LGBT bisa jadi solusi dalam hubungan

Assalamu’alaikum...

Baru-baru ini, isu tentang LGBT kembali merebak. Pro-kontra tentang keberadaan mereka semakin sering diperbincangkan. Yang pro mengatakan bahwa hubungan cinta antarmanusia merupakan hak semua orang, termasuk hubungan sesama jenis. Yang kontra menentang karena hubungan sesama jenis merupakan perbuatan yang dilaknat Tuhan dan merupakan penyakit mental yang bisa menular.

Uniknya, dalam pro-kontra tersebut bukan hanya perang pendapat, tapi juga perang ungkapan (quotes).

Yang kontra menuduh pendukung LGBT merupakan bagian dari mereka. “Kamu adalah apa yang kamu bela” sedangkan yang pro melawan dengan “Tak perlu menjadi binatang untuk membela binatang” mirip-miirp kalimat Ranger Merah di serial Super Sentai terbaru yang ingin menyelamatkan bumi. Bentar..bentar.. ranger kan warnanya warna-warni kayak pelangi, apa mereka pendukung LGBT juga, ya? Makanya kalimat mereka mirip-mirip. Hmmm...

howhaw
Maksudnya, bisa merasakan apa yang tidak baik bagi binatang
Lalu dilawan lagi.

“Itu tau. Lalu, kenapa kemarin elu berdalih ‘berbuat baik aja dulu, baru nasihatin orang.’ Bukannya nggak perlu melakukan perbuatan baik dulu untuk menyelamatkan kebaikan? Dan hubungan sesama jenis itu jelas bukan kebaikan.”

“Apanya yang tidak baik? Mereka nggak ngerecokin kita, nggak mengganggu kita.”

“Nggak mengganggu elu tepatnya. Elu pikir mereka yang homo-homo itu hanya suka sesama homo? Nggak. Mereka juga mengincar lelaki normal. Kalo elu nggak diincar mereka, menyedihkan sekali berarti. Udahlah nggak ada cewek yang mendekati, cowok pun nggak ada yang mau ama elu. Jomblo, lu!”

“Emangnya kenapa kalo jomblo? Iri lu? Karena kita bebas, nggak perlu bales chat mulu, nggak perlu laporan mulu, nggak ada yang ngingetin makan, nggak ada yang ngajak malam mingguan, nggak ada yang... ...”

Oke. Udah. Malah larinya ke jomblo begini. Eh tapi tujuan awalnya emang mau ngebahas tentang jomblo, pacaran dan LGBT, sih. Ketiga hal tersebut saling berkaitan. Tepatnya, dipaksain berkaitan.

Jomblo yang selalu dihinakan

Menjadi jomblo di masa sekarang merupakan tantangan yang berat, walau nggak berat-berat amat. Bayangkan saja, di dunia maya maupun di dunia nyata, selalu dicela sampai suara seolah tercekat. Saking seringnya dicela, kebanyakn dari mereka lebih memilih mencela dirinya sendiri sebelum didahulukan oleh umat. Ampun, dah, sobat.

Karena selalu dicaci dan di-bully, tentunya si jomblo bakal berusaha mencari pacar ke sana ke mari. Tujuannya jelas, biar nggak dihina lagi. Bukan karena ada rasa yang saling melantun indah dalam hati. Meskipun begitu, tetap ada, sih, yang memiliki pendirian tinggi. Jomblo sampai acara resepsi.

howhaw
Jangan ngejek jomblo lagi
Namun, karena hinaan, celaan dan tindakan diskriminasi itulah yang menyebabkan seseorang enggan berstatus sendirian. Bahkan ada orang yang memilih bunuh diri karena tak tahan mengalami ejekan. Hal tersebut beberapa kali muncul dalam media pemberitaan. Padahal saat mendapatkan pasangan dan berpacaran, juga tidak membuat diri berselimut kesejahteraan. Beneran. Tapi namanya juga batin insan, lebih memilih sakit karena satu orang saat berpacaran, dibanding sakit hati karena ejekan teman, terlebih diejek dalam keramaian.

Derita saat berpacaran

Setelah terlepas dari hinaan sebagai jomblo, bukan berarti semuanya jadi tentram dan legowo. Ada saja hal yang membuat kesal, sebal dan membuat diri mengeluh, “Kok koyo ngono...” “Aku salahne opo?” yang bisa membuat batin tersikso. Sengaja ditulis pake campuran bahasa Jowo, biar ujungnya sama-sama huruf O.

Tiap hari mesti chat-an terus-terusan. Siang malam mesti selalu laporan. Apalagi yang pacarannya bertema eldeer-an. Semua mesti ada pemberitahuan. “Aku di jalan sama teman,” “..rame-rame, kok, nggak berduaan,” kalo nggak, bisa menimbulkan suatu pertengkaran. Belum lagi urusan traktiran, mesti nungguin salon-an sambil baca koran, jalan-jalan tiap akhir pekan, tak lupa mesti pulang dengan belanjaan. Parahnya, kadang yang bayar mesti cowoknya yang anak kosan. Oh, Tuhan.

howhaw
Nungguin apa, mas e?
Yang perlu jadi perhatian, pacaran juga sering dilarang. Karena aktivitasnya sering berujung berdua di atas ranjang. Bermesraan dengan bergerilya di area yang nggak boleh dipegang. Yang bikin tegang, terangsang atau apalah itu nyebutnya, Bang.

Kesimpulannya, pacaran atau menjalin cinta berlainan jenis sebelum akad juga tidak diperbolehkan, kan? Terlebih lagi yang sampai bebas tidur berduaan, berciuman sampai menyebabkan kehamilan. Berhubungan kayak gitu yang nggak menyebabkan hamil juga nggak diperbolahkan, sih, tapi karena nggak ketahuan, ya, belom bisa diapa-apakan.

Entahlah dari pandangan pengidapnya, tapi dari pandangan orang normalnya, hubungan sesama jenis itu aneh. Apalagi kalo cowok ngeliat cowok sesama cowok bermesraan. Itu geli banget. Tapi kalo cewek yang ngeliatnya, sih, mungkin biasa saja. Hanya heran beberapa saat. Sama kayak kalo cowok ngeliat pasangan lesbi. Teori yang diberitakan, sih, begitu.

Adanya kaum LGBT sebenarnya sudah diketahui sejak lama, pertentangannya semakin besar karena kaum tersebut minta dilegalkan dalam pernikahan. Ya, aneh, lah. Entar kalo cowoknya hamil, gimana? Kan bisa merusak kefitrahan.

Perilaku kaum LGBT dianggap merusak moral karena bukan bawaan dari lahir. Merusak moralnya mungkin saya setuju, kalo tentang bawaan lahirnya....masih bingung, sih. Iyakali bayi yang baru lahir udah ngerti tentang arah seksual. Misal, nih, ya, ada bayi baru lahir yang jenis kelaminnya laki-laki, terus ditanyain.

“Dedek bayi, kamu sukanya ama bayi laki-laki apa bayi perempuan?”

Emangnya itu bayi bakal bisa jawab, apa? Palingan dianya diem aja, atau nggak, nangis owek-owek. Tapi di luar itu semua, LGBT memang dilarang untuk menikah, atau melakukan tindakan seksual sesama jenis.

Mari kita rumuskan ketiga hal tersebut

Jomblo, pacaran dan hubungan sesama jenis. Masing-masing memiliki permasalahannya sendiri. Eh, bukan, yang jomblo aja yang permasalahannya ‘sendiri’, lainnya permasalahan berdua dengan pasangan.

Jomblo. Sendiri, sering dihina, diejek dan di­-bully. Tapi bebas ngapain aja, mau pergi ama siapa aja.

Pacaran. Dianggap lazim. Ada yang merhatiin. Bisa diajak pergi berduaan. Nggak bakal banyak yang protes asal nggak mesum. Lebih banyak yang mendukung kalo mau menikah. Tapi seringkali dirisaukan oleh chat terus-terusan, kewajiban ngucapin selamat, traktiran dan belanjaan. Mahal.

Pasangan sesama jenis. Jalan berduaan biasa aja. Nonton berduaan juga biasa, nggak ada yang ngelarang. Saling perhatian juga biasa. Karena sesama, jadi saling ngerti, cewek wajar sering perawatan dan cowoknya bisa dimaklumi kalo main game, malah ditemeni. Masalahnya, palingan kalo mau ngajuin perrnikahan atau kalo mau berbuat mesum, sama kayak pacaran yang nggak boleh mesum.

Lalu, kita tarik kesimpulan

Jadi jomblo itu memang bebas mau ngapain, tapi perlu temen yang jomblo juga. Karena kalo temennya pacaran, dia bakal sendirian. Sering dihina dan diejek juga. Untuk itu, kalo mau bebas ejekan, cari pasangan.

Namun, kalo memutuskan untuk pacaran, siap-siap mental aja kalo kesel terus-terusan. Belum lagi kalo mesti bayar sendiri setelah makan dan ngebungkus belanjaan. Nggak boleh pegangan tangan dan area badan pacar, bukan mahram. Apalagi sampai ada niatan bermesuman, jangan!

Kalo jadi kaum LGBT, berpasangan dengan yang sesama jenis (contoh; pasangan homo). Mau pegangan tangan juga nggak-apa. Sah, nggak ngebatalin wudu. Bisa Jumatan bareng juga. Ngingetin makan juga silakan. Wajar. Yang nggak boleh juga sama kayak yang pacaran berlainan jenis, nggak boleh mesum. Tapi, nggak boleh mengajukan pernikahan, sih.

Dari itu, agar nggak jadi jomblo yang selalu dihina dan nggak jadi pacar yang mesti balesin chat tiap saat atau nungguin di salon berjam-jam, mendingan jadi kaum LGBT aja, gih! Tapi, jadi kaum penyuka sesama jenisnya yang sehat, yang nggak sampe mesum. Pacaran yang nggak sesama jenis, kan, nggak boleh mesum juga, kok. Entar kalo udah mau nikah, baru deh cari yang berlainan jenis. Ya...jadi pasangan HOMO SAMPE AKAD, gitulah.

(Yawlah, ini aku bikin artikel apaan...)


Sumber gambar:
http://blog.carionline.com/kebiasaan-kebiasaan-cewek-yang-masih-belum-bisa-cowok-pahami/
http://www.vemale.com/ragam/44735-wow-jadi-ini-toh-6-fakta-mengejutkan-tentang-payudara-anda-6.html
http://sumut.pojoksatu.id/read/2015/11/13/gawatpasangan-homo-ketangkap-razia-di-hotel-setia-budi/
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul LGBT bisa jadi solusi dalam hubungan Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

40 komentar:

  1. Homo sampe akad. Gokil. Bisa banget ya gabungin tiga konflik berbeda sampe ketemu tiga kata tersebut. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Abisnya, kalo bahas LGBT nya aja sensitif banget. Kurang paham juga. makanya digabung-gabungin. walo ujungnya jadi gajelas gini, tapi bodo ah..hahaha

      Hapus
  2. Haw, aku suka pake jilbab motif pelangi. Dan girang banget kalau dibeliin jilbab merk Dian Pelangi, karena nggak bisa beli sendiri. Apakah itu pertanda kalau aku pendukung LGBT? :|

    Hahahaha. Aku sempat penasaran, LGBT bakal kamu tulis nggak ya. Dan ternyata ditulis. Alhamdulillah. Eh itu kayaknya yang banyak masalah ternyata kaum yang berpacaran ya? Banyak tekanan batin. Baik dari pihak cewek maupun cowok. Apalagi yang LDR. Aku jadi pengen lesbi sampe nikah deh kalau gitu, Haw~

    (Yaelah, ini aku komen apaan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak tau. kamu ngerasanya gimana, Cha?

      Emang kenapa kalo disebut, Cha? ada yang aneh, kah? apa gak boleh disebut kayak karakter yang idungnya gak ada ituh... aku gak tau banget sih, tapi denger dari cerita orang aja, katanya ada tekanan batin yang malah bikin seneng...iya, gak, sih?

      Hapus
  3. TIDAAAAAAKKKKK !!
    mending gue jomblo sampe akad aja bang, daripada homo sampe akad. masa kalo mau nonton ke bioskop harus beduaan mulu sama cowok, nontonnya film AADC 2 atau Yes or No lagi. ntar kalo kebawa suasana terus khilaf kan ngeri.

    Mmmm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes Or No film Thailand bukan? AAAAAAAAK HAHAHAHAHAHA :D

      Hapus
    2. Bagusss.... emang itu tujuannya, Ka. Jauh-jauhi dah perilaku LGBT. :D

      Hapus
  4. Haahahahha, nggak paham seperti apa yg LGBT itu nantinya :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Bang. Sekarang aja lagi ramai dibicarakan, entar kalo ada kejadian lain lagi palingan juga dilupakan.

      Hapus
  5. Bhahahahaaa homo sampai akad. Leh uga tu bang. Ntar pas mau nikah, baru deh kembali ke jalan yang lurus dan benar.

    Kalo aku, mending jomblo aja bang sampai yg ada lamar. Laah.
    Yang pacaran banyak ruginya ya, bayarin ini itu, bermesuman.

    Aku sama aja bang, liat lesbi ataupun gay sama-sama bikin geli. Hahahaa
    Merinding lihatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Begitu aja. lagian, pacaran ama yang berlainan jenis itu dosa. bukan mahram kata ustaz.

      Nggak tau, kan kamu yang lebih berpengalaman soal pacaran, Ul...

      Iya kah? wa wa waaa..itu berita idnetwork ama lipetan6 nggak nyurvei kamu kayaknya deh, jadi dipukul rata. :D

      Hapus
  6. Njir, prfraf trakhirnya nusuk. Homo smpai akad. Tidaaaaaak
    Mnding gw pcaran smpe jmblo arau pcarn tpi rasa jmblo. Eh.

    Kita mnusia yg mrdeka sodara2 jdi sbagai mnusia mrdeka kt dtuntut untuk bebas, sejahtera dan makmur. Maka dri itu ayo gbung dngn kami, Republik Jomblo Merdeka (disingkat RJM) Huehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo. Nusuk..eh bentar, ini siapa yang nusuk dan siapa yang ditusuk? @@,

      Hahaha...malah bikin gerakan...emang ada yang mau gabung, palingan bentar lagi juga udahan. :D

      Hapus
  7. Usaha banget dibikin berima :'
    "Homo sampai akad", oh, jadi.. kecurigaanku yang waktu itu gak salah, kak? xD

    Aku lebih pro dengan lgbt menurut temenku, lgbt itu indah cuma di dunia dua dimensi, kalo di dunia nyata, menjijikan. Gitu, sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wiiii..... dengarkan dulu penjelasankuuuuuu.... =(

      Wa wa waaaaa temennya to the point, gak banyak cingcong, itu ngena banget. :-bd

      Hapus
  8. Gue suka diksi yang berakhiran "ng" itu semua, Haw. Rimanya dapet. Bukan Rima yang itu, kok. :))

    Tegang, pegang, rangsang, dan bang. Bangsat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Elu mah yang berbau-bau gitu emang paporit, Yog... :ng | Iya. Bukan Rima yang itu. Etapi, waktu Rimanya dapet, kenapa lu putusin? *nanya*

      Hapus
  9. Ya Allah, ini mikir banget sumpah. Ngeri banget dah sama Bang Haw.

    Yaah, nggak bisa di-copy terus ditempel di komentar ya? Padahal mau ngutip komentar biar keliatan banyak. EH.

    Itu bener juga ya. Pacaran sesama jenis nggak ngebatalin wudu. Tapi, hati-hati loh bang. Nanti gara-gara postingan ini banyak yang banting setir jadi penyuka sesama. Yah, kan yang sesama lebih murah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngeri kenapa, Bi? pas ketemu aku orangnya adem ayem aje, kan... :D

      hahaha...nggak perlu juga dicopy begitu, nggak ada aturan komen panjang di sini. itu erdi aja cuma komen smiley tok.

      Iya. Lebih murah, sih, tapi susah masuknya. *ini apah*

      Hapus
  10. seperti biasa, pengamatan yang prima dari fisikawan kita ini.
    hmm, LGBT emang lagi rame yak. tapi, jadi solusi dalam hubungan? masa bisa...
    mungkin memang bisa, tapi kesan taboo nya itu suliiiit banget buat lepas. itu gambar yang kumpulan para cowok nunggu cewek belanja kampret banget brohh

    BalasHapus
    Balasan
    1. judulnya doang itu solusi, aslinya mah jauuuuuuhhhh... nambah perkara aja malah... :D

      pas nemenin kaka sepupu belanja, aku pernah ngalamin itu. mau pacar ataubukan, kalo nemenin cewek belanja mah sampe pegel.

      Hapus
  11. Homo sampe akad nikah. Emang ada, How, cewek yang mau nikah sama homo atau mantan homo? Kayaknya liat aja geli, heheheh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada NGgo, cewek yang lesbi sampe akad. lagian, ya jomblo sam pe akad ama homo sampe akad kagak ada bedanya... selama gak ngelakuin hal mesum. :ng

      Hapus
  12. kalimat terakhirnya kampret amat dah ah elah. maka, homo sampe akad? lah buset.
    tapi selama ini nge jomblo biasa'' aja sih. toh ada aja yg bisa d ajak ttm. lah
    lah
    lah
    enak ya.

    tapi utk yg urusan sesama jenis, ga deh makasih. yah, kayak gtu sih klo kebebasan disalah artikan. ujung''nya malah kayak gitu. minta di ruqyah sama ustad aja itu mah.
    eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahha.... kan ada penjelasannyaaa... asal nggak mesum, pacaran ama yang berlainan jenis kalo mesum ya salah juga. salahnya itu ya dimesumnya itu. jadi kalo homo gak mesum, ya kayak jomblo ama temen nongkrongnyaa... palingan bedanya cuma perhatian ngingetin makan doang... :ng

      Hapus
  13. Yawlah~
    Aku baca tulisan apa ini? Btw ini kayaknya tulisan yang mendukung LGBT nih. Btw jangan jadi jomblo sampai akad, tapi nunggu aja jomblo sampai halal. Karena belum tentu akad dimulai dari sesuatu yang halal (?)

    Btw aku juga LGBT lho.
    Lah Gue Bodoamat Tau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekalian aja, jomblo sampe selesai nikah. syarat agar jadi halal kan mesti akad dulu~

      Gue ngedukung orang-orang LGBT, selama mereka gak ngelakuin tindakan mesumnya. :p

      Hapus
  14. Lah, kemana mana sendiri dibilang jomblo. Punya pacar, jalan berdua juga gak bisa ngapa ngapain. Jalan sama temen sejenis dikira LGBT. Orang jaman sekarang maunya apa coba? -_#

    Itu tragis banget jomblo sampe bunuh diri gitu.. ckckk apa dia belum tau kalo punya pacar itu banyak gak enaknya.. entahlah.. enakan punya temen yang bisa diajak kemana aja dan menjalankan hobby bersama, tapi jangan sampai jadi LBGT -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo...udah kaya Raisa lah pokoknya, Serba Salah.

      orang yang mau punya pacar keseringan bukan karena emang mau, tapi karena ejekan lingkungannya, selalu diejek tiap hari itu nggak enak loh, mesti katanya melatih mental atau apaan. :(

      Itu dia, kalo jomblo terus punya temen yang bisa diajak ke mana-mana, keliatannya kayak sepasang sesama jenis yang nggak mesum, iya, kan...? :D

      Hapus
  15. aiiih beritanya horor banget, dah gak ganggu jomblo lagi deh kalo gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. "...nggak ganggu jomblo lagi" #UdahPunyaPasanganBerarti :-bd

      Hapus
  16. entahlah gue langsung merasa jijik membaca kalimat 'Homo sampe akad' bener-bener kiamat sudah dekat kayaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...iyo, nggak mungkin kiamat makin menjauh. Mas Aji mah, baca tulisannya jijik, di blognya ERdi, malah ngebayangin pasangan homo di semak-semak. ish ish ish...

      Hapus
  17. yang pastinya LGBT adalah suatu penyakit kelainan jiwa yang harus dimusnahkan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penyakitnya, ya, mas, yaa... orangnya jangan. kalo bisa, sembuhkan. :)

      Hapus
  18. Haw, Kok aku sedih ya baca ini, "Perilaku kaum LGBT dianggap merusak moral karena bukan bawaan dari lahir."

    Haw, di kelas aku pernah adain diskusi bareng sama anak dari jurusan bimbingan dan konseling. Bahasanya soal ini, nih, tapi lebih ke lesbi. Soalnya, anak-anak dari BK itu punya tugas buat menghampiri mereka, berinteraksi langsung sama mereka.

    Dan percayalah, Haw, mereka bermula gak kayak apa yang kita pikirkan. Kita selalu menganggap bahwa penyimpangan itu terjadi karena trauma, tapi nyatanya enggak. Memang bawaan perasaan mereka berbeda. Sejak lama. Bahkan mereka sangat tersiksa saat mereka dipaksa menjadi seperti kita.

    Walaupun, ya, aku gak mau bilang soal benar dan salah. Cuma, mau nerima keberadaan mereka. Aku banyak dihujat karena mempertahankan pendapat ini, ya gak apa sih. Kucuma mau bilang kalimatmu tadi kurang tepat.

    Ah, kok jadi serius sih hahahaha

    Ya tuh, bener. Banyak yang menolak LGBT tapi pacaran kelewat batas, kan sama aja. Manusia lebih suka menyoroti kurangnya manusia lain daripada lihat diri sendiri hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo, Tiw, kurang tepat. makanya jadi salah paham gini. maksudnya itu kan, kita nggak bisa senaknya nyebut "bukan bawaan lahir", karena kita nggak tahu itu dibawa apa nggak. tidak seperti cacat fisik yg kelihatan. makanya itu aku bilangnya, nggak bisa ditanyain ke bayi.

      aku juga udah ketemu langsung dan ngeliat langsung orang yang punya kelamin ganda, mau milih salah satunya belum jelas, karena kecenderungan seksualnya belum jelas juga (masih kecil), kalo udah besar, barulah katanya mau dioperasi, jika dia sukanya ke lelaki, meski bertubuh kayak lelaki, maka akan dioperasi jadi perempuan. karena kalo dioperasi mengikuti bentuk fisiknya, dan menuruti perkataan orang, dia bakal kesiksa. untungnya, dia memiliki kelamin ganda, gak tau deh orang yang memiliki satu kelamin namun ketertarikan seksualnya berbeda dengan penampakan tubuhnya. :(

      iya, intinya itu. jangan mesum.

      Hapus
  19. Allah itu nyiptain Adam dan Hawa, bang. Bukan Adam dan Hawadis.

    Eh tapi Hawadis juga diciptain sih.
    Duh.
    *digeplak*

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~