Fiksi Kilat: Kejutan

“Keluarga Pak Ryan lagi pulang kampung, Dek. Besok subuh baru pulang, karena paginya memang harus masuk kantor.”

Begitu kata tetangga Audina ketika mengobrol denganku yang terus menunggu di luar pagar rumahnya. Aku menunggunya datang untuk memberikan kejutan sambil menungu di dalam mobil. Sebelumnya aku mengabarkan sedang pergi ke luar kota untuk waktu yang cukup lama.

“Adek nggak mau menunggu di rumah saya saja? Ada kamar yang kosong, kok. Kayaknya malam ini bakal hujan gede, ini anginnya juga mulai kenceng,” ucap tetangganya lagi yang tinggal di seberang rumahnya. Aku menolak dengan halus.


Beliau kemudian masuk kembali ke rumahnya setelah selesai meletakkan sebungkus plastik hitam (sampah) ke tempat sampah di pojok depan rumahnya. Sudah sejak pukul tiga sore aku menunggu di sini sambil bermain game di smartphone dan mendengarkan radio. Makanan juga sudah kupersiapkan untuk mengantisipasi kelaparan.

Di samping rumah Audina terdapat tanah kosong yang lapang dan dijadikan tempat bermain anak-anak di komplek ini. Di pojok kiri tanah lapang tersebut, yang berarti di pojok kanan rumah Audina—di belakang mobilku terparkir—terdapat pohon yang tinggi, besar, dan rimbun. Di bawah pohon tersebut, pada sore hari—ketika mengantarnya pulang dan orang rumahnya sedang pergi ketika Audina tidak membawa kunci rumah—aku dan Audina pernah membuat janji sehidup semati ala-ala anak muda dengan menorehkan lambang hati dan inisial nama kami.

fiksi
Ilustrasi 1
“Mungkin untuk bersamanya masih lama, banyak yang bisa memicu untuk berpisah, dari itu, jagalah dengan memberiku kejutan,” ucapnya setelah saling ikrar janji.

“Kenapa harus kejutan?”

“Perempuan itu sangat suka dengan kejutan, hadiah kejutan, atau ungkapan yang mengejutkan. Dengan kejutan tersebut, perasaan perempuan akan semakin terikat, bahkan apapun hal yang membuatnya sedih, bisa dilupakannya dan berganti luapan rasa suka,”

Aku langsung menarik tubuhnya mendekat, menyentuhkan bibirku di bibirnya. Dia terdiam. Terkejut. Itu kejutan pertama yang kulakukan. Dan satu-satunya dari sekian banyak kejutanku yang berhasil.

Aku buruk tentang memberi hadiah kejutan. Pernah kucoba membuat kejutan berupa video ungkapan, foto dengan caption menawan, hadiah pakaian atau barang-barang kesukaan, semua malah berbuah kekecewaan. Pernah kusiapkan tiket menonton bioskop sambil menunggunya keluar dari pintu kantornya, tapi dia malah pergi menonton dengan temannya di waktu yang sama. 

Pernah juga kupesankan barang yang diidam-idamkannya, tapi karena terkendala produksi (pre-order), harus menunggu lama. Saking inginnya, dia sampai mengungkapkan langsung untuk dibelikan dengan ucapan marah kekecewaan. Ketika barangnya sampai, tetap saja sindiran yang kudapatkan.

“Udah dikasih tahu, baru deh dibelikan. Dasar nggak peka!”

Gagal lagi menjadi kejutan. Karena itulah, kali ini aku akan memberinya kejutan lagi. Aku mengabarkan sedang keluar kota ketika dia pulang kampung. Tapi sebenarnya aku menunggu dia pulang di depan rumahnya sedari siang, untuk membuat citra diri pada buah bibir tetangga ke depannya bahwa aku rela menunggu lama demi sang pujaan hati. Ketika subuh dia datang bersama keluarganya, aku keluar dari mobil, menggenggam seikat mawar di tangan kiri, dan kotak cincin di tangan kanan sambil sedikit berteriak dengan ajakan untuk menikah.

Dan memang, itu semua kulakukan ketika dia dan keluarganya datang menjelang subuh. Audina keluar dari mobilnya, terduduk, terkejut sambil menutup mulutnya dan mulai menangis. Berhasil. Aku mendekatinya dengan bangga sambil berucap kalau dirinya tidak perlu sampai sebegitunya. Namun, aku tak dipedulikan. Audina tetap menatap ke arah mobilku. Aku menoleh. Terlihat mobilku sudah ringsek ditimpa pohon besar tadi dengan badanku masih di dalamnya.

fiksi
Ilustrasi 2
Sumber Gambar:
https://kulihatkurasakudengar.wordpress.com/tag/pohon/
https://sumatra.bisnis.com/read/20170109/2/65967/heboh-pohon-tumbang-di-medan-merdeka-walk-empat-kendaraan-ringsek


Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Fiksi Kilat: Kejutan Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

9 komentar:

  1. Ini sisi kejutannya malah serem amat, Bang. :(

    Udah lama nggak baca fiksi di blog ini. Terakhir kali baca fiksi di sini yang es krim-eskriman itu. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fiksiku rada begitu semua, Rob, kamu harus terbiasa~

      kalo nyebut eskrim, ingetnya mah selalu yogaeskrim.. :D

      Hapus
  2. Serem anjir. Gemeteran. Padahal awalnya senyam-senyum gitu, trus juga sempat ngakak sih pas baca kalimat yang ada kata foto dengan caption menawan. TERINGAT SESUATU. HUAHAHAHAHAHA.

    Dan itu bener sih, Haw. Cewek suka dikasih kejutan. Cuman kalau dikasih kejutannya dengan nggak ada apa-apa tau-tau mutusin, nggak suka juga :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Li keinget apaan ampe ngakak, Chaaaaaaa???

      Iya, emang udah sifat universal perempuan kali yak. Kalo yg begitu mah cowok juga kagak sukaaaaaaaa.....

      Hapus
  3. Benar-benar twist. :( Ditambah gambar makin bangke. Wahaha.

    Cewek suka dengan kejutan. Hmm. Terkejut saat main ke kosan pacar, eh cowoknya lagi makan es krim sama cewek lain gimana tuh, Haw? Btw, es krim beneran, ya. Tapi mereka tanpa busana. Mungkin gerah habis pada olahraga terus menyantap es krim. Wqwq. Apakah cewek bakalan tetap suka kejutan seperti itu? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yog.... ..... .... ....

      Lu nggak beneran berniat mraktikin apa yang pernah lu jadiin fiksi eskrim dulu itu, kan?

      suka. suka mau ngebunuh pasangannya~

      Hapus
  4. Kirain kejutannya bakalan dilamar, yawlaaa aku salah dugaan. Hahahaa

    Ini malah nyeremin plot twistnya bang. :(
    Terus aplot yang beginian ya bang. Kece dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kejutan niatnya, Ul... tapi manusia hanya bisa berencana~

      yaelah, bilangnya serem, tapi malah minta aplot yg beginian lagi... :D

      Hapus
  5. Sumpah. Sama sekali gak keduga twist nya.
    Klo komentar diatas bilang serem. Sya malah bilang sedih.
    Sedih sama cwoknya.

    Gya pnceritaan nya juga mudah tergambar dalam pikiran. Pkoknya keren deh mas Haw.

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~