Di Balik Pengakuan Selalu Ada Kepalsuan

Assalamu’alaikum...

Pernah dong ya, punya temen yang mendadak mengaku kalo dia sebenarnya jatuh cinta sama kamu. Atau pernah juga kan ya, punya temen yang tingkahnya ngeselin dan akhirnya mengaku tingkahnya tersebut agar dia diperhatiin.  Mungkin pernah juga punya sahabat yang mendukung kamu pacaran sama ‘Sianu’ tapi belakangan dia mengaku kalo dia juga mencintai pacar kamu itu. Pernah kan ya?

Waktu kecil, kita pasti pernah ngerasain yang namanya nyolong buah tetangga, dan baru mengaku saat ditanya waktu udah remaja. Udah ngaku aja. Atau mungkin tadi saat malam mingguan kalian ngakunya mau jalan ke mal ama temen, tapi nyatanya ke taman kota bareng pacar? Ngaku deh.

Jadi kali ini saya mau membahas tentang pengakuan. Banyak misteri dibalik pengakuan. Ada kejujuran saat pengakuan dilontarkan. Terkadang juga terselip tipuan dibalik pengakuan. Tak jarang saat mengaku tercipta pedih. Tak jarang juga timbul haru saat pengakuan terlantun lirih. Namun yang jelas, selalu ada keterpaksaan dalam pengakuan. Terpaksa harus mengutarakan, atau dipaksa untuk menjelaskan. Semua tersimpan dibalik kata pengakuan.

Kalo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengakuan adalah proses mengakui. Di kamus yang sama, mengakui diartikan sebagai pernyataan dirinya bersalah. Pada intinya, mereka yang mengaku, adalah mereka yang salah. Kan ada itu lagu yang mengaku bujangan padahal cucunya segudang. Note: Orang yang mengaku = orang yang salah.

Kita semua tau kan, setiap orang yang datang untuk mengaku, pasti memasang wajah lesu, pertanda telah melakukan kezaliman terhadap orang lain. Saran aja nih ya, kalo ada temen kamu yang mengaku cinta sama kamu, jangan terima, karena dia adalah orang yang salah. Terlebih jika dia ngakunya cinta udah lama, berarti dia jadi orang yang salah udah lama banget. Jangan diterima! Hidup ini akan lebih indah jika dilalui bersama orang yang benar. Pilihlah mereka yang tidak pernah mengaku cinta tapi tindakannya selalu diiringi rasa cinta terhadapmu. #KayaknyaBegitu

hawadis howhaw
KapanLagi.ComImage

Masih ga percaya kalo pengakuan itu selalu diikuti oleh kesalahan? Coba perhatikan iklan-iklan itu. Banyak yang mengaku memberi kelebihan produknya, tapi nyatanya tersimpan kepalsuan dibaliknya. Mengaku paket internetnya berkuota besar, jaringan luas dan cepat, tapi cuma di jaringan 4G di pagi hari. Mengaku dapat memutihkan kulit dalam satu minggu, asal kulitnya ga hitam terlebih dulu. Mengaku akan mengurusi negara selama 5 tahun, negaranya kurus dianya yang gemuk. Palsu.

Kalo tiba-tiba ada orang yang mengaku nabi, kalian percaya nggak? Biasanya nggak kan. Itu yang dirasakan Malin. Makanya saat ibunya mengakui Malin Kundang anaknya, si Malin Kundang ga percaya. Karena yang mengaku itu biasanya palsu. Itu. Ditambah lagi kalo Malin Kundang mengaku, entar ibunya malah yang ga percaya dan bilang dia palsu. Tuh kan ribet.

“Benarkah kau anakku, Malin?” << yang kayak gini nih dialog ga percayanya.

Tapi kan ada yang mengakunya benar? Kayak pengakuan penjahat gitu.

Iya, tapi artinya yang terjadi dan dibicarakan sebelumnya itu palsu. Jadi gimana dong biar ga jadi orang yang ngaku-ngaku? Ya dengan berkata jujur sejak awal, jangan pernah menyimpan perbuatan yang pada akhirnya harus kamu akui. Ingat, memang tidak mudah berbuat dan berkata jujur, tapi dengan selalu menjunjung kejujuran, semuanya akan menjadi semakin mudah. Itu.

Bukannya kenapa, perkara pengakuan yang dipendam lama ini bisa menimbulkan kesalahan lain di depannya. Coba misalnya kamu mengaku anaknya pak presiden padahal bukan, sekalinya kamu pake lengan pendek, orang protes sama kamu. Eh kamu mulai mengaku sebenarnya kamu bukan anaknya presiden, bisa mati kamu. Menyinggung presiden, menipu masyarakat dan mempermalukan baju lengan pendek.

Singkatnya, sih, kalo kamu benar, kamu ga akan perlu mengaku. Orang-orang pasti udah tau, atau mungkin akan tau dengan sendirinya. Pernah lihat tentang demo pelajar di zaman penjajahan yang menuntut menolak UN karena pengakuan kecurangan? Kan ga ada, mereka ga pernah mengaku. Antara ga perlu dengan ga mau ketahuan sih.

Yaudah, mending jujur-jujur aja. Memang negeri ini aneh sih, untuk berkata jujur saja orang harus minta maaf, padahal jujur itu kan wajib. “Maaf, kalo boleh saya mau berkata jujur.” Ppppffffftttt. Orang yang mengaku akan berkata jujur, berarti selama ini dia telah berkata bohong. Biasanya begitu. Dan orang yang mengaku telah berkata bohong, berarti dia bohongnya udah lama.

Tapi ada suatu keadaan di mana pengakuan itu diperbolehkan, saat ada orang lain yang turut mengiyakan. Bahkan mengaku beriman pun, kalian tetap memerlukan saksi kan? Kamu mengaku anak pak lurah, dan warga mengiyakan. Ga akan masalah. Itulah pentingnya memiliki teman, mereka bisa menunjukkan kebenaran saat pengakuan tak bisa jadi landasan. Coba saja saat ibunya Malin Kundang dulu ada temannya yang mengiyakan, kan Malinnya bisa percaya. #Kayaknya

Oke saya ngaku, saya ga tau isi tulisan di atas apaan. << palsu. Jangan terlalu serius menanggapinya, karena ga semua isinya bener. Semoga saja ada sebersit kalimat yang bisa dijadikan pelajaran. Memang sih kebanyakan hanya ungkapan tanpa landasan, tapi jika bisa mengambil sebuah pelajaran, bukankah itu menjadi kepuasan? 

Pesan terakhir nih, akhir postingan ini maksudnya, jangan pernah membiasakan untuk melapisi kebenaran dengan pengakuan. Sebab pengakuan itu selalu berada dalam dua keadaan. Diikuti kesalahan atau mengikuti kesalahan. Tapi kalo udah terlanjur menutupi kebenaran dengan kebohongan, NGAKUNYA SECEPAT MUNGKIN!



Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Di Balik Pengakuan Selalu Ada Kepalsuan Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

14 komentar:

  1. Tak usah percaya sama iklan. Semua hoax...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan hoax sih, tapi lebih ke arogan. ya, namanya juga buat narik konsumen.

      Hapus
  2. ya deh gue ngaku pernah nyolong buah tetangga -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti kamu salah. kalo bener, ngakunya ama tetangga kamu dong.

      Hapus
  3. aku gak pernah ngaku karena gak ada yg aku tutupin. gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya... begitu. jujur jujur aja lebih asyik.

      Hapus
  4. in my opinion, kalo orang yang mengaku = orang yang salah, masih lebih baik dia melakukan pengakuan meskipun itu terlambat dan meskipun itu dianggap salah, dibandingkan orang yang salah dan diam selamanya.. karena bisa jadi kesalahan yang bersumber dari terpendamnya sebuah pengakuan dapat berakibat fatal untuk banyak hal.. cmiiw.. *bingung saya juga sama komen sendiri* :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Nola, itu udah dijelaskan juga kok tentang pengakuan yg lama dipendam (ngaku anak presiden misalnya), diakhir postingan juga disarankan untuk segera ngaku kalo udah terlanjur masuk tahap pengakuan. postingan ini maksudnya jangan biarkan diri memasuki tahap harus mengaku, yg artinya berkatalah jujur di semua waktu, jadi ga perlu ngaku akan hal yg ditutup-tutupi. gitu.

      *postingan saya memang enjelimet kok :P*

      Hapus
  5. hahaha, logika berfikir yaaang....unik dan memusingkan, tapi emg bener juga siih.hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak... biasa ada yg muntah lho sehabis baca di blog ini...
      karena yg nulis rada howhaw (gila gimana gitu), jadi bacanya juga dengan mode: howhaw.
      :p

      Hapus
  6. Jadi.. Pick up line yang ini > "Mengaku dapat memutihkan kulit dalam seminggu. Asal kulitnya nggak hitam lebih dulu." Maksudnya nyindir postingan saya tentang body lotion yang kemarin, Haw? Ngaku, nggak?! #SebuahPengakuan

    Mau salah, mau benar, tetap saja namanya pengakuan. Dan.. Tidak selamanya pengakuan itu keluar dari mulut orang yang bersalah. Begitu, Haw?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan. ga nyinggung sama sekali. *pengungkapan*

      iya begitu. intinya sih, jujur-jujur aja.

      Hapus
  7. Ngakak bangeeeet di bagian "Benarkah kau anakku Malin?" xDD

    Eh bang, makin keren aja nih headernya. Ini gak ada palsu-palsunya lho ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus deh kalo masih bisa bikin ketawa Meg... kebanyakan sih ikutan howhaw. :p

      itu lagi ikutan lomba, entar juga dibalikin ke header semula kok.

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~