![]() |
| 1) Gimana, ya? |
Assalamu’alaikum…
“Pak, kalo racun sudah expired, itu jadinya makin beracun atau malah jadi aman diminum?”
Waktu lagi jam istirahat, ada yang bertanya demikian. Niatnya mungkin untuk becandaan, agar yang mendapatkan pertanyaan tersebut merasa bingung dan selanjutnya tertawa bersama. “Eh, iya, ya?”
Namun, jika mau memikirkannya sedikit serius, pertanyaan ini bisa, kok, dijawab. Nggak semembingungkan ucapan presiden kita mengenai sawit, yang katanya bisa mengganti peran pohon heterogen, “Sama-sama pohon, ada daunnya, kan.”
Pertama, kita harus tahu terlebih dahulu makna “expired”
Atau dalam Bahasa Indonesia disebutnya kedaluwarsa. Merupakan batas akhir suatu produk dianggap masih aman, layak, dan efektif untuk digunakan. Masa kedaluwarsa ini fokusnya pada waktu efektif bahan yang dikandungnya. Artinya, setelah melewati tanggal yang tertera, barang tersebut kualitasnya menurun, sudah tidak sesuai seperti yang semestinya.Jadi, saat produk sudah melewati masa kedaluwarsanya, bukan berarti barang tersebut tidak bisa dikonsumsi. Melainkan kualitasnya tidak sebagus yang seharusnya. Kecuali jika sudah terlewat cukup lama.
![]() |
| 2) Kedaluwarsa itu apaan? |
Kalau di bidang medis, obat yang sudah kedaluwarsa berarti obat tersebut sudah tidak semanjur peruntukan awalnya. Efektivitasnya menurun dan berkemungkinan bisa menyebabkan reaksi yang bisa berbahaya bagi tubuh. Di tahap ini, obat yang sudah kedaluwarsa bisa saja menjadi obat beracun.
Lalu, bagaimana kalo racun yang kedaluwarsa?
Racun dan obat memiliki bentukan yang serupa. Obat ada yang berbentuk pil, kapsul, bubuk, dan sirup. Racun pun demikian. Karena kemiripan inilah, orang-orang merasa bingung jika dihadapkan dengan kasus racun yang melewati masa expired.Kedaluwarsa sering diartikan sebagai kondisi sebaliknya dari fungsi produk tersebut. Misal obat yang fungsinya menyembuhkan, saat kedaluwarsa, bakal memberikan efek sebaliknya, menjadi penyebab timbulnya penyakit.
Nah, kalau racun yang sudah kedaluwarsa, apakah akan memberikan efek sebaliknya juga? Bakal jadi obat? Atau jadi lebih beracun seperti kasus obat-obatan? Kalau makin beracun, nggak disebut expired, dong? Kan, sesuai peruntukannya?
Baik, kita telaah dulu, racun itu sebenarnya apa?
Racun adalah zat yang dapat mengganggu fungsi tubuh hingga menyebabkan sakit atau kematian. Bahan yang digunakan dalam pembuatan racun ini dipilih dan takarannya disesuaikan agar bisa mengganggu fungsi organ dalam tubuh.Obat yang memberikan efek penyembuhan juga bisa saja terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pembuatan racun tersebut. Hanya saja, dosisnya lebih kecil atau dipadukan dengan bahan lain yang bisa mengurangi reaksi penyebab ketidakamanannya.
Intinya, suatu zat akan dianggap beracun jika ketika dimakan dalam jumlah/dosis tertentu, menyebabkan terganggunya fungsi tubuh, sakit hingga mengakibatkan kematian.
Kita ambil contoh biji apel yang mengandung amygdalin dan bisa melepaskan hidrogen sianida ketika dicerna. Biji apel yang tidak sengaja dikunyah dan tertelan, biasanya tidak akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Karena reaksi pelepasan hidrogen sianidanya sangat kecil.
Namun, jika jumlah biji apel yang dikunyah dan tertelan jumlahnya sangat banyak, kita bisa keracunan. Artinya apa? Butuh dosis tertentu yang memicu reaksi tertentu pula agar suatu bahan bisa dianggap efektif sebagai racun.
Apa yang terjadi terhadap racun yang sudah melewati masa idealnya (kedaluwarsa)?
Ketika zat yang digunakan sebagai racun kedaluwarsa, otomatis zat tersebut sudah tidak efektif lagi (reaksi zatnya tidak stabil). Ketika awal diracik, racun tersebut bisa menimbulkan reaksi berbahaya dalam durasi tertentu. Namun, karena efektivitasnya menurun. Reaksinya jadi tidak terukur. Bisa lebih cepat atau reaksinya jauh lebih lama dari yang seharusnya.
Sebagai contoh, racun tikus yang mengandung antikoagulan dan bisa menyebabkan pendarahan internal. Ketika racun tikus ini kedaluwarsa, senyawa di dalamnya terdegradasi dan tidak terkontrol. Akibatnya, tingkat bahayanya jadi meningkat.
![]() |
| 4) Kalau racun dan apelnya sama-sama expired? |
Ketika racun tikus tidak sengaja tertelan manusia (dalam dosis kecil), zat antikoagulannya bisa menyebabkan mual, diare, dan pendarahan. Namun, ketika racun tikus tersebut kedaluwarsa, kemudian tertelan manusia dalam dosis yang sama kecilnya, efeknya bisa lebih berbahaya. Lebih cepat memberikan efek kelumpuhan, gagal organ, koma bahkan kematian. Bagi tikus pun, efeknya jadi makin berbahaya.
Berbeda dengan pestisida. Ketika zat racun untuk serangga ini kedaluwarsa, dalam dosis yang sama, justru efektivitasnya terhadap hama makin menurun. Sehingga perlu diitingkatkan dosisnya agar tetap ampuh. Namun, efek bahaya bagi tanaman utama dan lingkungannya malah jadi meningkat. Artinya apa jika demikian?
Ketika sudah kedaluwarsa, racun bisa semakin beracun dan bisa juga semakin melemah
Tergantung zat yang digunakan dan sifat senyawa yang terbentuk kemudian. Ada racun yang ketika disimpan terlalu lama, sifat senyawa yang terbentuk jadi tidak stabil, tapi lebih reaktif, sehingga akan langsung memberikan efek bahaya lebih cepat.Kemudian ada pula racun yang setelah expired, senyawa yang terbentuk memiliki molekul aktif yang rusak karena terurai. Akibatnya, racun ini jadi melemah dan cenderung lebih netral. Biasanya berupa racun biologis/enzimatik yang tersusun dari protein.
Kesimpulannya, masa kedaluwarsa pada racun, menunjukkan masa efektif reaksi zat yang terkandungnya saja. Bukan acuan tingkat bahayanya. Karena untuk kasus racun, baik masih baru maupun sudah kedaluwarsa, tetap saja berbahaya. Jika tidak berbahaya bagi kita, maka akan berbahaya bagi makhluk lainnya.
Terlebih keong racun. Yang baru kenal udah ngajak tidur. Ngomong nggak sopan santun. Nganggap orang sebagai ayam kampung.
Kau rayu diriku,
Kau goda diriku,
Kau colek dirikuuuuuuu~
Sumber gambar:
1), 2), 3), 4) Nyobain generate image pakai AI Copilot





0 Comments:
--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~