Bisakah Menjauhi Takdir?

Assalamu'alaikum....


Malem para netters semua...malem-malem gini enaknya memang tidur, tapi bagaimana dengan orang yang sedang dilanda penyakit "susah tidur" alias insomnia??? ya...solusinya jangan tidur saja...(ini sih bukan solusi) hehehe...
Daripada pikiran menerawang kemana-mana dan belum jelas tujuannya, mending kita saling berbagi saja malam ini. Terserah mau berbagi apa, asalkan yang dibagikan itu baik bagi sendiri dan orang lain. Malam ini ane mau berbagi kisah nih...

howhaw 

Di atas bukit nan jauh....Teletubies bermain-main.....
(ini lagi si kecil, malah cerita dipsy, lala...bukan itu kisahnya,,, besok sekolah, tidur sana...!)

Di suatu rumah pejabat Korea (ane pilih Korea, karena akhir-akhir ini lagi ngetrend) yamg bernama Lee Mong Tse, disingkat LEMOT, terdapat seorang tamu. Tamunya ini bukan tamu yang sembarangan, dia dikenal dapat berinteraksi dengan makhluk lain. Tentu saja Lemot dapat memperoleh teman tamu seperti itu, karena Lemot sendiri juga bukan orang yang sembarangan. Lemot merupakan pejabat Korea yang memiliki kemampuan dapat melihat makhluk yang tak dapat dilihat oleh sembarang orang, seperti jin, tuyul, malaikat, setan dan sebangsanya. Tamunya tersebut berasal dari Indonesia dan bernama Sultan Juragan, disingkat SUJU.

'Apa kabar dirimu Suju?'

'Baik....lalu dirimu?'

'Aku pun begitu. Oh iya, bagaimana bisnis kita di negaramu Suju? apakah sudah ada perkembangan?'

'Malah sangat pesat, sampai-sampai tujuan utama kita malah menyimpang.'
'Maksudmu?'

'Bisnis kita dalam memperkenalkan Korea melalui film, boyband, girlband yang bertujuan untuk membangkitkan negara Indonesia untuk turut andil memperkenalkan Indonesia ke dunia luar malah berubah menjadi 'Penjiplakan'. Padahal awalnya kita mau memapah Indonesia agar menampilkan ke-Indonesiaannya, eehh....malah Indonesia mau berubah seperti Korea...hadooohhhh....'

Tiba-tiba malaikat maut datang memberi salam kepada kedua orang itu. Lemot sangat terkejut, dan dengan segera bertaburanlah berbagai pertanyaan di kepalanya.

"Ada apa gerangan?" "Kenapa malaikat maut datang ke sini?" "Apa aku pernah berbuat salah padanya?" "Apakah ada keluargaku yang akan dijemputnya?" 

"Setelah 7icon, apa akan ada lagi orang Indonesia yang mau mencontek Korean?"

Dengan banyaknya pertanyaan di kepalanya, Lemot memohon diri sebentar untuk pergi ke toilet. Ketika Lemot berdiri dari duduknya, tatapan Malaikat Maut terus tertuju pada Lemot. Tatapannya tersebut mengisyaratkan bahwa sang Malaikat  Maut sedang memikirkan sesuatu tentang Lemot.

Lalu Malaikat Maut duduk di samping Suju dan berbincang-bincang. Tak lama setelah itu, Malaikat Maut mohon diri sebentar.

Tak lama setelah Malaikat Maut mohon diri. Lemot datang dari arah toilet.
'Suju...Ada apa gerangan Malaikat Maut sampai tiba ke sini?'

'Oooo...dia datang hanya untuk memberi salam dan mendoakan agar Indonesia menjadi sejahtera.'

'Apa benar hanya itu? tatapannya tadi seolah dia akan mencabut nyawaku hari ini.'
'Mungkin hanya perasaanmu.'
'Tidak mungkin "ini hanya", aku sangat yakin, dia pasti akan mencabut nyawaku, makanya dia datang ke sini. Suju, kamu kan punya permadani terbang, pinjamkanlah aku sekarang, aku mau pergi dari sini sementara, aku mau pergi ke puncak menara Eifel untuk menyelamatkan nyawaku.'
'Baiklah, jika itu maumu. Ini aku pinjamkan permadani terbangku.'

Lemot mengambil permadani terbang dari Suju. kemudian dia langsung beranjak pergi ke taman depan rumah untuk menaikinya. Ketika Lemot hendak keluar, ia berpapasan dengan Malaikat Maut. Dan Malaikat Maut pun masih menatapnya dengan tatapan yang sama. Lemot mempercepat jalannya, dan langsung menaiki permadani terbang serta memacunya dengan kecepatan tinggi.

Di dalam ruangan, Malaikat Maut kembali memberi salam kepada Suju. Dan pada kesempatan ini, Suju memberanikan untuk bertanya.

'Wahai Malaikat Maut, kenapa tatapanmu terlihat aneh dan keheranan ketika melihat Lemot?'

'Tentu Saja aku merasa heran wahai Suju, sebelum aku ke sini, Tuhan telah memerintahkanku agar mencabut nyawa si Lemot di ujung menara Eifel sebentar lagi. Tapi kenapa dia masih ada di sini? Tentu tidak mungkin perintah Tuhan ini salah.'

'Memang tidak salah, baru saja Lemot meminjam permadaniku untuk menuju ke ujung menara Eifel. Selesaikanlah sana tugasmu sesuai perintah Tuhan. Innalillahi wainna ilaihi rooji'uun.'

Lihat tuh guys, meskipun si Lemot telah berusaha menjauh, tapi kematian tetap ia dapatkan. Seberapa kuat pun kita menjauhi tetap saja kita akan mendapatkannya. Baik yang dijauihi itu perkara baik maupun perkara buruk.

Seorang hamba berusaha menjauhi cobaan dengan mendekatkan dirinya pada Tuhan, tetap saja dia akan memperoleh berbagai cobaan. Seorang siswa berusaha menjauhi pelajaran yang tidak disukainya, tetap saja nanti dia akan dipertemukan dengan pelajaran tersebut. Menjauhi hanyalah menunda sementara dalam pikiran manusia. Menjauhi hanyalah perbuatan memalingkan wajah saja secara semu sedangkan raganya tetap. Seberapa kuat pun anda menjauhi sesuatu, suatu saat nanti anda akan dihadapkan dengan sesuatu tersebut. 

Bahkan, pada awalnya, nabi Yusuf selalu berusaha menjauhi Zulaikha, tapi pada akhirnya nabi Yusuf malah mendapatkan Zulaikha (yang menjadi lebih baik) sebagai istrinya. Sekali lagi, menjauhi bukan berarti tidak akan mendapatkan. Sekarang terserah anda, mau tetap berusaha menjauh atau tidak??

Yang jelas, menjauh juga harus memiliki niat. Jika niatan menjauhi itu lebih baik, seperti menjauhi maksiat, maka Insya Allah, Allah akan membantu anda ketika berhadapan dengan maksiat tersebut dan mengganjar sikap menjauhi anda dengan hal yang lebih baik. Tapi jika anda menjauh dengan niatan buruk. seperti menjauhi kerabat miskin agar tidak mengganggu, maka Allah akan menyempurnakan kesulitan anda ketika bertemu dengan kerabat miskin anda nantinya. 

Jadi, menjauh harus dipikir dengan sangat jauh juga, yang penting niatkan dengan baik, ikhlaskan hati dan bertawakal pada Ilahi. Semoga anda dapat MENJAUH dengan baik dan benar sehingga anda bisa mendapatkan yang lebih baik dan memang benar untuk anda (kayak slogan indosiar...hehehe)...



Senja yang jatuh di pelupuk matamu, kekasih
adalah sebait lagu melankolis yang mengalun pilu
pada barisan waktu, 
dan seketika luruh 
lalu menjelma laksana pusara beku
dari helai-helai rindu 
yang terserak hambar sepanjang jalan

“Kesendirian yang menyesakkan,” gumammu gusar.
Dan setangkup asa yang telah kau simpan diam-diam dalam hati
seperti berpendar lembut, juga sia-sia,
menerangi gelap malam serta kelam matamu.

“Pada akhirnya, saat semuanya usai, 
cahaya di ujung lorong akan meredup perlahan, 
lalu lenyap bersama harap”, katamu getir

Dan sebuah cinta yang menjauh akan membuatmu
tersentak sadar 
pada luka kehilangan dan impian yang kandas
di batas cakrawala, 
dan hening tak bertepi

Fajar yang merebak dari bening matamu, kekasihku
adalah serupa kerlip kunang-kunang, 
yang mengisi ruang hampa di sanubari
namun mengguratkan pedih menikam pada sisinya

Dan saat geliat asmara menguap deras ke langit
menyisakan jejak-jejak sunyi
pada redup lampu merkuri,
langkahmu gamang menyusuri
perjalanan menuju tiada
sembari bertanya dengan lidah kelu
apakah luka yang tersayat ini, 
kelak dapat menjelma menjadi permata?
Mungkin.......


SELAMAT BERJAUH-JAUHAN.......
Previous Post
Next Post

Oleh:

Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Bisakah Menjauhi Takdir? Apabila ada pertanyaan atau keperluan kerja sama, hubungi saya melalui kontak di menu bar, atau melalui surel: how.hawadis@gmail.com

1 komentar:

  1. Ini kenapa saya sendiri yang malah jadi ketampar anjer... T.T astaghfirullah...

    BalasHapus

--Berkomentarlah dengan baik, sopan, nyambung dan pengertian. Kan, lumayan bisa diajak jadian~