Rasa Memiliki Membuat Orang Semakin Tak Peduli

Assalamu’alaikum...

Hai... sudah beberapa bulan blog ini kagak ada postingan baru. Seolah-olah, blog ini kagak ada pemiliknya. Padahal sejak awal didaftarkan, blog ini sudah saya klaim menjadi hak milik.

Ngomong-ngomong tentang kepemilikan, sebenarnya, arti memiliki itu membuat seseorang semakin peduli? Atau malah membuat seseorang semakin tak mau tau, sih?

Ungkapan “anggap saja milik sendiri”
Ungkapan tersebut bertujuan untuk mempersilakan seseorang untuk bertindak seperti miliknya sendiri terhadap kepunyaan orang lain. Sehingga orang tersebut tidak malu-malu dalam menggunakan sesuatu tersebut dan memudahkannya dalam beraktivitas. Misal, dipinjami motor.

howhaw
"Anggap saja seperti mobil sendiri"
Selain bertujuan agar tidak malu-malu dalam menggunakan motor tersebut, sang pemilik aslinya juga mengiginkan agar motornya tersebut dirawat dan diperlakukan sebaik mungkin. Tetapi, sering dijumpai, motor yang dipinjamkan dengan ungkapan ‘anggap milik sendiri’ tersebut berakhir mengenaskan. Digeber-geber sesuka hati, dibiarkan kepanasan di bawah terik sinar mentari dan bensinnya kagak diisi. “Ogah gua pinjemi lagi.”

Namun, ada juga orang yang ketika dipinjami motor dan diimbuhi ungkapan ‘anggap milik sendiri’ malah menjadikan motor tersebut semakin bagus. Bensinnya diisi, diparkirin di tempat teduh, dicuciin, bahkan pas dikembaliin ditambahin motor baru sebagai pasangan. ”Cukup yang punyanya aja yang sendiri,” katanya.

Padahal saat dipinjamkan, ungkapan yang diucapkan sama. Tapi kenapa bisa berujung beda, ya?

Banyak yang mengalami kebingungan yang sama
Tentunya kalian pernah melihat, mendengar atau merasakan sendiri, saat belum memiliki seseorang, perhatian dan kepedulian terhadap orang yang diinginkan tersebut sangat tinggi. Ditanyain udah makan belom? Udah mandi belom? Udah datang bulan belom? Semua diperhatiin.

Waktu sakit dibawain obat, ngerjain tugas dibantuin buat, bosan sendirian di kosan dibawain obat kuat. Macem-macem kepeduliannya. Tapi, saat sudah jadian, dianggap hak milik, aku milikmu kamu milikku, lama-kelamaan semua perhatian dan kepeduliannya mendadak sirna. Ada, kan, yang begitu? Banyak, sih. Makanya jumlah manusia yang bergelar mantan banyaknya minta ampun.

howhaw
"Bingung, Gue.."
Sebelum memiliki, diperhatiin sampe membuat orang lain iri.
Setelah memiliki, merhatiin orang lain dengan tatapan iri.
Sebelum memiliki, janjinya menjaga hati sampai mati.
Setelah memiliki, menjaga janji sampai hatinya mati.
Sebelum memiliki, dari malam sampai pagi selalu berusaha ada di sisi.
Setelah memiliki, pergi pagi pulang pagi, karena udah pagi, ya pergi lagi, pulang pagi lagi, karena pagi yaaa pergi lagi.

Rasa memiliki cenderung membuat orang tak peduli
Memang tidak semua orang seperti itu, ada orang yang dengan rasa memiliki malah semakin peduli. Tapi, kebanyakan orang malah melakukan sebaliknya. Semakin dia merasa memiliki, semakin dia tidak peduli. Karena pada dasarnya, manusia selalu peduli dan berusaha untuk ‘mendapat’, bukan ‘merawat’. Makanya kebanyakan orang fokus mencari pendapatan, bukan perawatan.

Bisa juga kita lihat di komplek-komplek perumahan, saat ada anak yang dipukuli ibunya, lalu kita tegur, ibunya pasti berkilah, “Terserah aku lah, anak-anak aku juga. Bukan anak kau!” Rasa memiliki malah membuat orang merasa pantas untuk memukuli.

howhaw
"Anak, anak aku juga. Terserah aku lah.."
Mungkin karena sikap dasar manusia yang seperti itu, makanya dalam suatu hadis dikatakan kalau ibadah puasa itu untuk Allah. Bukan untuk dirinya. Agar manusia mau melaksanakan dan peduli dengan ibadah puasa. Eh, tapi tetep aja pas puasa kemarin banyak yang nggak puasa, kan, ya? Mungkin mereka merasa dirinyalah yang memiliki Allah, makanya nggak peduli. Rasa memiliki, kan, cenderung membuat orang nggak peduli.

Lihat aja itu, kebudayaan Indonesia, sumber alam Indonesia semuanya milik kita. Tapi apa? Kita nggak peduli. Kalo udah diakui milik oleh orang lain, baru deh... iya, kan? Rasa memiliki memang membuat orang nggak peduli.

Trus, gimana dong baiknya?
Kalo rasa memiliki membuat orang tak peduli, sedangkan rasa tidak memiliki membuat orang malah berdiam diri begini?

Kalo kata pemuka agama, “Semua yang ada adalah milik Tuhan, dan Tuhan adalah dzat yang paling kita cintai, lantas, apakah kita mau memberi kesedihan pada yang kita cinta?

howhaw

Dengan kata lain, untuk lebih peduli, bukan rasa memilikinya yang penting, melainkan rasa hormat, menghargai dan cinta pada pemilik aslinya. Misalnya tentang kitab suci. Kita bisa membeli dan memilikinya. Tapi, karena kitab suci itu adalah kitab Tuhan (kitabullah), dan kita mencintai Tuhan, maka kita tidak akan menginjak-injaknya. Malahan kita akan senantiasa membaca dan merawatnya. Coba kalo hanya memiliki tanpa patuh dan cinta pada pemilik aslinya? Pasti kitab tersebut hanya dimiliki untuk tidak dipedulikan. Hanya jadi pajangan yang selalu didiamkan.

Bukan rasa memilikinya yang penting, tapi rasa hormat dan cinta kepada pemilik aslinya

howhaw
Cintai dan hormati pemilik aslinya
Dengan begitu, kita akan lebih peduli dan berhati-hati dalam bersikap. Kita memiliki pacar, pacar itu milik orangtuanya, jika kita tidak hormat pada orangtuanya terlebih pada Tuhannya, anaknya pasti udah kita apa-apain. Bodo amat. “Pacar-pacar aku, terserah aku lah.”

Untuk itu, agar kita tidak lagi cuek terhadap yang kita miliki, redam rasa memiliki sendiri, dan timbulkan rasa hormat pada pemilik aslinya. Dan untuk para perempuan yang tak mau ditelantarkan pasangannya kelak, kalo ada yang mendekati, jangan mau ditembak dengan kalimat, “Maukah kau jadi milikku?” karena biasanya akan berujung kesakitan. Tapi pilihlah dia yang nembak dengan kalimat, “Maukah kau jadi milik papaku?” karena dia pasti menghormati papanya, maka kamu nggak bakal disakiti. Aman. Kalo masih menyakiti? Kutuk aja jadi batu. Kan kalo jadi milik papa artinya jadi ibunya, kan, ya? Eee...ini aku bikin artikel apaan, sih? Tau ah.



Sumber Gambar:
https://antoncharlianetika.blogspot.co.id/2014/04/etika-pinjam-meminjam.html
https://loop.co.id/articles/inilah-alasan-alasan-kenapa-cewek-itu-bikin-bingung
https://blog.debusana.com/hal-yang-tidak-dibenarkan-dalam-islam-ketika-menghukum-anak/
https://umusayyidah.blogspot.co.id/2015/03/semuanya-milik-allah.html
https://shabrinamawar.blogspot.co.id/

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Rasa Memiliki Membuat Orang Semakin Tak Peduli Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

58 komentar:

  1. walaikumsalaam..

    sekali muncul langsung mantep ini postingan haw.
    cintai pemiliknya maka pemiliknya akan memerikan cinta kepada lawan jenis yang mencintainya pula, beuh. mantep lah \m/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, begitu asal usul idenya.

      eh itu si Deva masa bilang bikin baper, emangnya aku udah ketularan elu ya, Er? @@,

      Hapus
    2. itu gara-gara lu bilang gue baper dari lahir, mangkanya lu dikatain gitu sama sideva, haw :D

      Hapus
    3. wah... kurma ya ini..... :(

      Hapus
  2. Wah, kangeeen. :)

    Sering-sering bikin postingan begini, Haw. Mengingatkan kepada kita bahwa kita nggak punya apa-apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kangen kekonyolan bang Haris jugaaaa..... =D

      diusahain, bang. eh tapi entar blog ini malah jadi blog ceramah, yak....

      Hapus
  3. Keren omhaw :D
    Hha aku gak nyangka tulisannya bakal keren begini dan dengan contoh2 yang mudah dipahami. Sering2 ngepost ya.. ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... ini udah pernah kita bicarakan dulu. eh, lalu puisinya jadi diposting di sini, nggak?

      Hapus
    2. iyaa.. tau sendiri kan ya ingetanku kayak apa =)D

      enggak deh kayaknya, orang mengunjungi blog omhaw kan mau liat tulisan omhaw, bukan orang lain :p puisinya masuk ke blog ku aja..

      Hapus
    3. Iyo Gitaaa..... :lv

      Hapus
  4. yang pertama anggap aja milik sendiri bikin ane ngakak, soalnya sering ane alamin huahuauhaua :'D

    paragraf2 terakhir ngena banget :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti kalo minjem motor gak diisiin bensinnya....:-bd

      Hapus
  5. betul juga ya, kalau rasa memiliki terkadang bisa jadi dua, sangat peduli atau sangat acuh. Udah lama nggak posting y? Kok ini berdebu, ternyata layar laptopnya, hihi.. Kata-katanya keren: "Bukan hanya rasa memilikinya yang penting, tapi juga rasa hormat dan cinta kepada pemilik aslinya" mantap :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... iya, setengah tahun vakum. gatau ini bakal rajin ngepos lagi apa, nggak. permasalahn teknis juga, sih.

      Hapus
  6. Kebanyakan orang emang lebih peduli dan berusaha untuk "mendapat", bukan "merawat" ya, sama aja kayak berusaha memperoleh sebuah prestasi, tapi mempertahankannya sulit :p

    Setuju, rasa memiliki cenderung ngebuat kita kurang peduli, meskipun dalam beberapa kasus ada yang tingkat kepedulian atas sesuatu yang dimilikinya tinggi, karena dia memperolehnya dengan susah payah.

    "Bukan rasa memilikinya yang penting, tapi rasa hormat dan cinta kepada pemilik aslinya" --> wah, quote keren nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, begitu maksudnya, bang. :-d

      makanya, bukan rasa memilikinya yang penting, tapi bagaimana menghargai perjuangan sebelum memilikinya..

      Hapus
  7. Wa'alaikumsalam wr wb.
    Duh, kangeeen. Sama tulisannya :p

    Vakum ngeblog setahun, ya, bang?

    Hmmm. Ini. Can't agree more deh pokoknya.
    Aku jadi ingat sama video-nya dr. Zakir Naik,tapi lupa yang judulnya apa. Intinya sih ya itu, cinta sama Pemiliknya, bukan sama orangnya. Kalau kita udah cinta sama Yang Punya, pasti bakalan cinta juga sama yang dipunya.
    Konteksnya universal sih ya.

    *Lah sekarang baca tulisan bang Haw bukannya bikin aku inget tulisan orang yang pernah kubaca sebelumnya, malah ingetnya ke video yang pernah ditonton*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaaa...... setahun lebih. =(

      dulu tulisan, lalu video, besok-besok jangan-jangan ngingetin ke pengalamanmu langsung. kayaknya ini aku banyak tertinggal dari kamu deh, Dar, tiap yg aku tulis pasti kamu lebih dulu tau. aku harus ngejar ini. *siap-siap namatin berbagai buku dulu?* *tambahin namatin berbagai video* *video anime tapi*

      Hapus
    2. Bukan tahu lebih dulu, sih, bang. Pas kebetulan aja aku pernah baca, gitu.

      Nah tuh, coba deh bahas tentang anime, misalnya. Pasti aku gak bakalan tau :v

      Hapus
  8. Seperti biasaaaa tulisannya nyentil banget.. Etapi itu kenapa deh jadi milik Papanya? Terus Mamanya mau dikemanain, Haw???

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha.... mamanya suruh minta pulsa aja, mbak... :p

      Hapus
    2. Minta saham udah gak musim ya?

      Hapus
    3. minta saham mah bagian papa, Nggo.... :ng

      Hapus
  9. Bener juga, sih. Kebanyakan setelah memiliki kurang dipeduliin. Contohnya: sepeda. Dulu gue pengin banget punya sepeda buat gowes ke mana-mana. Biar tiap Minggu bisa CFD-an. Eh, taunya tiga bulan pertama beli doang. Sesudahnya males. :')
    Padahal kalo inget masa-masa nabung dan ingin memilikinya itu perjuangan banget.


    Selamat datang kembali my broh! Wuhuuu. Dari mana aja lu? Banyak yang kangen tulisan observasi dan fisika kampret lu nih. Yang awalnya bikin manggut-manggut, sesudahnya malah teriak, "Ah taeeeek" karena kesel ujung-ujungnya. XD

    Eh, ini gue komen apa, sih? Kok panjang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau komen, tapi sudah terwakili bang Yoga, ahaha..
      Bener banget, kangen tulisan observasi dan fisika kampret xD

      Hapus
    2. hibahin ke gua aja itu sepeda, Yog, atau jual dgn harga murah gitu. COD. :-d

      hahaha... terima kasih atas sambutannya, Yog, rindu banget buat ngeblog ini.

      Hapus
  10. untuk kasus pinjamin barang, gak dibilang "angap aja milik sendiri" aja, baliknya bisa rusak, apalagi kalo bilang "anggap aja milik sendiri".

    iya, ya, kalo punya sendiri pasti mikirnya "biarin ah, punya sendiri ini" dan berakhir tidak dipedulikan lagi *lirik sepatu yang gak pernah dicuci*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kak Dwi. yang dipinjem dengan kalimat 'entar balikin' aja malah gak balik-balik lagi, yaaa.... :p

      siniin sepatunya kak Dwi, aku anggap milik sendiri sendiri aja...

      Hapus
  11. Akhirnya posting lagi :-D
    Semangat bro :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih Bang..... semoga masih bisa ngepost... :-d

      Hapus
  12. maka dari itu banyak yang bilang pdkt lebih indah daripada pacaran. karena masih dipertahanin bener-bener kedekatannya...

    hahahaha, tumben kau nongol lagi... kirain udah tertelan black hole

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengalaman banget itu kayaknya, Jev...

      hahaha...emang udah ketelen, tapi dimuntahin lagi. :D

      Hapus
  13. Huaaaaaaaaa Haw!!! Selamat datang kembali meramaikan dasbor~ :D

    Bener banget, Haw. Jadi ngerasa tertohok nih. Apalagi baca yang, "Karena pada dasarnya, manusia selalu peduli dan berusaha untuk ‘mendapat’, bukan ‘merawat’." Sebelum ngedapatin sesuatu atau seseorang, sempat ada janji terbesit (eh bener nggak sih terbesit) di pikiran kalau aku bakal ngejagain dan ngerawat itu kalau udah dapat. Begitu udah dapat, janjinya malah nggak ditepatin. Misalnya motor. Dulu janji bakal dicuci rutin, nggak dibiarin lecet. Eh pas udah, malah dicucinya sebulan sekali aja belum tentu. Serampangan juga dipakenya. Kayak nggak tau diri. Huhu. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih sambutannya, Chaaaa.... :)

      wah iyaaaaaa... aku juga memiliki permasalah yg sama kalo tentang motor. ditelantarin gitu. padahal awal-awal rajin banget bersihinnya, dicuciin, dilap, disampoin.pake sampo pantin. masih sekali pakai samponya. ada lecet dikit. harga nego, bebas kirim maupun COD. minat ping me, yaaa....

      Hapus
  14. Wah! Setelah baca ini aku jadi sadar kalau ternyata memang ada banyak hal yang aku abaikan setelah udah berhasil dapetin hal tersebut, padahal awalnya berusaha mati-matian untuk bisa dapetinnya. Kali ini harus bisa belajar lebih menghargai dan peduli dengan apa yang sudah dimiliki, yeay :'3

    BalasHapus
    Balasan
    1. wohoho...iya, kalo dilihat ke belekang, kayaknya ada hal yg sedari awal kita berusaha mati-matian mendapatkannya, setelah berhasil, malah dibiarin aja. mungkin kita harus lebih hormat juga pada diri sendiri. menghargai diri sendiri juga penting ternyata.

      eh iya, salam kenal kak Nopi....

      Hapus
  15. 6 bulan ke mana aja, Haw? Laptop rusak? Skripsi? Ato sibuk ngasilin duit buat beli jet yang representatif?

    Ini berlaku buat iklan properti yang setiap hari senin harga naik itu gak, Haw? Biasanya kan sering pake kata "miliki" juga.

    MILIKI hunian mewah di Titik-Titik Group dengan cicilan hanya 10 milliar per bulan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang utama sih itu... lapyop rusak. udah dibawa ke teknisi 4 kali, tetep aja cuma bertahan dua hari. abis itu rusak lagi. parah pokoknya. ini aja aku minjem laptoporang buat ngeblog. =(

      hahaha... tergantung orang yang mau nyewanya/belinya, Nggo.

      (((HANYA))) sepuluh miliar per bulan.... -____-

      Hapus
  16. Ditungguin kemana aja mas? padahal keren2 loh tulisannya :D

    Memang sih sebagaian orang kalau udah merasa milik dia, ya terserah dia mau diapain. Kalau aku, akan menjaga semua yang aku miliki. tsahh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vakum, mas. Permasalahan teknis. hahaha...

      berarti anda orang yang menghargai dan menghormati diri sendiri dan orang lain. mantap.
      :-d

      Hapus
  17. Errrrrr uda baikan how leptopnyaa???

    Bikin flash fiction lg dunk. Kita kita kan pengen baca hehe

    Klo dikasi kalimat anggap aja milik sendiri seringnya yg dikasi pinjem ha tau diriiii, makenya lama ga dibalik balikin #pengalaman tentang motor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belom mbak nit, ini juga minjem, kok. :D

      hahaha... gak janji ya, mbak... tapi kalo bisa, aku usahain deh. masih banyak utang cerbung juga ini.

      iyaaa... gitu emang...apalagi kalo yg minjem aku, mbak. hehe..

      Hapus
  18. Waaaa Haw. Setelah hilang entah kemana. Huhuu
    Selamat datang kembali yaaaa :)

    Kenapa aku baca ini sambil ngangguk-ngangguk ya. Gila, bener banget ih.
    Kalo kita menghormati pemiliknya, kita pasti menjaga dan merawat ciptaannya/apa yg dimiliki pemiliknya.

    rasa memiliki malah jadi bikin orang nggak peduli. Banyak sih kejadian, pas pedekate berjuang mati-matian. Setelah dapat diabaikan begitu aja. Sedih amat. Apa yang aku rasain banget ini mah. Oke, maaf. Kenapa jadi curhat :D Bhahaaahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih sambutannya, Bangul..... :D

      mungkin kamu bacanya sambil dengerin musik hiphop. coba bacanya sambil zikir, salto 6 kali, mungkin kamu bakal disangka gila.

      ya allooooohhhhh.... eh iya, kamu? udah putus, Lan? *gak tau kabar*

      Hapus
    2. Bhahhaaa Bangul. Masih ingat aja yaolooh :'D

      Wah, terimakasih sarannya How. Aku percaya kok, kamu udah berpengalaman di bidang itu.

      Hahahaa udah. Udah banget. Kebangetan malah.
      Yaitu, alesannya sama kayak apa yg kamu tulis tadi How.
      Terabaikan. Hahaaa

      Hapus
    3. Pengalaman jadi gila maksudnya.... :p

      yaollohh... bisa diabaikan begitu, emang apa lagi sih yang kurang dari kamu selain kurang waras, lan?

      *langsung sungkem*

      Hapus
    4. Hahahaa iya kurang waras. Aku mah apa atuh, rontokan gorengan. :D

      *gampol How*

      Hapus
    5. di geng-ku rontokan gorengan itu berharga banget. banyak yang ngerebutin, krenyes krenyesnya itu, loh....
      :-bd

      *gapapa digampol, asal sungkemnya diterima*

      Hapus
  19. Aku malah keinget tweet tentang orang yang anak pesantren mau beli bensin di SPBU, pas mau ditagih bayar bensinnya malah dia ceramah jika semua seisi bumi ini hanya milik Allah semata.. dipikir emang bener juga sih.

    Btw aku ngerasa lama banget nggak kesini, kemana aja bang? Sehat kan? Kangen sama fisika nih :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... semua milik Allah sih milik Allah, tapi nggak gitu juga kali....

      iya. lama vakum soalnya. ini juga dipaksa-paksain buat ngeblog lagi.

      Hapus
  20. kebanyakan emang gitu bang ,, minjemin motor ke temen bensinnya full .. balik2 tinggal setengah, busi ilang ,,
    malah kata bang Dwika Putra kalo minjemin duit ke temen itu kita harus ikhlas .. iklas kehilangan duitnya sekaligus temennya ..

    mmm .. berkaitan dengan memiliki juga cocok dengan quotes di film You're the apple of my eye .. masa2 yang indah adalah masa2 PDKT, ketika udah pacaran (memiliki) banyak perasaan yang ilang .. mungkin teori memiliki ala bang Haw, cocok dengan ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang kamu RT di twitter itu,kan, ya.... emang bener sih. :(

      iya, kayaknya cocok. ada nyenggol bahas-bahas sebelum mendapatkan pacar juga, kok, itu... :ng

      Hapus
  21. Haha aduhai postingann bikin reflek manggut manggut
    *oiya bener
    *oiya bener

    Apalagi di bagian, sebelum memiliki *pdkt*
    sama sesudah jadian

    emang beda hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin karena pengalamannya sama. dikejar-kejar pas pdkt, pas udah jadian ditelantarin. :(

      Hapus
  22. Itu yang perbandingan sebelum dan sesudah dalem banget. Susah tuh bikinnya (kalo gue yang bikin). Hati-hati, bang, dicomot Ndagelan. Mehehehe

    Bagi anak sekolah, rasa memiliki juga kadang bikin jadi gak peduli. Misalnya: udah punya tugas sekolah. Eh, malah gak dipeduliin. Gak dikerjain atau ditinggal pulang kampung. Jahat, kan?

    Lha, nyambung nggak tuh? Bodo amat deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan gak lucu, jadi gabakal diambil lah...

      pinter banget Lu, By... :-d

      hahahaha....

      Hapus
  23. apakah ini cuma perasaan saya saja atau emang dasar efeknya bikin baper ya? tulisan ini kok malah bikin baper -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa, sih? enggak lah. ini bukan ceritanya Erdi yang selalu bikin baper.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~