Kebenaran di Balik Terjadinya Tawuran

Assalamu'alaikum...

Tawuran... tawuran.. dan tawuran... entah kenapa tren remaja sekarang mulai kembali ke arah kekerasan. Tidak hanya yang tingkat perguruan tinggi atau SMA saja, bahkan SMP pun sudah mulai menggandrungi tren tawuran ini.

Semua orang pasti juga pada tau kalo penyebab tawuran seringkali merupakan hal yang sepele dan hanya permasalahan satu atau dua orang saja. Yaaa... seperti hanya persoalan "pacarnya diganggu". Kejadian awalnya mungkin si cowok ini duduk murung di kelasnya karena pacarnya diganggu anak sekolahan lain. Trus temen-temennye dateng.

"Lo kenapa bro?"

"Pacar gue diganggu anak seberang ni."

"Ayo kita bantuin bro."

Dhuaarrrr tawuran deh....
Jadi hati-hatilah anda dalam pacaran, karena pacaran bisa memicu tawuran. hehehe

Sejak kecil saya sering nonton acara dokumenter tentang kehidupan binatang. Dan mengenai tawuran ini, saia pernah menyaksikan juga ternyata dalam kehidupan fauna pun terjadi tawuran. Dalam acara tersebut, sebuah  keluarga besar monyet yang terdiri dari monyet  betina, anak-anak, remaja dan balita. Ada satu monyet jantan yang badannya lebih besar dari yang lainnya, itulah pemimpinnya sekaligus pelindung bagi kelompoknya. Sekolompok monyet yang terdiri jantan semua (gengster mungkin kalau di kalangan manusia) selalu datang mengganggu. 

Sang pemimpin keluarga monyet itu kadang berhasil mengusir mereka hanya dengan teriakan. Tapi monyet gangster tersebut datang kembali karena tujuan mereka adalah untuk mengusir monyet ketuanya dan mengambil kekuasaannya.Sampai akhirnya gengster itu benar-benar mengalahkan monyet ketua. Salah satu anggota gengster itu kini mengambil alih kekuasaan. Setelah itu terjadilah sejumlah perilaku yang betul-betul mengagetkan saia.

Para gangster itu membunuh semua monyet-monyet kecil anak kandung ketua  yang terusir. Monyet-monyet betina diperkosa. Salah satu monyet yang hamil bergelantung di dahan dan menjatuhkan diri ke tanah dengan posisi perut menimpa bumi, sehingga bayi di kandungannya mati (aborsi).

Di tempat lain, monyet mantan ketua yang terusir, kini bergabung dengan kawanan monyet jantan lainnya. Tidak diceritakan lagi bagaimana pengamatan berikutnya pada monyet ketua ini, tapi saya menduga monyet terusir itu yang kini menjadi anggota gengster kawanan monyet jantan, akan melakukan persis yang dilakukan kawanan monyet jantan terhadap keluarganya. Dan lingkaran kekerasan ini akan terus bergulir. Maklum, namanya juga monyet.

Saia sama sekali tidak menyamakan manusia dengan monyet atau percaya teori Darwin. Bukan. Tapi saya yakin Allah menciptakan binatang-binatang membawa pelajaran buat kita. Monyet dan makhluk lain (juga manusia) ternyata selalu tergoda pada perkelahian untuk mencari atau mempertahankan “harga diri”. Tapi berhubung monyet tidak tidak belajar pendidikan moral pancasila atau resolusi konflik, wajar saja kalau mereka tak tahu betapa pentingnya EMPATI: merasakan dan menghargai orang lain seperti menghargai diri sendiri. 

Nah, kita sebagai manusia yang berpendidikan, bernorma, ber-Tuhan, berkasih, bersayang, ber ber ber lah pokoknya, janganlah membiasakan diri untuk berkelahi dengan orang lain. Bukankah Tuhan menyuruh kita untuk saling menghargai dan menghormati serta menyayangi orang lain? Disayangi itu indah, menyayangi itu mengindahkan, saling menyayangi itu indah yang mengindahkan.

jadi, mari kita saling menyayangi, saling menghargai. Hargai yang tua, hargai yang muda, hargai yang kuat, hargai yang lemah. Karena jika tidak menghargai orang lain maka orang tersebut akan mencari hal lain yang membuat dirinya dihargai meski itu dengan tindakan menyimpang.

Mari ciptakan kedamaian!
(kayak superhero saja. heheh...)
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Kebenaran di Balik Terjadinya Tawuran Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

0 Comments:

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~