Kenapa Kita Harus Menghormati Ibu?

Assalamu’alaikum…

Pertama, selamat memasuki tahun keempat buat blognya Yoga. Udah. Sebenernya ini gak perlu ditulis, tapi entah kenapa malah ngetikyoga begitu saja. Padahal sedari awal saya sudah Mengunci Ingatan buat gak nulis begini. Tapi mau gimana lagi. Menulis, curhat dan berbagi akan membuat hidup bahagia~

Ibu. Ibu itu adalah mama.
Mama adalah orang…
Yang selalu memukul dan memarahiku.
Itu.


Ibu bagi masing-masing orang memiliki makna yang berbeda. Ada yang menganggap ibunya sebagai malaikat tanpa sayap, ada yang menganggap ibunya sebagai pahlawan, ada yang menganggap ibunya sebagai guru, dan ada yang menganggap ibunya sebagai alarm. Aduh mama… anak macam apa yang menempatkan ibunya sebagai alarm? Alarm terbaik, katanya. Hanya gara-gara bisa bangunin dia pagi-pagi. Kalo sampai ibunya bisa bangunin dia malem-malem, masa iya ibunya akan dianggap sebagai kentongan terbaik~

ibu

Tapi biarlah. Setiap orang bebas menganalogikan ibunya seperti apa. Terserah dah. Yang jelas, kita semua harus menghormati ibu. Kenapa?

Ibu yang melahirkan kita

Kebayang kan betapa susahnya mengandung selama sembilan bulanan, susah makan, susah tengkurap, susah tidur dan susah ngerjain soal aljabar. Ya pikir ajalah! Ngerjain aljabar dengan badan yang normal aja udah susah, ditambah ngerjainnya saat mengandung yang kadang mual dan nggak mood mendadak. Saya juga nggak tahu kenapa mesti ada ngerjain aljabarnya segala, tapi itu saran di buku-buku kalo mau anaknya pinter, ibunya mesti sering ngerjain soal matematika. Karena tindakan ibu saat mengandung akan meresap pada otak anaknya kelak. Jadi kalian tahu kan kenapa kalian kadang demen selingkuh? Ya karena waktu mengandung, ibu kamu.. … … … ... …

Terlepas dari itu, intinya, kita harus menghormati dan banyak bersyukur kepada wanita hebat yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Jangan pernah berkata kalian akan membalas kebaikan ibu kelak, karena itu nggak mungkin. Mustahil. Paling banter, kita hanya bisa membuat dia bahagia. Membalas semua jasa mereka? Coba kamu lahirin ibu kamu. Bikin status ibu kamu jadi anak. Bisa?

Makanya, Rasulullah mengatakan bahwa ibu itu tiga kali kedudukannya lebih tinggi dari ayah. Inget, tiga kali loh.

Dari itu, jangan berani-berani ngeledek ibu-ibu motor matic

Mungkin udah jadi kebiasaan netizen, ibu-ibu motor matic dijadiin bahan becandaan. Karena mereka ngasi tanda mau belok ke kiri, eh malah belok kanan. Lucu? Sungguh kalian tidak bisa menghormati ibu-ibu kalo hal itu lucu bagi kalian. Padahal, secara logika, kelakuan ibu-ibu motor matic tersebut sangat wajar dan masuk akal.

ibu

Begini. Ibu-ibu motor matic. Disebut ibu-ibu, dituliskan sebagai ibu2 (ibu kuadrat). Kenapa kuadrat? Kenapa bukan ibu 2 kali atau 2ibu? Karena kalo 2ibu itu artinya si ibu ada dua. Mungkin dalam penghitungannya bertotal sama, tapi pengaruhnya beda. Jadi, poin pertama dalam ibu-ibu motor matic adalah ibu kuadrat (ibu2).

Rasulullah mengatakan, ibu itu tiga kali lebih tinggi. Itu berarti ibu bernilai ibu kubik atau ibu pangkat tiga (ibu3). Kenapa bukan 3ibu? Karena yang dimaksud tersebut adalah seorang ibu, bukan ibunya yang ada tiga. Jadi lebih tepat jika ditulis ibu pangkat tiga (Ibu3). Ini poin kedua.

Dari poin satu dan dua tersebut, kita bisa melakukan substitusi.
Ibu-ibu motor matic = Ibu2
Ibu itu tiga kali kedudukannya = Ibu3
Itu berarti = ((Ibu3)2)= Ibu9 = Ibu-ibu-ibu-ibu-ibu-ibu-ibu-ibu-ibu
Jadi, ibu-ibu motor matic bernilai 9 ibu.

Jalan raya itu ada kelasnya, seperti jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Masing-masing kelas jalan ada lebar minimumnya dan kecepatan maksimumnya. Untuk jalan yang sering dilalui ibu-ibu motor matic, biasanya berupa jalan lokal atau kolektor yang mana merupakan kelas jalan sedang dan untuk jarak tempuh tidak jauh (biasanya hanya buat ke pasar). Kalo ke luar kota, ibu-ibunya lebih milh dianterin atau naik kendaraan umum. Nah, kelas jalan kolektor atau jalan lokal tersebut memiliki lebar jalan antara 5 hingga 7 meter. Kita ambil saja nilai tengah yaitu lebar jalan 6 meter.

Lebar satu motor matic itu sekitar 689mm, atau 0,7 meter (Ini saya ambil contoh lebar motor honda Vario matic).

Jadi, jatah jalan ibu-ibu motor matic tersebut adalah = 0,7 m x 9 = 6,3 meter. Sedangkan lebar jalan yang mereka lalui hanya 6 meter. Itu artinya, kuasa ibu-ibu motor matic adalah selebar jalan. Jadi terserah mereka dong mau belok ke mana. Bebas. Tugas kita adalah menghormati~

Paham kan sekarang kenapa kita tidak boleh ngeledekin ibu-ibu motor matic lagi? Selain itu, kita juga harus menghormati ibu karena rido Tuhan ada pada ibu. Karena kita makhluk lemah yang selalu perlu berharap dan berdoa, untuk kelancaran doa tersebut, ya dengan cara menghormati ibu. Menurut ustaz saya, doa yang paling mujarab itu adalah 1) doa ibu pada anaknya, 2) doa orang yang sedang dalam perjalanan atau musafir, dan 3) doa orang terzalimi.

Dengan mengetahui informasi tersebut, kita bisa hacking doa kita agar mudah terkabul

Caranya, dengan mengajak ibu kita jalan-jalan. Coba pikir lagi, udah berapa lama kalian tidak mengajak ibu kalian jalan-jalan ke tempat yang indah? Masa pacar mulu yang diajak? Padahal doa pacar gak termasuk dalam daftar doa yang mujarab.

Nah, kita kan anaknya, jadi doa ibu kepada kita akan mujarab. Poin satu terlaksana. Kedua, ajak ibu jalan-jalan jauh ke tempat wisata, maka poin dua juga terlaksana karena kita dan ibu kita menjadi musafir atau orang yang dalam perjalanan. Yang ketiga, saat bepergian tersebut, lewatlah jalan yang macet dan jalannya jelek, maka ibu kita seperti lagi dizalimi, belom lagi di jalanan macet, kita potong aja jalan orang. Kita akan dimaki, itu kita udah dizalimi. Poin tiga terlaksana.

Setelah itu, minta ibu kita mendoakan kita. Sungguh kurang mujarab apalagi doa ibu setelah semua poin tersebut sudah ada pada ibu kita~ Terima kasih atas doamu, Emaaaaaakkkk…. Aku sayang emaaaakkkk <3.

Untuk emak saya, terima kasih sudah melahirkan saya. Sudah mengajari banyak hal. Termasuk mengajari tentang kapan sebaiknya menunjukkan ketakutan. Berbagi cerita sedikit, rumah saya di pulau. Di tengah aliran sungai. Jadi kalo mau pergi naik motor, motornya mesti diseberangin pake sampan bermesin. Belom ada kapal ferry. 

ibu
Ini Pulaunya, dulu belom ada jembatan
ibu
Ini sampan bermesinnya
Pada suatu sore, emak saya mengajak menyeberang. Padahal cuaca sedang buruk. Mendung, angin kencang, dan sungainya bergelombang. Nyebrangin motor pake sampan kecil di tengah cuaca seperti itu adalah pilihan nekat beresiko. Tapi emak saya dengan sangat meyakinkan bilang nggak bakal apa-apa.

“Ayuklah, bisa kok nyeberangin motor.”

Mau nggak mau saya nurut aja walo ada rasa ogah-ogahan. Bapak-bapak yang punya sampan aja awalnya nggak mau karena bahaya, tapi karena permintaan ibu-ibu dan iming-iming akan bayar lebih, dia akhirnya nurut juga. Saat menyebrangin motor naik sampan bermesin tersebut, saya ketakutan. Khawatir motornya kebalik karena gelombang air sungai. Yang lebih saya khawatirkan lagi, emak saya tidak bisa berenang. Syukurnya, nggak terjadi apa-apa sampe berhasil menyebrang.

Saat sudah di seberang, di situ emak saya terduduk sambil bilang, “Aku kira sampannya bakal kebalik” sambil bernapas terengah dan kaki gemetar. Ternyata dia juga takut. Tapi emak saya udah mencontohkan, letakkan rasa takut itu di akhir saja. Karena ketakutan di awal hanya akan menghalangi. Dengan mengebelakangkan khawatir dan rasa takut, kita akan membuat sesuatu yang tidak mungkin, menjadi sebuah keajaiban.

“Iya, kan, Mak?”

“Mana ada aku bilang begitu, emak cuma gamau kelewatan beli ayam potong. Kalo gak mesen sekarang, besok mau jual apa? Ayok buruan”

Ya begitulah. Udah ah, udah kepanjangan ini. Yang jelas, selalu hormatilah ibumu apapun keadaannya. Jaga dia hingga akhir masa tuanya. Karena wanita terhebat itu ada dua. Yang pertama, yang melahirkan kita. Kedua, yang terlahir untuk kita. Ibu dan istri. Dan istri akan bermetamorfosis jadi ibu. Berarti ibu adalah wanita terhebat. I love you, Bu~


Sumber gambar:
http://daqu.sch.id/hari-ibu-2015/
http://palingseru.com/80631/misteri-besar-ini-akhirnya-terpecahkan-ini-alasan-kenapa-ibu-ibu-kalau-naik-motor-matic-lampu-sen-ke-kiri-tapi-belok-ke-kanan
https://yiskandar.wordpress.com/2008/09/06/di-dermaga-tayan/
http://inspiratifnews.com/kini-kalimantan-miliki-jembatan-terpanjang/

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kenapa Kita Harus Menghormati Ibu? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

18 komentar:

  1. Ada hitung-hitungannya juga. Ini yang harus segera terekspos.

    Loh, baru tau kalau ibu hamil disarankan ngerjain aljabar. Gak mungkin juga sih, ngerjain proyek jalan tol. Btw, makna ibu bagi Hachi itu lebih dari segalanya. Kasihan dia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seneng banget lu ama hitung2an, Rob... kayaknya lu cocok deh jadi wasit tinju.

      iya rob. sambil denger musik klasik juga katanya.


      iya rob, kesian hutchi. gabisa dengar. hutchi bolot kan?

      Hapus
  2. Wkakakakakaaa pembukaannya kenapa bawa bawa Yoga. Hampir aja aku menaruh curiga sama tulisan ini bang. Kirain ada tulisan yang sedikit nyerempet tentang eskrim. Ehee

    6,3 meter. Wuaanjeer.
    Tapi aku salut. Itung-itungannya keren. Dunia harus tau ini! HARUS!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak, lah. masa iya mau ngebahas kemesumannya di cerita itu.... karena ini buat GA nya yoga, Bangul.

      Sebarkan. demi masa depanmu sebagai ibu-ibu, Ul. :-bd

      Hapus
  3. Pemikiran lu di awal tentang blog gue cukup lucu. Ehehe. Terus gue kok jadi merasa berdosa, ya. Sering ngatain ibu-ibu matic. :')

    Woah, di ending mengajarkan gue untuk gak takut mengawali sesuatu. Bener juga, ya. Gue keseringan kalau ikut lomba blog pasti udah takut kalah karena saingannya keren-keren. Sekalinya ikut juga kurang maksimal pasti. Ngerjain mepet deadline gitu. Wqwq. Mungkin suatu hari, gue bisa praktikin dan ada keajaiban. Ya, kemenangan. :D

    Makasih udah meramaikan GA gue, Haw!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alloh... penyakitnya Njus mulai mewabah di komentar blog. cukup lucu.
      Hentikanlah kebiasaanmu, Nak. Bayangkan jika itu ibumu. huaaaa...

      Hahahah... padahal mah maksa-maksain aja ada pesen moralnya. aslinya sungguh ngerasa kesel aku dulu ama emak.

      IYa, Yog. kalo acaranya temen mah, asal kompi/laptop lagi bener dan ada koneksi, selalu diusahain buat ikutan. Biar rame. bodo amat menang kagak. lumayan nambah postingan setidaknya. :D

      Hapus
  4. Endingnya bikin terharu, Haw. :')

    Btw kalau di tempatku, di Tenggarong maksudnya, sampan bermesin itu dinamakan ketinting. Dulu aku juga pernah naik itu sambil bawa motor, maksudnya nyeberangin motor juga. Deg-deg an anjir. Takut kebalik. Kasihan motornya waktu itu masih kredit :(

    Selain sama subtitusinya, aku juga suka sama penerapan doa mujarab. Diterapin ke ibu. Walaupun pas udah di doa orang terdzalimi, itu rada kurang ajar sih. Hahahaha dasar Haw telek pitik! INi bakal dimenangin Yoga neh!



    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini bukan film, Cha~ gada endingnya. karena kasih ibu tak pernah berakhir~ #Apaan

      Kalo di tempatku namanya Sepit, Cha. Cuma biar yg baca ngerti, disebut begitu. Biasanya ada yg ukuran besar khusus buat ngangkut motor, tapi di sini gak ada. jadinya maksa. Padahal serem loh duduk di motor dan motornya lagi di speit yg lagi jalan di sungai yg bergelombang.

      Demi doa terkabul, usaha harus dilebihkan. :-d

      Hapus
  5. Unik ih pulaunya bisa di tengah-tengah sungai, maaf norak nggak pernah lihat yang kayak gitu.

    Selain harus menghormati ibu juga harus membahagiakan ibu, misal kalau ibunya suka nonton drama India tapi dirumah cuma ada satu tv ya ngalah. Nggak elit gitu masa dikutuk jadi batu gara-gara drama India.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... iya juga sih. Tapi di wilayah kalbar, banyak yg kayak gitu.

      Kalo yang itu kita gaboleh ganggu. itu kesenangan ibu-ibu. Jangan jadi anak durhaka dengan menjauhkan mereka dari serial india.

      Hapus
  6. HAHAHAHAHAHAHAHAA

    Yoga dijadiin opening. :D

    Terimakasih lho ya. Berkat rumus di atas sekarang saya paham kenapa mak-mak bebas-bodo-amat sen kanan belok ke kiri. Rumusnya sangat logis sekali. Ilmu yang sangat bermanfaat. Terimakasih.

    Ngakak full baca tulisan ini but masih ada dramatisnya, apalah itu. Keren. :)

    Btw, baru pertama kali main kesini. Salam kenal. he-he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama-sama. Jangan diledekin lagi ya ibu-ibunyaaa..

      Apaan coba yg diketawain.. :D
      Selamat datang lagi nanti... kalo ada post baru. wkwkwk.. saya lagi malas nulis sepertinya.

      Hapus
  7. Aku terpesona dengan rumusnya..

    Doa musafir termasuk doa yang mujarab, itulah kenapa aku senang pergi jauh dan rela menderita naik gunung, supaya bisa mendoakan kesehatan ibu, dan semoga ibu gak berpikiran unik/nekat (seperti ibunya kak Haw) hahaha..
    The power of titah pandita ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... tapi kan ibu kamu ngelarang kalo kamu pergi jauh gitu, wi... kalo tetep pergi, berarti kamu udah menzalimi ibu (iya nggak sih?) karena bikin ibumu kepikiran. Jadi ibumu punya dua faktor (ibu dan dizalimi), sedang kamu punya 1 aja. jadi doa ibumu lebih manjur. MOga aja ibumu juga mendoakan kebaikanmu, Wi. :-d

      Hapus
  8. Seperti biasa gaya tulisannya yang sebenarnya nggak terlalu dipikirin orang malah sekarang jadi kepikaran sendiri setelah baca.
    Baca artikel-artikel yang hampir sama ulasannya tentang ibu, udah bisa ketebak alur ceritanya. Cuma saya disini menemukan hal-hal yang membuat saya bilang "wow"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Iya, Pak. Kalo tentang ibu biasanya mengulas tentang kehebatan dan kesedihan atau kesalahan kita pada ibu. Melow. Saya nggak begitu suka tulisan melow, jadinya bikin begitu. :D

      Hapus
  9. ITU NAPA JADI ITUNG ITUNGAN WOY? :'))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eng... nggak tau Yog, maaf untuk keputusan ini. :)

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~