Cara Membuat Pelajar Menjadi Kreatif

Assalamu’alaikum...

Indonesia sudah memiliki presiden baru, kabinet baru yang berisi para menteri yang juga baru. Namun, meskipun memiliki berbagai hal baru tersebut, Indonesia tetap dihadapkan pada permasalahan yang masih sama. Salah satu dari sekian banyak permasalahan tersebut adalah tentang pendidikan.

Saat ini, kabar tentang dunia pendidikan mungkin kurang terdengar di berbagai media. Akan tetapi, beberapa bulan lagi saat menjelang ujian nasional, semua permasalahan tentang pendidikan akan ramai diperbincangkan. Ininya yang salah, itunya yang salah. Salah si ini, salah si itu dan salah-salah yang lain.

Beberapa orang yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan berpendapat bahwa pendidikan negara kita hanya menghasilkan orang-orang pintar yang kaku. Kurang kritis dan tidak kreatif bahasa kerennya. Sehingga setelah melalui berbagai tingkat pendidikan pun tetap saja tidak akan membawa kemajuan bagi negara.

Sepakat atau tidak, pendapat tersebut memang terlihat benar. Namun, mendakwa pendidikan negara kita tidak menghasilkan individu yang kritis, juga tidak sepenuhnya benar. Buktinya, dengan sistem pendidikan sekarang, bisa menghasilkan orang yang berpikiran kritis seperti mereka.

Berhubungan dengan hal tersebut, kali ini saya ingin memberikan beberapa saran terhadap sistem pengajaran, khususnya untuk tingkat sekolahan agar para pelajarnya menjadi individu yang kritis, kreatif dan pintar.

hawadis howhaw

Pertama, tentang pengajar atau guru yang katanya hanya sebagai fasilitator. Berarti, guru di sini keberadaannya tidaklah terlalu penting. Hanya sebagai pemberi fasilitas, ya tidak terlalu jauh tingkatannya dengan ruang kelas atau sarana sekolah lain. Di lain sisi, untuk menunjang kebutuhan para guru tersebut, pemerintah harus menyediakan dana yang tidak sedikit. Untuk keperluan keseharian, dinas, proposal lain dan dana pensiun. Boros. Lagian, para pelajar juga lebih semangat sekolah saat gurunya tidak hadir.

Dari itu, jumlah pengajar di sekolah harus dikurangi. Sebagai gantinya, jumlah WC di sekolah harus ditambah. Kenapa? Karena semua orang percaya, saat duduk di WC, pemikiran kreatif dan cerdas sering bermunculan. Nah, kalo hanya dengan duduk di WC bisa menciptakan berbagai ide kreatif bermanfaat, untuk apalagi pengajar diperlukan?

Kedua, tentang studi banding. Dalam hal apapun, saya memang kurang setuju dengan yang namanya perbandingan, karena lebih sering memunculkan kesombongan dan merendahkan ketimbang menghasilkan kebenaran. Namun berbeda halnya kalo studi banding saat ujian. Iya, saat ujian, para siswa diperkenankan untuk membandingkan jawabannya dengan jawaban siswa lain agar bisa mengetahui suatu kebenaran. Bukankah tujuan adanya pendidikan untuk mengarahkan siswa agar memilih dan melakukan hal yang benar? So, ayo studi banding saat ujian.
Hawadis howhaw

Ketiga, tentang passion atau hal yang disukai dan semangat saat melakukannya. Sudah tidak dipungkiri lagi, orang yang bekerja dengan passion akan menjadi orang yang kreatif. Dari itu, dalam tahap sekolah, para pelajar juga harus dibimbing untuk mempelajari hal yang disukainya. Jangan dipaksa untuk menyukai hal yang pengajar inginkan.

Ya misalnya kalo para pelajar selalu dapat nilai rendah saat ulangan. Mungkin itu bukan passion mereka. Maka, jangan pernah beri ulangan. Langsung aja naikkan kelas.

Keempat, tentang kebutuhan istirahat harian. Hasil penelitian mengatakan bahwa kurang istirahat/kurang tidur bisa menyebabkan koneksi informasi melalui dendrit pada jaringan saraf melambat. Dari itu, para pelajar harus cukup istirahat agar bisa menerima ilmu dengan cepat. Masalahnya, saat di rumah, para pelajar malah keseringan mengalami susah tidur.

Pengaruh minumanlah, kecanduan gadget, depresi status hubungan sampai hal tetek-bengek lainnya. Berdasarkan penjelasan psikolog, hal tersebut memang sulit dihindari di masa kini. Makanya psikolog tersebut lebih menganjurkan menciptakan suasana yang nyaman untuk tidur daripada harus menjauhi kebutuhan zaman tersebut.

Sementara itu, para siswa di daerah mana pun, malah lebih sering mengantuk saat di ruang kelas. Dari itu, semua kamar para pelajar sebaiknya dapat menarik keinginan mereka untuk tidur. Misalnya dengan mengusung desain ruang kelas sebagai desain kamar tidur, lengkap dengan perabot kursi, meja serta wallpaper bergambar guru sedang mengajar.

Terakhir, tentang keperluan nutrisi dalam makanannya. Makanan yang bergizi dan memenuhi keperluan tubuh bisa melancarkan peredaran darah, meningkatkan sistem imun, membantu proses kerja saraf serta hal lainnya. Sedangkan makanan yang hanya mengandung ‘angin’ akan mengalihkan konsentrasi.

Dalam kepercayaan masyarakat zaman dulu, kalo ingin menguasai ilmu yang tertulis dalam bentuk buku, dianjurkan untuk membakar buku tersebut, mencampurnya dengan air atau kopi, lalu meminumnya. Namun hal tersebut hanya mitos dengan kelemahan logika. Karena faktanya, hasil pembakaran kertas tidak dapat diserap oleh tubuh, tidak bernutrisi, yang akhirnya hanya akan dikeluarkan kembali dalam bentuk feses. Percuma.

Kalo mau memahami suatu ilmu, bukankah ada media lain yang menyampaikannya? Guru. Jadi, mendingan makanlah para guru yang tergantikan oleh WC sekolah tadi. Karena tubuh seorang guru mengandung banyak nutrisi dan otaknya memiliki banyak ilmu. Daging lebih mudah diserap dan lebih sehat dibandingkan kertas.

hawadis howhaw

Memangnya bisa makan guru?

Lho, makan temen aja kalian bisa, masa makan guru nggak? Saat kalian makan temen, berarti kalian sudah mengambil hal yang paling disenangi oleh teman kalian tersebut. Nah, saat makan guru, kalian juga harus mengambil hal yang paling disenangi saat menjadi guru. Mengajar. Jadi kalian harus menguasai banyak ilmu, membaca banyak buku, melakukan berbagai percobaan laboratorium, hingga akhirnya kalian bisa menggantikan si guru. Karena sekarang kalian yang lebih pintar.


Oke, segitu saja saran yang bisa saya berikan untuk membentuk pelajar yang pintar, kritis dan kreatif. Kalo nggak setuju, harap diberi masukan. Kalo setuju, mari beramai-ramai ajukan ke menteri pendidikan. Semoga kita semua tidak dianggap pelajar yang kesurupan.



Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Cara Membuat Pelajar Menjadi Kreatif Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

20 komentar:

  1. Mari kita bentuk komunitas pemakan guru

    BalasHapus
  2. Mari kita perbaiki meja guru :D

    BalasHapus
  3. Wah bener banget Bang. :D seneng tuh kalo misalkan toilet sekolah ditambahin! biar gak ngantri" :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Toilet sekolah pun pake antri??? pasti toiletnya cakep itu. di sekolah saya, boro-boro antri, yang mau masuk aja mikir berkali-kali. :p

      Hapus
  4. kayak yang gw alami semua ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngalami semua??? makan guru...kamar berdesain ruang kelas...studi banding kala ujian... hebat. patut, diteladani. :-d

      Hapus
  5. makan temen aja kalian bisa.. gatau kenapa suka banget baca bagian yg itu:')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, ini pasti berhubungan dengan perasaan sekarang ini....

      Hapus
  6. bener-bener kreatif :') *agak sedih ngakuinnya*
    kalo bisa tiap kelas ada wc kali ya, sama kantinnya yang di gedein haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu mau sekolah apa mau pesta sebenernya? ahahaha

      Hapus
  7. Bener, setuju sekali dgn saran2 diatas.. tapi kok terkesan konyol yah. Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo dirasa begitu... ya memang begitu. hahaha. tapi moga kalimat ironi yg tersemat bisa melekat dan bermanfaat. gak pun, gak apa-apa sih.

      Hapus
  8. Guru sebaiknya hanya memberi "tangga" yang dapat membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Pak. setuju. *Duh, ada pak Guru* bisa dikasih nilai merah saya ini.

      Hapus
  9. Haha Itu studi banding kenapa ujung-ujungnya jadi begitu ya. Huehehe. Oya, setuju tuh sama si Asma. Kayaknya tombol home, next, sama prev-nya dihilangin aja deh. tadi gue juga kepencet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Isi artikel ini banyak berisi majas ironi dan eufemisme. Bikin mikir bagi yang ngeh, tapi jadi hiburan bagi yang gak tahu. | Iya, akan aku usahain, abisnya ngilanginnya selalu berdampak ke artikel, jadi mau dipelajari lagi code-codenya... @@,

      Hapus
  10. lawakannya dapet :)
    awalnya gue kira serius, hehehe..
    seharusnya di sekolah diajarin cara meningkatkan kreativitas.. terus diajarin gimana menekuni passion..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha maaf. Isinya emang serius sih sebenarnya, cuma disampaikan dengan cara becanda. :p

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~