Fiksi Kilat: Tangkapan Ikan Untuk Ibu

Setelah sebulan terakhir lukah (pukat) yang aku pasang tidak memberikan hasil, malam ini aku panen besar. Dengan senyum tersungging aku membayangkan wajah semringah ibu menyambut hasil hari ini. Kami tidak akan kelaparan dan bertengkar lagi. Terutama, aku tidak akan bertengkar dengan penduduk kampung yang ikannya aku curi.

Danau Gunung Tujuh tempat aku memasang lukah, kalau malam terkenal angker. Sudah beberapa hari ini sering ditemukan korban dengan bekas luka cakaran binatang.

“Makhluk jadi-jadian itu harus kita musnahkan!”

“Apa makhluk jadi-jadian ini juga merupakan pengikut Lbei Sakti?”

“Tidak mungkin, Lbei Sakti selalu menjaga kejernihan air danau untuk kita.”

“Jadi siapa makhluk itu? Dan apa tujuannya sampai mengambil jantung korban?”

Ah, itu penduduk sedang berkumpul di rumah pak RT, pasti malam ini ditemukan korban lagi. Tak mau peduli dengan urusan makhluk tersebut, aku langsung menuju larik (rumah).

“Anwar, ibu kamu War! Ibu kamu,” teriak tetanggaku.

“Kenapa dengan ibu?”

“Dia meninggal, tubuhnya terkoyak. Jantungnya pun tidak ada, sekarang sedang dikremasi penduduk di rumah pak RT.”

Aku bergegas ke rumah pak RT. Dalam perjalanan, semua ingatanku sore tadi tentang pertengkaranku dengan ibu karena tidak ada makanan, kembali membayang.

“Aku belum minta maaf. Ibu....”

Bruukkk...
Aku tersandung lalu terjatuh. Sama seperti saat aku berlari meninggalkan ibu di larik saat menuju danau. Saat aku bangkit, muncul di depanku pria tua dengan jubah hitamnya. Iya, pria yang sama, yang aku temui di danau, yang memberitahukan cara menangkap banyak ikan.

“Anwar, kalo kamu memang mau dapat ikan yang banyak, aku akan menghilangkan kesadaranmu dan memberimu kekuatan. Sekarang, ambillah jantung orang yang kau ajak bertengkar terakhir kali sebagai umpan lukah!”


“Diikutsertakan dalam Flash Fiction Pipet. Setting tempat: Kerinci”

hawadis howhaw

Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Fiksi Kilat: Tangkapan Ikan Untuk Ibu Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

26 komentar:

  1. gile. nggak nyangka gua ternyata endingnya gitu. parah amat ya. mungkin karena di alam bawah sadar. keren haw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Misteri memang selalu diiringi hal yg tak terduga... ga tau juga sih, ngambil jantung orang itu keren apa enggak... :p

      Hapus
  2. bener bener flash yg memukau *prok prok*

    BalasHapus
  3. jadi ikannya yang nantinya makan jantung-jantung para korbannya ? *mata berbeling-beling

    BalasHapus
    Balasan
    1. *Itu mata apa kuda lumping?*

      ...dan ikan-ikannya dimakan oleh penduduk yg lain.

      Hapus
  4. Ternyata angkernya gitu, dibuat gak sadar biar ambil jantung orang....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hati-hati... sekarang jg banyak yg begitu, diam-diam jantung kita diambil... kemudian dicampakkan... PHP doang *tentang apa ini*

      Hapus
  5. Untuk lomba, ya? Good luck, ya :)

    BalasHapus
  6. Ahhh gila, parah banget jantung ibunya sendiri :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ngambil jantung kamu, entar dikira modus :p

      Hapus
  7. Misi bang mau kasih tau kalo ada award buat kamu liat di blog saya atau disini
    http://www.andherlyanrw.com/2014/05/the-liebster-award.html jangan dihapus yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. widiw... terima kasih... ga diapus kok... pemberian itu kan banyak mengandung arti... #apasih

      Hapus
  8. sukses kompetisinya bro. wah udah banyak ternyata yg ngasih Award.. ini aku juga mau ngasih tau kalau kamu dapet award dari aku... --> http://bloggustian.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award.html :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, terima kasih bang Cadel.
      widiw... award lagi... :)

      Hapus
  9. Jadi, yang ambil jantungnya ibunya sendiri itu anwar sendiri? :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, demi memberikan ikan pada ibunya... #anehkan

      Hapus
  10. Baru baca. Lumyan buat merinding :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. wiw...selamat menikmati kemerindingan, #kayaknya

      Hapus
  11. penyesalan selalu datang terlambat. kita mendapatkan banyak hal positif dari cerita ini.
    Goodlauck ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak guru.
      semoga bisa memberi arti... terserah deh dalam artian apaan. :D

      Hapus
  12. Beuh, kata-kata tubuh terkoyak buat gw mau muntah, hahaha.. Kebiasaan nih gara-gara menghayati tulisan suka gini gw,, :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan cara mas Feby menghayati seperti itulah yang gue ingin dapetin.... biar gue bisa dapet feelnya di tiap tulisan \:D/

      Hapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~