Kenapa Haus Tidak Hilang Saat Minum Air Laut?

Assalamu’alaikum...

Dalam suasana liburan, banyak orang yang memilih liburan ke daerah pantai atau laut. Ada yang sekadar berfoto-foto, memancing, berenang, berjemur, bahkan memancing orang yang sedang berjemur. Tapi yang namanya liburan, tentu banyak melakukan gerakan, apalagi berlarian main kejar-kejaran di pantai.

Saat seperti itu, biasanya rasa haus mulai muncul, serta harus segera dihilangkan agar tidak merambah ke tahap dehidrasi. Kalo kita orang siaga, penggalang, penegak, kita sudah menyiapkan air minum dalam perbekalan. Apalagi jika kita termasuk orang yang mampu, kita bisa dengan gampang memesan air kelapa ama penjual. 

Masalahnya, jika kita termasuk orang yang perhitungan, tidak mampu dan kurang sigap. Secara insting masa bodo, kita akan berpikir ‘Untuk menghilangkan haus, kita harus minum air. Laut merupakan air dengan garam. Tubuh juga perlu garam. Berarti tinggal minum air laut.

hawadis howhaw
Minum Air Laut

Memang sih, tubuh kita 72% mengandung air, sehingga saat tubuh kekurangan air, otak akan secara otomatis memerintahkan untuk segera minum, menggantikan cairan tubuh yang hilang. Saat kita minum, air yang mengalir dalam kerongkongan memberikan respon terhadap otak bahwa rasa haus tersebut ‘sesaat’ terpuaskan, reaksinya pun sama terhadap semua jenis air yang diminum, termasuk air laut. Tapi, beberapa saat kemudian, barulah kita dihadapkan dengan kenyataan sebenarnya.

Tubuh kita perlu air. Tubuh kita juga perlu garam. Tapi meminum air laut untuk memenuhi keduanya, bukanlah pilihan yang baik. Tubuh memerlukan garam dalam batasan tertentu, dengan minum air laut, tubuh kita malah akan mengalami kelebihan garam. Agar metabolisme tubuh stabil, kelebihan garam tersebut harus dikeluarkan melalui proses buang air kecil (kencing).

hawadis howhaw
Komposisi Tubuh

Nah, agar bisa dialirkan ke saluran kencing, kelebihan garam tadi harus dilarutkan dengan air yang cukup. Tubuh kita akan menyedot air tersebut dari sel-sel dalam tubuh agar garam bisa larut. Akibatnya, tubuh malah kehilangan banyak air untuk membuang garam tersebut. Kesimpulannya, dengan meminum air laut, kita akan buang air kecil dalam jumlah yang banyak. Alih-alih bisa menghilangkan haus dan mencegah dehidrasi, air laut justru membuat kita semakin dehidrasi dan semakin haus.

*****

Sama dengan reaksi tubuh terhadap air laut yang kita minum, dalam memenuhi hasrat cinta kita terhadap seseorang, kita tidak boleh secara sembarangan membenarkan suatu tindakan. Misalnya saat kamu naksir dengan Riana, teman kecil kamu yang jauh di sana, tapi yang ada di dekat kamu sekarang malah Triana yang wajahnya mirip.

Meski awalnya, kamu merasa ‘sesaat’ bahagia, tapi kenyataannya akan timbul setelah keputusan memilih Triana. Karena kamu membutuhkan Riana, tapi memilih Triana yang mirip, tubuh kamu secara perlahan akan menolak kebersamaan tersebut. Tubuh kamu akan menyiratkan reaksi ‘kepalsuan’.

Sama juga dengan para penjaga mata yang berpegang teguh pada perintah agama. Mereka yang percaya bahwa hubungan cinta pada lawan jenis hanya dibolehkan dalam pernikahan. Jika mereka memutuskan mendahulukan pacaran demi memuaskan hubungan cintanya, ‘sesaat’ mereka akan merasakan kebahagiaan, tapi perasaan yang nyata akan timbul setelah pilihan tersebut.

"Ketidaktahuan kita terhadap jodoh, membuat kita untuk menjaga diri dan orang lain dari perbuatan tercela. ‘Bagaimana jika dia jodoh orang lain?’ berarti kita telah mengotori kemurniannya, dan memberikan ketidakmurnian diri kita pada jodoh kita. Seperti saat kita mau makan roti, bagaimana jadinya jika roti tersebut adalah sisa orang lain? Bekas dipegang oleh banyak orang, yang bahkan salah satu yang memegang meninggalkan noda tanah," khotbah ustad saya waktu pengajian.

Memang, air laut bisa diminum manusia dengan aman jika memanfaatkan teknologi, atau singkatnya melalui proses filterisasi. Ya, berhubungan dengan lawan jenis, terlebih dalam artian 'menyentuh', memang dianjurkan dan disahkan. Tapi melalui proses ijab-kabul terlebih dahulu.

Dalam memenuhi suatu kebutuhan, mencari pengganti atau solusi memang dianjurkan. Tapi jika solusi tersebut malah memberi banyak kerugian, sedangkan kebutuhan kita bisa tetap terpenuhi meski caci berdatangan, kenapa memilih menyakiti diri dan lingkungan dengan menentang ketentuan Tuhan?

hawadis Howhaw
"Ilmu tentang meminum air laut memang tidak bisa digunakan untuk membeli siomay, tapi dengan ilmu tersebut, kita bisa terhindar dari tindakan bodoh yang mematikan. Serta terhindar dari perbuatan yang merugikan badan serta terhindar dari murka Tuhan. Amin."

Salam V-sika
(baca: Peace-sika)




Sumber Referensi:
Doni A. Yudono 
Galileo To Einstein 
jawaban.com


Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kenapa Haus Tidak Hilang Saat Minum Air Laut? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

14 komentar:

  1. gue suka sama perumpamaan perumpaan yanh lo buat, membuat gue lebih gampang mencernanya.
    gue sendiri, sepelit pelitnya ngga bakal gue minum air laut -_- gaenak rasanya. apalagi kalo ada yang pipis disiu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gaenak? berarti pernah nyoba :p sama kayak gue dulu... =_=

      Hapus
  2. titip salam buat pak ustad, perumpamaannya sadis, tapi pas banget! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. *Tad... ada yang ngucapin salam tuh, dijawab gih!*

      Hapus
  3. Analogi dan perumpamaan yang keren!

    BalasHapus
  4. Analoginya keren, awalnya bahas air laut endingnya bahas masalah jodoh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya itu memang ilmu yang saya ketahui dan mencoba disebarluaskan...

      yang kedua, itu bagian keanjritannya, menganalogikan dan memfilosofikan bagian pertama tadi... yah agar tidak bosan dan sebagai tambahan aja. karena biasanya kalo dapat ilmu begitu, temen saya dikelas sering memilih untuk tidur... :p

      Hapus
  5. Serem juga ya ternyata. :/
    Gue untung belum pernah nyoba minum air laut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba Di, bisa ngilangin diare loh.... :p

      Hapus
  6. Oh gitu, iya sih emang gw pernah dnger kalo tubuh butuh garam terbatas kalo gak salah 2 sendok garam aja perhari, kata Dedy Corbuzier, haha.. Memang air mineral doang minuman terbaik.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... minum air mineral udah pilihan yang tepat deh... tapi minum yang lain kayaknya juga nikmat sih *deng*

      Hapus
  7. tapi keren sih ya kalau air laut bisa diolah jadi air murni. bisa cukup deh air bersih di negara ini.
    dari air laut, jadi bahas jodoh. lo keren haw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tapi sebelum menuju itu, ada baiknya kita merawat air tawar yang maish bisa dimanfaatkan seperti sungai dan danau.... |o|

      *coba yang ngomong begitu cewek, gue ajak jadian :p *

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~