Kemudahan Itu Datangnya Setelah Kesulitan atau Bersamaan dengan Kesulitan?

Assalamu’alaikum...

Kesulitan merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan usaha lebih keras lagi. Namun, meskipun sudah mengerahkan seluruh usaha, kesulitan yang dihadapi masih saja tentang itu-itu saja. Yang artinya, kesulitan tersebut tak kunjung hilang.

Menurut para tetua, dalam menghadapi kesulitan seperti itu, kesabaran dalam diri harus selalu dijaga. Karena setelah kesulitan, pasti akan datang kemudahan. Masalahnya, kata “setelah” tidak memiliki standar satuan. Bagaimana jika kemudahan itu datang setelah kita tak bisa bergerak lagi? Kan telat. Padahal kata Pak ustaz, kemudahan itu datangnya bersamaan dengan kesulitan. Jadi, yang bener yang mana?

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudain. Peribahasa tersebut menjelaskan bahwa kita harus menerima kesulitan yang datang di awal, karena setelah kesulitan itu berakhir, hanya ada kemudahan yang tersisa. Namun, ternyata kesulitan tersebut cara kerjanya tidak begitu. Meskipun sudah bersakit-sakit, senangnya tak kunjung datang. Sampai-sampai band Jamrud mengubah kalimat terakhirnya jadi “malah mati kemudian”.

howhaw

Itu kan hanya lirik lagu, lihatlah dunia pendidikan
Benar. Di dunia pendidikan, kita sering menjumpai orang-orang yang belajar dengan keras sehingga ia memperoleh prestasi. Hidup-hidupan dia mengikuti berbagai les mata pelajaran yang sulit, membuang waktu bermainnya. Hingga akhirnya, dia menemukan kemudahan dalam menjawab berbagai soal ulangan dan ujian.

Yang unik dari sekolah, orang kan mencari ilmu biar hidup makin mudah, ini malah dibikin susah. Misal, waktu belum sekolah nggak tahu cara berhitung perkalian. Saat bersekolah, perhitungan tersebut jadi gampang. Tapi kenapa ada yang sampai les segala? Seolah, di sekolah hanya untuk ujian doang.

Saat kita diberi materi pelajaran, hak kita adalah mengerti materi tersebut. Kewajiban guru untuk mengajari sampai muridnya mengerti. Bukan guru nyuruh mempelajari sendiri dan dia tinggal ngasi tes doang. Tapi, terserah deh. Skip tentang ini.

Ada murid yang bersulit-sulit mengerjakan soal fisika, maka berdasarkan pepatah tersebut, pada akhirnya dia akan menemukan kemudahan. Beneran. Dia menemukan kemudahan setelahnya. Setelah lulus kuliah, itu pun setelah diajarin temannya yang jurusan fisika. Lama banget. Tapi setidaknya, pepatah tersebut benar.

howhaw
"Setelah kesulitan, ada kemudahan. Mudah teler."
Kita memang harus bersusah dulu agar mudah kemudian
Seperti kisah percintaan seseorang. Ada lelaki yang naksir banget ama seorang gadis. Untuk mendapatkan cintanya, lelaki tersebut bersusah-susah dalam menarik perhatian sang gadis. Rajin menyapa, membelikan hadiah meski dirinya harus puasa. Pokoknya segala kesusahan rela dihadapinya demi mendapatkan sang gadis pujaan. Dan benar, setelah berbagai kesusahan tersebut, pada akhirnya dia bisa dengan mudah...dicampakkan.

howhaw
"Setelah sulit mendapatkan, akan datang kemudahan untuk dicampakkan."
Memang iya sih. Setelah kesulitan akan datang kemudahan. Cuma kalo kemudahan yang datang kayak begitu, ya percuma aja. Tapi, saya menyadari satu hal.

Mudah dan sulit ini hanyalah tentang pilihan
Setiap pilihan memiliki konsekuensi. Dalam hal memilih kesulitan, maka kepedihan yang akan kita temui. Kita boleh memilih hal-hal mudah, tapi biasanya hasil yang diperoleh tidak begitu berarti. Pekerjaan mudah yang kita kerjakan tidak memberi dampak berarti bagi kita dan orang lain. Sebaliknya, jika memilih untuk melakukan hal yang rumit, kita bisa menghasilkan banyak hal. Namun, untuk menyelesaikannya kita harus siap menghadapi jalan berliku yang sulit  dan penuh rasa sakit. Yang justru bisa menyebabkan kita tak akan mendapatkan hasil sama sekali.

howhaw
Tiap pilihan mengandung konsekuensi 
Suatu hari saya pernah disuruh membuka tali karung beras oleh emak. Ternyata, membuka tali karung beras tersebut sangat sulit. Sesulit membuka tali karung semen. Simpulnya sama soalnya. Untuk membuka simpulnya satu per satu—biar karungnya utuh—perlu waktu sampe 15 menit. Kadang kalo nggak betah, saya pakai cara curang, potong bagian atas karungnya pakai pisau. Namun, pilihan tersebut menyebabkan karung jadi lebih pendek. Kalo dijual, kadang orang nggak mau ngambil yang dipotong begitu.

Tali karung beras memiliki rahasia
Ternyata, ada cara mudah melepaskan tali karung beras. Kita tinggal mencari dan mengurai ujung tali simpul yang tersembunyi. Lalu menariknya dan semua silmpul akan terlepas. Gampang banget. Selama ini saya mengira kalo kita bersabar dalam kesulitan, maka kita akan sampai pada kemudahan.


Saya cuma fokus untuk bersabar dan menguatkan diri dalam melakukan hal yang sulit (buka simpul satu-satu), hingga akhirnya bertemu akhir yang menyenangkan. Ternyata salah. Tali karung beras tersebut menunjukkan bahwa untuk menemukan akhir yang menyenangkan (karung terbuka tanpa cacat), kita tak perlu membuka tiap simpul yang sulit. Ada cara mudah untuk membuka semua simpul sulit tersebut. Tugas kita hanya menemukan ujung simpul lainnya yang tersembunyi saja.

Seperti memanjat gunung, kita beranggapan kalo terus memanjat lintasan sulitnya, kita pasti akan sampai pada puncaknya. Tanpa mau tahu, ternyata ada jalur yang lebih aman dan lebih nyaman dilalui untuk mencapai puncak yang sama.

Karena sebenarnya kemudahan itu ada dalam setiap kesulitan
Misalnya kita akan ulangan fisika tentang massa jenis. Penjelasannya, massa jenis (ρ) adalah hasil banding antara massa (m) dan volume (v). Yang dirumuskan ρ=m/v . Saat akan ulangan, kita bersusah-susah menghafal rumus tersebut. Ketika ulangan tiba, kita malah lupa. Yang dibagi itu m apa v? Apa malah ρ? *ini contoh bersusah-susah dahulu malah mati kemudian*

Padahal ada cara mudahnya. Kita bisa lihat dari soal yang diberikan. Biasanya soal fisika itu menyertakan satuannya. Seperti, soal bla bla bla adalah....kg/m3. Kg itu satuan dari massa (m) dan m3 itu sauan dari volume (v). Karena kg/m3, berarti m/v. Tinggal menghitungnya. Atau bisa juga menghafal rumusnya dengan gambar berikut.
howhaw
Gak bisa ngehafalin huruf, hafalin gambarnya aja
Atau bisa juga menggunakan cara curang. Nyontek aja. Tapi tentunya—seperti karung beras yang tidak utuh lagi—menyontek juga memiliki konsekuensi. Jawaban yang didapat bisa jadi salah, serta mendekatkan diri dengan hukuman. Jika benar pun, kita akan merasa nilai tersebut bukan nilai yang utuh.

Untuk memiliki gadis idaman yang sulit didapatkan, pasti ada cara mudahnya. Juga pasti ada cara curangnya. Cara mudahnya saya belum nemu, makanya status masih gini-gini aja. Tapi cara curangnya udah. Tempat sepi dan semak-semak menjadi clue-nya. Kemudian tambahkan kalimat “aku akan bertanggung jawab”. Udah. Namun, tentu saja ada konsekuensinya. Selain hukuman, rumah tangga yang terbangun pasti tidak akan utuh.

Saatnya meninggalkan paradigma lama
Jika kemudahan baru datang setelah kesulitan berakhir, maka kita harus menjalani tiap episode sulit hingga habis terlebih dulu. Syukur jika kesulitannya habis ketika belum mati, kalo nggak, seumur hidup hanya berkutat dengan kesulitan. Mari gunakan paradigma baru, bahwa kemudahan itu ada di dalam kesulitan. Kita hanya perlu menemukannya agar lekas keluar dari kesulitan tersebut.

Dengan begitu, kita tidak perlu takut dan mengutuk kesulitan yang datang. Karena kemudahan juga disediakan di dalamnya. Lagi pula, seperti simpul tali karung beras, simpul kesulitan hidup yang ada juga bertujuan untuk menjaga makna kehidupan agar tidak ‘tertumpah’.

*saya juga nggak ngerti apa maksudnya*


Referensi dan sumber gambar:
Melampaui Keserakahan Seekor Nyamuk by Dadang Kadarusman
Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6
https://zhyaku.blogspot.com/2014_04_01_archive.html
https://katakata.me/gambar-kata-kata-sindiran.html/gambar-kata-sindiran-cinta-di-tolak
https://putriejrs.blogspot.com/2011/07/parampaa-game-menggemaskan-sekaligus.html
https://detektif-fisika-doni.blogspot.com/2014/04/mengapa-kapal-selam-dapat-timbul.html


Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kemudahan Itu Datangnya Setelah Kesulitan atau Bersamaan dengan Kesulitan? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

36 komentar:

  1. Pas sampe dipenjelasan yang gunain rumus fisika, otak serasa cenut-cenut, enggak menerima banget. Kayaknya aku punya alergi terhadap rumus fisika :p

    Tentang kemudahan itu ada dalam kesulitan, kayaknya aku pernah mengalami waktu nyelesain masalah, tapi enggak sadar aja. Tapi apakah untuk mencari kemudahan dalam kesulitan itu mudah?

    Ah nggak tau ah ribet XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..maap..

      wa... mantep pertanyaannya. tentu saja nggak mudah. makanya kita selalu diajarkan untuk memulai apa pun dengan berdoa. memohon dimudahkan.

      Hapus
  2. Ngomongin buka karung beras, aku kemarin juga kesulitan. Nunggu kemudahan itu datang, tapi ga datang2. Akhirnya disobek bagian atas, jadi ga utuh lagi, deh.

    Bagian menghafal rumus Fisika berdasarkan satuan boleh juga, tuh. Aku dulu diajarin gitu sama guru PPKn.

    Bagus Haw, artikelnya 'shareable' xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ditungguin sih. Jemput dong~ xD

      guru PPKN.... karepmu, Nggo.

      Hapus
  3. Aku termasuk penganut (bener gak sih sebutannya penganut?) paradigma lama, Haw. Karena ed Sheeran juga pernah bilang kalau “Everything will be okay in the end. If it's not okay, then it's not the end.”

    Tapi setelah dipikir-pikir, bener juga sih, kemudahan pasti disempilkan (ini bener lagi gak sih?) di balik kesulitan yang datang itu. Tinggal kitanya aja yang nyadar atau enggak kalau sebenarnya kemudahan itu ada. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Cha. Disempilkan dan penganut itu bener, kok. Asal nggak lagi salah. @@,

      Hapus
  4. Bisa aja bang rumua cepat fisikanya . . pasti anak fisika yang nggak pernah bolos sekolah yaa . .?? hahaa . .
    tinggal rumus cepat dapetim cewek aja yang belum . . ayo ayo . . temuin . ,!!

    analoginya masuk semua nih . , apalagi pas bagian pendidikan gue setuju nih . . dulu bela2in privat sebelum UN . . dan sempet gue mikir juga . . sekolah 3 tahun masak materinya belum cukup . . sampe harus ditambah 2 bulan les . .
    dan begonya dalam 2 bulan les itu malah paham materinya . .
    terus fungsi sekolah 3 tahun untuk apa . ,??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... siapa bilang... aku pernah bolos, kok.
      kalo dapetin cewe mah, lu lebih tau, ka. itu yang pura-pura salah kirim~

      Untuk membentuk pemikiran agar tecipta pertanyaan seperti itu.

      Hapus
  5. kayaknya di bagian, ''Setelah sulit mendapatkan, akan datang kemudahan untuk dicampakkan'' itu ada curhat yg tersirat deh

    ngaku lo, ngakuuuu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak kok nggak... aku sebelum dicampakkan biasanya mencampakkan diri sendiri.

      Hapus
    2. ssssttt..
      jangan bongkar aib diri sendiri ah,
      malu didenger tetangga

      Hapus
    3. gpp. bisik-bisik tetangga, kini mulai, tedengar selalu~ di telinga,,,,,

      Hapus
  6. Hahahaha bener juga tuh bang penjelasanmu tentang kita bersekolah untuk bisa berhitung, tapi ketika bisa kenapa mesti dikasih les privat juga? kan itu buang buang duit sama waktu ya? kasian sama anaknya haha alangkah baiknya kalau waktu dan uangnya diberikan kepada anaknya untuk menikmati masa muda :)))

    http://sastraananta.blogspot.com/2015/05/surat-untuk-warung-blogger.html?spref=tw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Buat jajan dan main PS. xD
      *berdosa banget bikin postingan begini kalo sampe ada yang berpikir begitu*

      Hapus
  7. Seperti biasa. Ulasan yang cerdas. Hahahaha. Saya malah ketawa pas bagian mendapatkan cewek dengan mudah. Dan gak tau caranya, makanya statusnya gini-gini aja. Malah curhat. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... sesekali nyelipin nasib, Bang.

      Hapus
  8. paling jago haw ngait-ngaitin sesuatu kaya gini
    "kemudahan itu ada dalam kesulitan" setujuu \m/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikira aku gantungan baju, kali yak~ hahaha....

      Hapus
  9. ciri khas banget nih..... dijelaskan secara fisika.
    jadi kemudahan itu ada dalam kesulitan? atau tak pasti kapan datangnya...
    gue jadi bingung, gimana jadinya kalau kemudahan datang sebelum kesulitan. bukan kah itu akan menjadi kesulitan tersendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... cerdas. Kalo kemudahan datang lebih dulu, artinya yang sulit gak akan menjadi sulit lagi. Ini bukan seperti ada 2 taksi yang jika satunya penuh dan saunya kosong. Bukan. Melainkan suatu kesatuan.

      Hapus
  10. Yg penting ga pernah lari dari masalah
    #soalnya masalah ga gigit kok kaya monzter

    BalasHapus
  11. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan. :))

    Oh, jadi lu kalo ngomongin fisika gini, jadi mudah ya, Haw? Mudah teler. XD

    WOAHHH. BUKA KARUNG EMANG SUSAH. Ya, gue pernah potong aja pake piso gitu. Diomelin. :(

    Intinya, kalo maunya yang mudah-mudah dan instan mulu, itu nggak bakal nikmatin prosesnya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Hahaha....

      Entar cari istri yang jago buka karung beras aja, Yog~

      Tergantung situasi dan kondisinya juga sih. Sesuaikan mana yang baiknya aja.

      Hapus
  12. Kalau demi mengetahui nilai rho itu harus bikin hati jadi patah, maka aku rela memilih untuk gak pernah tahu massa jenisnya berapa.

    Sebenernya mau komenin yang bagian pendidikan, tapi yang bikin artikel nyuruh skip aja, ga jadi deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karepmu lah, Dar... Dar.. @@,

      Iya nggak usah dikomenin yang itu. Entar aku makin puyeng.

      Hapus
  13. wah. ini hubungannya banyak banget ya. dari pendidikan, karung beras, sampai fisika. hahaha. yah, mau kapanpun kemudahan dan kesulitan datang, syukuri sajalah. dan ambil pelajaran dari situ. dari kesulitan membuka benang beras, jadi tau mudahnya. dari kemudahan membuat anak, jadi tau kesulitan mengurus anak. ya gitu deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Jadi keliatan kusut gini isinya. @@,

      Kan itu emang pelajaran, man. Pelajaran Fisika. xD

      *aku gak baca dua kalimat terakhir*

      Hapus
  14. Jadi ingat waktu SMP, pas Pramuka malah nyanyi lagu-nya Jamrud :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti masa SMP-nya sekitar tahun 2001-2005. *nebak*

      Hapus
  15. jadi di dalam kesulitan, pasti terselip kemudahan, tinggal bagaimana kita mencari dan menemukannya, kemudian membawanya pulang :)

    BalasHapus
  16. enak sekali pmikirannya. jleb. cara enak dan gampang menikmati kesulitian.
    Intinya semua ada caranya ya.
    itulah perlunya ilmu ya kang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mang. Kata guru sih begitu, dengan ilmu, hidup akan jadi lebih mudah. Bukan berarti serba mudah, tapi bisa belajar menemukan jalan yang termudah di masa sulit.

      Makanya ada orang yang sama-sama jualan nasi, tapi yang saunya tetep warung kecil dan lainnya restoran berbintang. Itu karena ilmu dan telah menemukan jalan mudahnya.

      Hapus
  17. Yang penting bisa kelar. Masalah kemudahan atau kesulitan itu biar lah menjadi misteri. Uhuuuu~ :3

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~