Fabel: Nyamuk dan Kupu-Kupu

Kupu-kupu dan nyamuk memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Tubuh kupu-kupu lebih besar dengan sayap lebar yang indah penuh warna. Sedangkan tubuh nyamuk lebih kecil dengan sayap transparan yang selalu berbunyi saat dikepakkan. Namun, meski memiliki rupa yang berbeda, kupu-kupu dan nyamuk bisa berteman dengan baik.

Setiap hari, kupu-kupu dan nyamuk bermain di taman bunga. Mereka terbang ke sana dan ke sini, menikmati suasana taman dan tak lupa bermain kejar-kejaran di udara. Jika lelah, mereka akan duduk bersama di atas kelopak bunga. Saling berbincang dan bercanda sambil menikmati nektar bunga.

Suatu hari, saat mereka sedang asik terbang di atas hamparan bunga di taman, ada seorang manusia yang melihatnya. Lebih tepatnya, melihat kupu-kupu yang terlihat indah di matanya. Manusia tersebut lalu mendekat, duduk di bawah rindangnya pohon yang ada, lalu mengeluarkan kertas dan pensil dari dalam tasnya.

Karena sedang asik-asiknya terbang, kupu-kupu dan nyamuk tidak memperhatikan kehadirannya. Hingga saat mereka mulai kelelahan dan duduk di atas kelopak bunga yang berwarna putih, si nyamuk melihat ke arah manusia tersebut.

“Lihat! Di sana ada manusia yang memperhatikan kita,” ucap nyamuk pada kupu-kupu yang sedang mengisap nektar. Kupu-kupu kemudian menoleh ke arah yang ditunjuk oleh nyamuk.

“Iya. Kenapa dia melihat kita? Apa dia akan memberikan kita makanan seperti yang dilakukannya kepada kucing?” tanya kupu-kupu.

“Aku tidak tahu.”

“Bagaimana kalau kita menghampirinya dan melihat apa yang dilakukannya?” usul kupu-kupu pada nyamuk. Nyamuk berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. Nyamuk menganggap manusia itu berbahaya dan tidak baik untuk didekati.

Tapi kupu-kupu tetap memaksa untuk mendekatinya. Alasan kupu-kupu, kalau memang manusia itu jahat, seharusnya dia sudah melakukannya sejak awal kedatangannya. Apalagi saat itu mereka tidak menyadarinya. Nyamuk kembali berpikir sejenak dan mengiyakan ajakan kupu-kupu.

Nyamuk dan kupu-kupu kemudian terbang mendekati manusia tersebut. Tepat saat mereka terbang di hadapannya, manusia itu menatap mereka dengan penuh senyuman. Nyamuk dan kupu-kupu berhenti sesaat dan mengepakkan sayapnya tanpa berpindah.

“Lihat! Dia menyukai kita,” ucap kupu-kupu.

Kemudian kupu-kupu mendekati manusia tersebut. Terbang bolak-balik di hadapannya dan hinggap di ujung pensil yang di pegangnya. Manusia itu lalu mendekatkan pensil tersebut ke wajahnya dan memasang senyuman yang lebih lebar.

Nyamuk yang awalnya menduga kalau manusia itu berbahaya, mulai menyukai manusia tersebut. Sesaat setelah kupu-kupu kembali ke arahnya, nyamuk mulai mendekati manusia tersebut. Dia terbang bolak balik seperti kupu-kupu tadi, bahkan mengelilingi tubuh manusia itu dengan perasaan yang gembira.

Ketika nyamuk terbang mengelilingi badannya dengan suara yang menurutnya mengganggu, manusia tersebut menepukkan tangannya ke udara beberapa kali. Melihat hal tersebut, nyamuk semakin bersemangat untuk terbang. Namun, sesaat kemudian manusia itu pergi meninggalkan taman karena dipanggil oleh temannya dari arah jalan.

Nyamuk kembali mendekat ke arah kupu-kupu dan menceritakan keasikannya terbang mengelilingi tubuh manusia tadi.

“Kau lihat kan tadi? Waktu aku terbang mengelilingi badannya, manusia itu bertepuk tangan. Pasti dia terkagum-kagum denganku,” ucapnya pada kupu-kupu dengan antusias.

“Tepuk tangannya bukan untuk memuji kehebatanmu, tapi untuk membunuhmu,” balas kupu-kupu menanggapi ucapan nyamuk. Setelah sebelumnya dia terkejut karena melihat wajah kesal manusia tadi saat si nyamuk terbang mengelilinginya.

Nyamuk tidak terima dengan jawaban si kupu-kupu. Katanya, si kupu-kupu hanya ingin dia menjauhi manusia sehingga hanya si kupu-kupu yang bisa bermain dengan manusia tadi. Si kupu-kupu membela diri, namun si nyamuk tetap acuh tak acuh terhadapnya. Karena sudah mulai malam, mereka kemudian memutuskan untuk pulang. Meskipun begitu, mereka tetap berjanji untuk bermain bersama esok harinya.

Dua hari setelah kejadian tersebut, di waktu yang sama saat mereka bermain di atas kelopak bunga, manusia yang mereka lihat sebelumnya muncul kembali di taman. Melihat kehadirannya, wajah nyamuk semringah sedangkan kupu-kupu mulai merasa cemas.

“Sudah, sebaiknya kita tetap bermain di sini saja. Jangan menghampirinya lagi,” pinta kupu-kupu kepada nyamuk.

“Tidak. Aku akan menghampirinya lebih dekat lagi. Akan aku buktikan kalau aku benar-benar dikagumi olehnya,” ucap nyamuk.

Nyamuk kemudian terbang dengan cepat mendekati menusia tadi, disusul oleh kupu-kupu di belakangnya yang terbang perlahan. Sama seperti sebelumnya, nyamuk terbang mengelilingi manusia tadi. Manusia itu juga melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, menepuk-nepukkan tangannya ke udara. Nyamuk semakin senang dan terbang lebih semangat.

Hingga akhirnya si nyamuk memutuskan untuk hinggap di tangan manusia tersebut. Si nyamuk dengan wajah semringahnya kemudian melihat wajah si manusia. 

Melihat nyamuk hinggap di tangan kirinya, manusia itu mengambil ancang-ancang dengan tangan kanannya untuk menepuknya. Nyamuk menyadari ada yang aneh dengan wajah dan tingkah manusia itu kala melihatnya. dia merasakan dirinya terancam.

Tapi telat, ketika nyamuk akan terbang, manusia itu sudah menggerakkan tangannya untuk menepuknya. Si nyamuk hanya bisa terkejut pasrah. Tapi sesaat sebelum telapak tangan manusia itu berhasil menepuk tubuhnya, si kupu-kupu sudah lebih dulu terbang menyusul dengan cepat dan mendorong tubuh nyamuk hingga menjauh.

Saat tangan manusia tadi sudah ditepukkan, alangkah terkejutnya dia bahwa yang dia tepuk bukanlah nyamuk, melainkan kupu-kupu. Si nyamuk lebih terkejut lagi karena melihat temannya, si kupu-kupu, mati dalam tepukan manusia tersebut. Nyamuk mulai marah. Dalam kemarahannya itu, dia berjanji akan mengganggu setiap manusia dengan gigitannya sebagai balasan atas kematian temannya itu. Si manusia juga geram terhadap nyamuk, karena dia menganggap si nyamuklah penyebab matinya si kupu-kupu tadi.

Sejak itulah, nyamuk mulai menggigit manusia yang dijumpainya. Dan manusia selalu berusaha membunuh nyamuk dengan menepuknya.

*****


Hola. Walau tidak begitu menarik, semoga fabel tersebut bisa memberikan sedikit pelajaran. Fabel ini dibuat dalam rangka #memfiksikan yang sudah masuk minggu kedelepan, dengan bentuk tantangan cerita fiksi berupa "fabel". Bagi yang mau ikutan, silakan membuat "fabel" dan sebarkan di Twitter dengan tagar #memfiksikan, lalu senggol @memfiksikan.

howhaw

"Tak ada yang nyata di hari Jumat di sini, karena semua hanyalah fiksi"







Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Fabel: Nyamuk dan Kupu-Kupu Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

18 komentar:

  1. Penuh dengan teori. Masuk akal juga. Curang lu udah duluan ajaaaa. Gue mah ikutan baca aja. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...Kayaknya emang udah bawaan gue deh kalo ada kayak teori-teorinya, susah diilangin. :D

      Hapus
  2. Oo jadi dulu nyamuk dan kupu2 itu temenan . . ??
    Ooo jadi itu asal-usul kenapa gue selalu digigitin nyamuk, gue pikir karna gue jarang mandi aja makanya selalu digigitin nyamuk . .

    BalasHapus
  3. bagus nih asal usul ceritanya. ah gua absen aja deh kali ini. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minggu depan bikin double yak. :ng

      Hapus
  4. RIP kupu-kupu yang pemberani namun malang :(

    BalasHapus
  5. aih, bikinin cerita ikan tri dan ikan sarden dong, Om? hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo itu mah nggak perlu dijadiin cerita, Om. mending dijadiin lauk ajah. :ng

      Hapus
  6. Kasian kupu-kupunya.. :(

    Tapi si nyamuk pendendam ya. Kan semua memang akan kembali pada-Nya, dengan cara yang berbeda-beda.. :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak pendendam, Kabeb. Siapa tahu semua itu karna memang atas rencana-Nya. hehe

      Hapus
  7. Kisah fiksi yang butuh pemikiran yang cerdas *Kompor gas *Apa si * Biarain
    Nyamuk dendaman ah, cuma gitu doang mesti gigit manusia. Pantesan kalau malam aku juga digigit. Baru nyadar kalau aku ini termasuk manusia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaiii...Pemikiran ngasal aja, Pak. Cuma sok-sok dicerdasin.

      Hapus
  8. bagus karyanya, jarang anak sekarang yg jago bikin cerita binatang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan aku bukan anak-anak lagi, Mbak. hihihi :ng

      Hapus
  9. bang kenapa tulisanmu ini gak dijadiin buku cerpen anak2 aja ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena ceritanya baru satu. haha nice :)

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~