Perilaku Reliciyus

Assalamu’alaikum....

Kalian ga salah lihat kok dan saya juga ga salah ketik. Judul postingan ini emang ‘... reliciyus’ yang menunjukkan kepada pelaku alay dalam hal peribadatan atau tingkah sehari-hari yang dilebih-lebihkan seolah dirinya makhluk yang taat. Dari dulu saya sudah menganggap bahwa lingkungan pergaulan saat ini sudah mulai tidak baik. 

Hal tersebut dapat terlihat dari pujian seseorang terhadap orang lain yang dianggapnya hebat. Misalnya saat kalian keluar dari masjid, dibilang orang yang taat. Kalian menolong nenek menyeberang jalan, dibilang berhati mulya. Dan kalian tidak mau bersentuhan kulit lawan jenis, dibilang pasangan idaman.
 howhaw hawadis
NegeriLoecoeImage

Jika kebaikan yang biasa saja dan berupa kewajiban dianggap hal yang hebat,berarti kemunduran dalam moral telah terjadi. Ibadah lima waktu yang wajib, ketika ada yang melaksanakan dibilang hebat banget. Padahal itu kan kewajiban, ngerjakan ya karena keharusan, kalo ga ngerjakan malah yang salah. Itu bukan mereka yang mengerjakan yang hebat, tapi kamu yang menilai yang pembangkang.
Karena banyaknya pelaku pembangkangan saat ini, maka bersikap taat atau religius dianggap dapat menjadi suatu kelebihan. Orang yang bersikap taat tentu menjadi perbincangan dan percontohan yang membanggakan. Tidak heran, sekarang banyak orang berlomba-lomba terlihat baik meski tidak membuat kebaikan. Awalnya tindakan ini terlihat religius, tapi lama-kelamaan malah menjerumus ke arah reliciyus. Berlebihan yang menyebalkan.

Berikut beberapa contoh tindakan umat reliciyus yang saya jumpai;

-Mengubah aku jadi ana/ane
Orang yang religius terkadang menggunakan bahasa arab dalam kesehariannya yang dimaksudkan untuk mempelajari kandungan kitab lebih dalam. Tapi umat reliciyus malah menggunakannya agar dirinya terlihat taat dalam keseharian.
Ana pergi dulu ya ukh...”
Nanti kalo elu udah dapet barangnya, kasihkan ke ane ya!”
Untungnya perubahan terjadi. Kalo dulu, orang yang menggunkan ‘ane’ dikenal sebagai anak ROHIS, sekarang orang yang menggunakan ‘ane’ dikenal sebagai anak kaskus. Syukur. Yang perlu diingat, mengganti ‘aku’ menjadi ‘ane’ tidak serta merta membuat sandal yang diambil diam-diam di masjid kembali ke pemiliknya. Kembalikan dulu donk....

-Memasukkan dialog arab ke sinetron
Kalo kalian perhatikan, tayangan tipi yang dibumbui religi dianggap sudah memenuhi tayangan religius. Tapi nyatanya, ga ada bedanya sama sekali, isinya tetap saja yang begituan, pacaran, makian sampai nyinyiran. Yang beda cuma sebelumnya ga pake kerudung doank. Makanya remaja sekarang beranggapan, religius itu kerudungan bukan beribadah.
Kalo sebelum bertitle religi, dialognya begini;

Aku dikata-katain. Untungnya, ada dia yang membelaku. Penuh pesona dia merangkulku dan meyakinkan warga untuk percaya padaku. Makanya aku mau nyari dia sekarang, aku pergi dulu. Bye.”

Saat sudah menjadi religi jadinya begini;

Aku dizhalimi. Tapi alhamdulillah,  dia membelaku. Dengan lembut dia menuntun tanganku dan bertausiyah pada warga untuk mempercayaiku. Aku sekarang mau mencari pemuda sholeh itu. Assalamu’alaikum.”

-Memasang standar pacar yang sholeh
Kalian pasti pernah mendengar ada orang yang mau dipacarin asal orang yang ngajak rajin ibadah, soleh, taat dan menghormati wanita. Dengan beralasan begitu, dia mengharapkan dapat pemuda yang baik-baik. Tapi apa dia tau, pemuda yang baik untuk yang baik juga? Perbaiki diri dulu lah. Lagian, kalo dia memang beneran taat, menghormati wanita dan rajin ibadah pasti dia ga bakal pacaran.

-Berpuisi tentang cinta karena Tuhan
Pernah mendengar kalimat, ‘Aku mencintaimu karena Allah’? Kalo diucapkan pada saudara, teman karib yang dimaksudkan untuk memulyakannya sih ga apa-apa. Tapi kalo diucapkan saat penembakan gebetan, itu syirik namanya. Dengan cinta-Nya dia percaya, dengan Tuhannya malah nggak. Kan syirik. Ajarannya jangan menikmati yang bukan haknya. Sama kayak korupsi, pacaran itu juga merupakan kegiatan menikmati yang bukan hak kita. Dia masih hak orang tua. Dia hak suaminya nanti.

-Pesan malam ibadah
“Ukh... jangan lupa tahajud ya.”
“Nanti, bangunkan ana salat malam ya.”

Itu pesan maksudnya apa? Dibangunkan juga bukan langsung ibadah kok, pasti cuma tiduran doank sambil nunggu balesan. Kalo niatnya emang mau ibadah malem, noh..temen sebelah kamar kamu tuh juga bisa bantuin.

-Jumat berhadiah
Kemarin saya denger salat berhadiah mobil dan berhadiah umrah. Itu salah satu pengikut ajaran umat reliciyus yang level tinggi. Kalo levelnya masih cetek, yang diarepin juga sebatas harapan...pengen ganteng. Asal kalian tau, salat jumat itu ga bisa bikin ganteng, kalo jumatan bisa bikin ganteng, saya rela buat jumat-jumatan tiap hari. Lagian ganteng juga ga bisa bikin kamu masuk surga, kalo syarat masuk surga adalah ganteng, bete lah saya sendirian di surga. Ganteng juga ga bisa bikin gebetan kamu langsung nerima cinta, karena mereka juga mencari yang soleh dan taat. Yang taat dan soleh ga mau pacaran, sekalinya ada malah ngarepin ganteng. Dan begitu terus siklusnya.

Itu beberapa tindakan umat reliciyus. Kalo kalian termasuk salah satu pelaku diatas, segeralah sadar. Mumpung jumlah kalian masih sedikit, perbanyaklah......istighfarnya. Jangan tanya kenapa saya buat artikel beginian, saya juga ga tau. Ini waktu buatnya otak kanan, kiri, tengah dan sumsum tulang belakang lagi musuhan. Kalo ada manfaatnya syukur. Kalo banyak salahnya, saya tetep ga mau remidi. Kita saling percaya saja, karena ada ‘us’ dalam ‘trust’ meski ada ‘end’ dalam ‘friend’. Dari itu kita mesti memperbanyak pahala, jangan mikirin nafsu doank. Emang sih ada ‘paha’ dalam ‘pahala’ tapi ngeliatin paha mulu bukan berarti diberkati oleh yang Kuasa lho.


Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Perilaku Reliciyus Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

10 komentar:

  1. Iyah, menurut saya juga tak perlulah kita umbar ke semua orang, kalau kita taat atau rajin beribadah. Urusan agama hanya antara pribadi dan Tuhannya, masing-masing. Kalau agama hanya dijadikan penjual moral biar (kesannya) terlihat alim, percuma. Tuhan lebih tahu apa yang sebenarnya ada dalam diri kita. Oh iyah mas, saya juga pernah dengar beritanya yang poin terakhir mas. Menurut penyelenggara yang juga aparat daerah, miris lihatnya, berbondong-bondong melaksanakan sholat berjamaah, ada yang berpakaian dinas, warga, dan semua memenuhi Masjid lantaran ada iming-iming itu. Apakah itu murni untuk beribadah, apa karena hadiah yang ditawarkan. Saya rasa anak TKpun tahu apa jawabnya, meski dari beberapa yang diwawancarai menampik itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... tercoreng sekali berjamaah rasanya saat diiming-imingi begitu.... semoga kita terhindar dari perilaku reliciyus...

      Hapus
  2. Emang sudah pada aneh sekarang ckckck

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari kita bantu meluruskan biar ga aneh-aneh lagi....

      Hapus
  3. Bhahaha reliciyus :)) Eh tapi di smp-ku dulu karna emang sekolah islam, ngomong harus pakai 'ana', 'anta', 'anti', karna kata2 sapaan sehari-hari disana dianggap kasar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda itu mah, kalo di sekolah islam dan pesantren, mereka memang mewajibkan agar siswanya bisa berbahasa dengan baik, sesuai kurikulumnya juga. Sama kayak sekolah internasional yg mewajibkan berbahasa Inggris. Tujuannya agar pemahaman dan penguasaannya meningkat, bukan untuk maksud pamer...

      Hapus
  4. omhaw kereeeeenn! cepat sadar ah, jangan sampe jadi umat reliciyus. :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo bukan ummat Reliciyus,ya gak perlu khawatir kan...

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~