Kita Butuh Penjahat Bukan Super Hero

Assalamu’alaikum...


Pemilihan orang-orang yang akan mengatur kepentingan rakyat akan dilakukan sebentar lagi. Selanjutnya penentuan presiden dan wakilnya akan dilaksanakan. Pemilu. Pesta demokrasi yang akan kita lakukan itu selalu menjadi harapan para masyarakat agar negeri ini menemukan sosok pahlawan yang bisa menyelamatkannya dari berbagai kejahatan. Kemiskinan. Kebodohan. kekorupsian. Kemacetan. Kekotoran. Kejombloan.

Resah karena merasa dipimpin oleh orang yang salah, masyarakat selalu memberi hujatan, memberi cacian, dan mengirim sumpahan. ‘pemimpin bodoh’ ‘pejabat bodoh,’ katanya. Sudah tau pemerintahnya bodoh, malah dicaci bukannya dibantu, atau memang tau caci maki doang? Melihat pemerintahan yang dianggapnya tidak pantas itu, saat ini banyak partai politik yang mengajukan calon pemimpin yang dianggapnya pantas menjadi superhero.


hawadis howhaw
PartaiHeroImage (nyebar di Fb)

Superhero-superhero tersebut diyakini akan memberi perubahan pada negeri. Mulai dari superhero pendidikan, superhero kejujuran, superhero pemberantasan, superhero ketegasan, superhero huwala, superhero yang diidolakan, superhero kicauan sampai superhero dangdutan. Semua superhero tersebut memiliki kualitas dan kemampuan di bidang khusus masing-masing.

Beberapa waktu lalu juga dikabarkan superhero yang akan ikut berpartisipasi adalah superhero blusukan. Dia diresmikan akan mengikuti pemilihan sebagai calon presiden. Terus apa istimewanya? Menurut saya biasa saja, tapi akan ada keseruan.

Bayangkan. Tahun ini superhero yang mencalonkan diri sebagai presiden adalah orang-orang yang memang dikenal hebat oleh masyarakat, sudah dikenal kinerjanya, sudah dikenal kesehariannya, ada juga sih yang dikenal karena kontroversinya. Majunya para superhero tersebut ke panggung kepresidenan tentunya akan menimbulkan pro kontra. Biasalah, mau hal baik atau buruk pasti ada yang menentang dan mendukung. Waktu saya mau nembak gebetan saja begitu, hati mendukung, gebetannya yang menentang. Padahal hanya hal kecil, apalagi hal yang menyangkut kesejahteraan negara.

Jangan dia, dia hanya rektor di dunia pendidikan, ga ngerti politik.’

‘Dia saja, karena untuk memajukan negara, kita memerlukan orang yang ahli dalam pendidikan, karena pendidikanlah yang dapat mensejahterakan masyarakat.’

‘Jangan dia, dia belum menyelesaikan masa jabatannya.’

‘Dia saja, cara memimpinnya sudah teruji baik, walau belum selesai, inilah saatnya Indonesia mendapatkan superhero yang benar.’

‘Dia saja, dia selalu melakukan riset #BeraniBeda. Terakhir dia bisa menciptakan mie rebus susu.’

Apapun kata orang, yang jelas, para superhero itulah yang kelak akan bersaing menduduki kursi keresidenan. (atau kepresidenan?). Mengingat superhero, saya teringat tentang masa kecil, masa dimana anak kecil ingin jadi superhero, masa dimana orang tua memanggil anaknya jagoan.

Kala itu setiap orang tua selalu berujar, ‘Ini jagoanku.’ Saat anak semakin besar dan bermain dengan anak-anak yang lain mereka juga mengaku, ‘aku ranger merah’ ‘aku satria baja hitam’ ‘aku ultraman’. Ya, semuanya menjadi superhero, ga ada yang mau jadi monster penjahat. Dan apa selanjutnya? Mereka bermain perang-perangan, mencoba membuktikan bahwa dialah superhero yang terhebat. Kita sepertinya tidak butuh superhero deh, karena semua orang terlahir sebagai jagoan, emaknya. Kita butuh penjahat agar superhero yang lahir tersebut bersatu dan memiliki tugas. #Superhero juga butuh lapangan pekerjaan.

Dunia memang kacau, banyak yang berlomba menjadi superhero, tapi bukannya menolong orang yang kesulitan, eh malah saling bunuh sesama superhero. Banyak orang yang memuji kebaikan pemuda yang menolong nenek-nenek, tapi bukannya meniru kebaikannya malah mengidolakan dan mendambanya. Itu sama kayak kita suka dengan sulap Dedy Corbuzier, tapi bukannya belajar sulap, malah berlomba memakai baju hitam dan membuat kepala botak. Kacau.

Saya khawatirnya dunia politik nanti juga akan melakukan hal yang sama. Bukannya saling membantu sesama superhero, malah Para superhero tersebut akan melakukan peperangan. Saling menjatuhkan. Mencoba membuktikan dialah superhero yang paling hebat. Menghasut orang lain untuk menjadi pengikutnya, tentu agar ikut menghancurkan superhero lainnya. Pertarungan super hero.

Kalo kejadiannya akan seperti itu, hal yang akan terjadi selanjutnya akan seperti di film-film kamen rider, tepatnya yang berjudul ‘All Rider vs DaiShocker’. Di film itu, para rider juga bertarung sesama rider demi membuktikan rider terhebat, yang bisa melindungi bumi. Dan setelah terpilih yang terhebat, yang lainnya mati. Saat tersisa satu dua rider itulah para monster mulai menjalankan misinya menghancurkan bumi. Kapan lagi, mumpung ridernya tinggal sebiji doang, itupun sudah drop karena sesal. Tapi namanya film, ada saja keajaiban yang membuat semua rider bisa muncul kembali.

Belajar dari film itu, saya mikir, mungkin dalam pertarungan superhero pemilu ini, ada oknum yang tengah mempersiapkan misi memulai penghancuran negeri. Dan saat para superhero kalah, mereka menyusup ke bidangnya masing-masing dan berkamuflase seolah penolong. Dan para superhero yang sebelumnya berfokus pada kesejahteraan rakyat, setelah kalah bertarung malah berdiam diri tak bisa melupakan kekalahan. Berdiam diri tak lagi memberi masukan. Berdiam diri tak lagi mengingatkan. Ah, kehancuran akan tiba kalo orang hebatnya hanya berdiam diri. Mari jadi orang hebat yang #BeraniBeda.

Sepertinya kita bukan butuh superhero, tapi butuh penjahat hebat agar superheronya bersatu. Semoga nanti ada penjahat besar yang mengharuskan para superhero tersebut saling membantu. Semoga.

Saya ga tau sekarang saya sedang menulis apaan. Mungkin lamunan tulisan. Mungkin kisah fiksi. Atau mungkin kisah nyata yang belum terjadi?. Entah. Saya cuma mau mengajak saja, dalam perhelatan perebutan kekuasaan nanti, kita tetap memberikan hak kita dalam memilih. Jangan berdiam diri. Memang benar diam itu emas, tapi emas juga ada tempatnya, dipakenya juga di tempat tertentu.

Kalo dalam pemilu, diam itu juga emas. Emas-emas tukang sayur yang diam saja dimarahin ibu-ibu komplek, benar tapi takut ngomong. Takut ga laku lagi. Yang ga milih ya begitu, kalo milih dia bisa menentukan calon terbaik, tapi karena takut ga bisa ngejek ‘apa gue bilang, mending ga milih’ kayak gitu lagi, jadinya diem.

'Trus kamu sendiri gimana Haw? udah nemu pilihan yang pas?'

Udah dong. Capresnya #BeraniBeda yang suka makan mie rebus susu. Kenapa? mau bilang capres saya hanya tokoh fiktif sampah dalam pemilu ini? bukannya selama ini kita juga dipimpin ama orang fiktif, hanya keberadaannya yang diakui tapi semua tindakannya ditentang dan dilecehkan. Mending tokohnya fiktif tapi usulan dan masukannya diterima rakyat dan menjadikan lingkungan baik. Lagian yang sampah itu kan yang gambarnya ada di sembarang tempat dan ganggu mata. 
#Rahasia dong gue milih yang mana di dunia aslinya, pokoknya yang mirip-mirip JUKI lah...

hawadis howhaw
Capres#BeraniBeda

Udah ah, lamunan tulisan saya kayaknya mulai nyasar kemana-mana. Terakhir, pesan saya mari kita memilih sesuai pilihan hati walaupun hasilnya nanti tidak sesuai dengan yang ditayangkan di tipi.  Setelah itu kita jangan berdiam diri, tetap peduli untuk membantu pemerintah mengurus negeri. Setidaknya tetap melakukan hal baik bagi lingkungan dan diri. Mungkin yang lain selalu emosi dan mencaci, ‘Seharusnya uangnya untuk kepentingan rakyat’ ‘seharusnya disumbangkan untuk rakyat miskin’ ‘seharusnya membuka lapangan pekerjaan,’ tapi percayalah dalam hati, pemimpin itu sudah mencoba yang terbak bagi negeri. Mari kita bantu dengan tindakan yang memberi arti.

Memang mudah memberi saran bagi orang lain,
‘Seharusnya tinggal ambil sendok dan makan buburnya, apa susahnya sih?’ kata kita sebagai rakyat.
Tapi bagaimana kalau orang yang akan makan itu yang hanya tau buburnya beracun?

Eh ngomong-ngomong kalo super hero blusukan ga jadi presiden, dia bisa kembali ke kedudukannya sebagai gubernur atau wali kota lagi ga sih?

Kalo capres huwala sih tinggal cari tempat magang yang baru lagi.
#BeraniBeda


hawadis howhaw

#TematicBlogJB
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kita Butuh Penjahat Bukan Super Hero Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

4 komentar:

  1. Jadi intinya siapakah yang lebih pantas antara si juki dengan pak jokowi? #beranibeda Wkwk

    BalasHapus
  2. banyak ya yang berkoar inginkan perubahan tapi malah berniat golput, kayak orang laper pengen makan tapi malah niat puasa. padahal mah ya googling lah, pelajari para superheronya, kekuatan andalannya apa aja dan pilih yang dirasa sesuai sambil membaca basmalah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, harusnya begitu... tidak disebut baik kalo kita mendiamkan hal baik yg bisa kita lakukan...

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~