Diary Sang Zombigaret: Surat Wasiat Zombigaret

WASIAT

Pada hari ini, Rabu, tanggal empat belas bulan lima tahun dua ribu empat belas, telah berhadapan dengan saya, Notaris yang beralamat di Jalan Meranti No. 13, Pontianak Kota, Kalimantan Barat.

Penghadap hendak membuat Surat Wasiat untuk memberitahukan kemauannya yang terakhir kepada saya beserta para saksi. Kemauan itu Notaris susun dan tulis dalam perkataan-perkataan sebagai berikut:

“Aku, Raja Zombigaret, akan memberitahukan sebuah rahasia kepada kamu, anakku. Rahasia ini harus kamu jaga dari orang luar. Untuk itu, sebelum membaca keseluruhan Surat Wasiat ini, kamu harus melakukan sumpah.”

“Anakku, kepergianku mungkin terjadi lebih cepat dibanding ayah anak-anak lain di sana. Tapi tidak apa, karena tujuan keluarga kita bisa sedikit tercapai.”

“Untuk melakukan rencana kita menghancurkan negara, kita tidak bisa terang-terangan melakukan serangan. Itu cara kuno, yang bisa membuat kita kalah. Yang harus kita lakukan adalah membunuh mereka sedikit demi sedikit serta perlahan. Bahkan, buat mereka membunuh teman dan keluarga mereka sendiri, agar saatnya nanti, mereka hanya tinggal sedikit, itu pun yang sudah sangat lemah.”

“Rokok itulah yang menjadi senjata kita. Dengan merokok, mereka perlahan akan lemah, berpenyakit dan mati. Mereka tidak akan tahu, kalau mereka sedang membunuh tanpa sadar. Lihatlah foto-foto yang terlampir ini, itulah wajahku dan mereka yang sesungguhnya.”

hawadis howhaw

hawadis howhaw

“Untuk membuat rokok digemari, aku memulainya dengan memamerkan kenikmatan merokok. Aku bayar bintang besar untuk mengiklankannya. Tak peduli dengan tubuhku, yang penting negara mereka akan dipenuhi orang-orang berpenyakitan sepertiku.”

“Sekarang paru-paru dan mulutku didiagnosis terkena kanker. Aku tidak bisa melanjutkan perjuangan menjatuhkan negara yang penuh orang-orang bodoh ini. Untuk itu, aku membuat Surat Wasiat agar kamu dan semua keluarga kita bisa melanjutkannya.”

hawadis howhaw

“Tapi jangan salah sangka dulu. Aku tidak menyuruhmu untuk menghisap rokok yang mematikan itu. Cukup gunakan ilmu dan kedudukan yang telah kamu kuasai. Untuk, praktik memamerkan nikmat merokok, mereka akan melakukannya sendiri, sebab candu rokok pada mereka sudah melekat.”

“Cukup aku yang menderita karena rokok di keluarga kita, tapi biarkan mereka, orang-orang di negara ini, menderita dalam kenikmatan merokok. Agar kita lebih mudah menguasainya.”

“Memang ada pemuda dan orang pemerintahan yang pintar di negara ini, bahkan sudah menyebarkan video dan gambar cara kerja asap rokok yang merusak tubuh, yang mereka dapat dari negara yang gagal kita kuasai sebelumnya. Kamu bisa menontonnya di kaset yang aku sertakan dengan surat ini.”

“Tapi kita bisa mengatasinya. Berikan mereka beasiswa pendidikan, maka mereka akan tutup mulut tentang bahaya merokok. Pemerintahnya pun pasti akan diam,  sebagai rasa terima kasih karena kita membantu negaranya.”
hawadis howhaw
“Saat ini, tahap candu mereka sudah terbilang parah. Berarti sedikit lagi mereka bisa kita tundukkan. Saat candu mereka mencapai puncaknya, kita tarik semua rokok, biarkan mereka meminta memelas. Saat itu baru kita berikan syarat yang berat.”
“Tapi sebelumnya, kamu harus menjauhkan mereka dari makanan yang bisa membuat mereka kehilangan candunya. Perusahaanmu sudah benar dalam memasarkan kenikmatan kopi, karena dengan minum kopi, mereka yang perokok akan semakin kecanduan.”
“Serta, jangan sampai ada yang mengiklankan kenikmatan makan buah, khususnya pisang, apel dan jeruk. Karena buah-buahan tersebut, ditambah lagi sayur dan susu, bisa membuat rasa rokok jadi tidak enak. Buatlah produk yang mengandung bahan tersebut, tapi sedikt saja, pasarkan dengan meriah khasiat buahnya, agar diterima luas. Itu tidak akan berpengaruh besar jika dibandingkan mengonsumsi buah-buahan dan sayur segar secara langsung.”
“Sepertinya, paru-paru dan mulutku sudah tidak bisa bekerja, aku sudahi wasiat ini. Ingat, biarkan mereka yang bodoh itu saja yang merokok, kamu dan keluarga kita, jangan!”
hawadis howhaw
Demikan isi Surat Wasiat ini. Dihadiri oleh saksi:
1. Howhaw (Anak pertama)
2. Silvia 
3. Alfianda
Nomor 2 dan 3 adalah pegawai kantor Notaris. Sudah dibacakan di hadapan para saksi dan langsung dibubuhkan tanda tangan.*
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba "Diary Sang Zombigaret"
hawadis howhaw
*) 587 kata
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Diary Sang Zombigaret: Surat Wasiat Zombigaret Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

24 komentar:

  1. gak tau kenapa aku jadi sedih ya -_-"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau dipuk-puk?

      sedih ga apa-apa, asal tidak diikuti dengan merokok. :)

      Hapus
    2. Yah, malah pak guru yg minat banget. :p

      Hapus
  2. Yg paling parah itu perusahaan banyak yg jd jadi sponsor olahraga sm acara musik yg notabene anak muda banget, jadinya ya semakin meluas aja brandnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, itu konspirasi dan sudah terjadi sejak lama, mau dihilangkan pun sudah mengakar di berbagai bidang. di sinilah pemuda harus sadar, mau meneruskan atau melawan. dan ingat, rokok itu bencana, jangan dibecandain, entar malah dianggap biasa dan makin banyak penggunanya.

      Hapus
  3. Ngeri amat yang bagian kanker..
    Tapi sejak SD kelas 3, aku nggak pernah (coba-coba) ngerokok lagi hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyoba ngerokok lagi? SD? cepet amat lu Nggo kenal ama rokok.
      tapi syukur deh, nggak sampe ngedekin dan menjadi pemakainya.

      Hapus
  4. kampret lo haw :(

    gambarnya serem banget :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. tau, kamu Ganteng... tapi jangan merendahkan yg serem begitu dong...hahaha

      Hapus
  5. Wah mulai banyak yang ikutan nulis beginian yaa. keren nih emang idenya si zombi. Semangat menghajar dan menemani orang-orang yang tidak merokok \:D/

    BalasHapus
    Balasan
    1. namanya juga lagi ikutan lomba... ya banyak yg bahas lah... :D
      merokok itu bikin pengap sekitar, mari basmi kepengapan. *ini apa*

      Hapus
  6. gue heran di Indonesia iklan rokok dibawahnya bertuliskan "Rokok Membunuhmu", tapi tetap aja dipasarkan. Tapi rokok ada baiknya juga, rokok bisa mengurangi populasi penduduk. Yah, bisalah bantu program dua anak lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga ada baiknya Li.... mungkin kalo dipikir bisa mengurangi penduduk, itu iya, tapi diikuti terjangkitnya orang lain yg nggak merokok (pasif). Kalo ngerokok didukung sedikit aja, entar mereka makin punya alasan, walau nyeleneh. makin banyak yg ngerokok, makin banyak yg menjadi korban asap. Harusnya perusahaan rokok membuat rokok yg ramah lingkungan, yg aasepnya ga ngeganggu lah. kayak motor gitu. :p

      Hapus
  7. Untung gue bukan perokok, dari dulu gak pingin yang namanya ngerokok. Alhamdulillah. :/

    BalasHapus
  8. saya sendiri enggak perokok, tapi paling males kalau ada yang ngerokok di samping saya. dia enggak nyadar kalau asepnya ganggu banget.
    anak-anak juga perlu perhatian kusus, karena mereka semua biasanya punya rasa ingin tahu yang besar. pengen nyoba ini, pengen nyoba itu.

    pemerinta mungkin merasa dilema karena rokok, kayak makan buah simalakama. tapi apa mungkin enggak ada solusi yang benar-benar cerdas untuk kasus seperti ini buat pemerintah, masyarakat, dan produsennya sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. buatlah rokok yang ramah linkungan, yang tidak berasap dan dibuat dari bahan-bahan alami.
      #iyakali

      Hapus
  9. kadang-kadang gue jadi perokok pasif -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Kalo kata dosen, jadilah mahasiswa aktif, jangan yg pasif" tapi ga berlaku untuk perokok lho ya. Beri dia minum susu, kali aja rasa rokoknya jaid ga enak.

      Hapus
  10. wawww. keren bgt tulisan lo haw. bener juga sih ya kalau dipikir, semuanya saling berhubungan. untung gua gk merokok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak tau juga sih ini beneran apa kagak, aku cuma ngarang berdasarkan ide saja kok. tapi kalo diperhatiin dengan seksama, kayaknya benerlah.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~