sekarang emang kayak begitu banget ya -__-
    eh bro, followback blog dong :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belom pernah jadi maba kayaknya ini. | Oke, meluncur.

      Hapus
  8. haha, good (y)

    kamu dapat liebster award dr saya, ditunggu balasannya XD. silahkan di cek http://pratiwi747.blogspot.com/2015/01/liebster-award.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. kok good sih? mestinya kan "haha, nice. #NoDangdut #NoSyahrini #NoAyuTingTing #NoRaisa" | Iya, terima kasih.

      Hapus
  9. Buset itu serius disuruh push up terus diinjek? seru juga ya. ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. IPB gak ada sih. lu mesti nyobain di kampus lain Di.

      Hapus
  10. kalau menurut gue kenapa dia mau di injak" karena ada sesuatu yang hilang dari dia (ya paham aja lah hhe) atau karena terlanjur nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa wa wa... ini kode banget ini. Bentar-bentar gue pecahin dulu. eh, robek dulu...

      Hapus
  11. warna warni khas peresmian. ada pro dan ada pula yang kontra... saya malah gak suka kalo peresmian fisiknya diinjek... untung pas kuliah dulu gak ada yang seperti itu.. hohoho...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hati-hati bang... kalo belom ngerasain peresmian dengan cara diinjek, bisa-bisa peresmian begitu dateng belakangan. siapin mental.

      Hapus
  12. Untungnya saya sudah lulus setahun yang lalu |o|

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa wa wa... hati-hati dengan peresmian yang lain Bang. =D

      Hapus
  13. haw mukanya baru ya? *siap-siap injek*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, iya boleh. Asal pake rok ya...

      Hapus
  14. Soal sepatu baru yang diinjek itu emang kampret. wqwq
    kadangkala gue selalu ngjelek-jelekin sepatu dulu biar bisa ngeles, "ah lo aja yang baru liat, udah lama kok."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... gak sekalian sepatunya dipake ditangan aja biar gaka da yang nginjek? :ng

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~